Latar Belakang : Kecamatan Wangon merupakan peringkat ketiga untuk PUS yaitu sebanyak 14.475 orang yang melakukan KB aktif dengan pemakaian jenis kontrasepsi yang digunakan yaitu suntikan 7.133 orang (49,27%), implant 2.425 orang (16,75%), pil 1.739 orang (12,01%), IUD 1.700 orang (11,74%), kondom 980 orang (6,77%), MOW 453 orang (3,12%), serta MOP 45 orang (0,31%). Akseptor implant di Kecamatan Wangon merupakan jumlah akseptor terbanyak dari 27 kecamatan yang ada di kabupaten Banyumas yaitu sebanyak 2.425 orang (Bapermas PKB, 2014). Implant/susuk KB adalah salah satu jenis kontrasepsi yang pemakaiannya yaitu dengan cara memasukan tabung kecil dibawah kulit pada bagian tangan yang pemasangannya harus dilakukan oleh petugas kesehatan terlatih.
Pembahasan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3 hari pada Ny W umur 41 tahun di Puskesmas Wangon I Banyumas, maka hasil asuhan yang didapat yaitu pelaksanaan sudah sesuai dengan teori dan implant sudah terpasang pada Ny W sebanyak 2 batang.
Simpulan dan Saran : Asuhan kebidanan pada akseptor baru KB implant (indoplant) sudah sesuai manajemen 7 langkah varney, terdapat kesenjangan yaitu pada saat pelaksanaan pemberian konseling serta pemasangan KB implant. Puskesmas Wangon I disarankan untuk melengkapi alat-alat pemasangan KB implant seperti doek lubang agar pelaksanaannya dapat lebih maksimal dan sesuai dengan teori.
Asuhan kebidanan Akseptor baru KB Implant
Triana Safitri. (2015). ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR BARU KB IMPLANT (INDOPLANT) NY W UMUR 41 TAHUN P3 A0 AH3 DI PUSKESMAS WANGON I BANYUMAS TAHUN 2015. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id