Hubungan Berat Bayi Baru Lahir Dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Ibu Bersalin Normal Di Bidan Praktek Mandiri Ny S Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun 2010
Latar Belakang : Perdarahan obstetrik masih menjadi penyebab utama kematian maternal. Perdarahaan bisa disebabkan oleh robekan jalan lahir atau ruptur perineum saat persalinan. Salah satu penyebab ruptur perineum adalah berat bayi. Hasil survey pendahuluan di Bidan Praktek Mandiri Ny. S Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang terdapat peningkatan kejadian ruptur perineum dari tahun 2009 ke tahun 2010, padahal rata-rata berat bayi adalah normal.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan berat bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin normal.
Metode : Metode penelitian ini adalah deskriptif corellational, dengan pendekatan cross sectional. Data diambil menggunakan data sekunder dari form rekapitulasi ibu bersalin pada tahun 2010 dengan teknik pengambilan sampel purposive sample dan instrumen penelitian adalah form rekapitulasi.
Hasil : Dari 90 sampel diperoleh kasus ruptur perineum sebanyak 62 (68,9%) yang terdiri dari ibu yang melahirkan bayi dengan berat 2.500-4.000, ibu yang melahirkan berat < 2.500 tidak terjadi ruptur perineum. Uji analisa menunjukkan nilai p = 0,276. Besar p-value (0,008) <α (0,05) yang artinya Ho ditolak, sehingga dinyatakan ada hubungan antara berat bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum.
Vega Rizkawati. (2011). Hubungan Berat Bayi Baru Lahir Dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Ibu Bersalin Normal Di Bidan Praktek Mandiri Ny S Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun 2010. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id