Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Pada Ny. S G1P1A0 Dengan Hipertensi Di Puskesmas Kedungbanteng Kabupaten Banyumas

XML
Pengarang
Septi Indriwati - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2016
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Kematian ibu menurut definisi WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera (Kemenkes RI, 2014).
Menurut laporan WHO yang telah dipublikasikan pada tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai angka 289.000 jiwa (Irawan, 2015). Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) yang tercatat dalam Dinas Kesehatan Banyumas pada tahun 2014 yaitu 33 orang, dengan rincian 13 orang saat menjalani kehamilan, 5 orang saat persalinan dan 15 orang pada masa nifas. Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Puskesmas Kedungbanteng pada tahun 2015 terdapat 2 kasus dengan penyebab yang sama yaitu preeklamsia. Pada tahun 2015 terdapat ibu hamil 19 orang dengan hipertensi dari 383 ibu hamil dengan risiko tinggi. Melihat data tersebut pihak tenaga kesehatan dan
pemerintah Kabupaten Banyumas memerlukan kerja keras dalam mencapai MDGs ke-5 yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI).
Berdasarkan data (Kemenkes RI, 2014) penyebab kematian ibu selama 2010-2013 diantaranya yaitu perdarahan, hipertensi, infeksi, partus lama, abortus, dan penyebab lain-lain seperti penyakit kanker, penyakit ginjal, penyakit jantung, tuberkulosis atau penyebab lain yang diderita ibu. Dari beberapa penyebab tersebut hipertensi merupakan penyebab kematian ketiga dari faktor lain-lain dan perdarahan. Menurut Green (2012) hipertensi terkait kehamilan merujuk pada hipertensi yang terjadi selama kehamilan. Ada empat jenis hipertensi terkait kehamilan yaitu hipertensi gestasional, preeklamsi, eklamsi, dan hipertensi kronis.
Menurut Cunningham (2012) sebagian besar wanita dengan monoterapi yang hipertensinya terkontrol baik sebelum kehamilan akan tampak baik. Namun para wanita ini berisiko lebih tinggi mengalami preeklamsi superimposed dan solusio plasenta (Oxorn & William, 2010). Apabila terjadi preeklamsi superimposed atau eklamsi, prognosis maternal menjadi buruk karena dapat mengakibatkan terjadinya kematian ibu dan keracunan kehamilan pada janin akibat terganggunya sirkulasi darah ke plasenta. Kematian pada ibu dapat terjadi karena perdarahan otak, gagal jantung dan pecahnya hati (Hanretty, 2014). Sehingga untuk menghindari hal tersebut dilakukan terminasi kehamilan sebelum waktunya. Pada sebagian besar kasus, pilihan metodenya adalah induksi persalinan. Jika serviks belum matang dan induksi sukar terlaksana, sebaiknya dikerjakan Sectio Caesarea (Oxorn & William, 2010).
Sehingga pada ibu hamil dengan hipertensi harus mendapatkan perawatan pada kehamilan atau Antenatal Care (ANC) dengan baik untuk mendeteksi dini terjadinya komplikasi seperti preeklamsi, preeklamsi superimposed, eklamsi, solusio plasenta dan hambatan pertumbuhan janin.
Hasil survei di Puskesmas Kedungbanteng didapatkan data dari catatan medik pada bulan Januari sampai Desember 2015 terdapat 19 ibu hamil dengan hipertensi dari 383 ibu hamil dengan risiko tinggi. Penanganan hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas Kedungbnteng jika usia kehamilan kurang dari 34 minggu bidan desa dianjurkan untuk memantau tekanan darahnya setiap 2 sampai 3 hari sekali serta berkolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi Nifedipin 10 mg, apabila tekanan darah terus meningkat atau tidak dapat ditangani dan kondisinya mengancam jiwa maka dirujuk ke RS untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dengan protap MgSO4, apabila kehamilan sudah mencapai umur 34 minggu maka dirujuk untuk mengakhiri kehamilan (Puskesmas Kedungbanteng Banyumas, 2016).
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi salah satu penyebabnya yaitu hipertensi. Dengan demikian penulis tertarik dalam melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil risiko tinggi dengan hipertensi di Kabupaten Banyumas.

Ibu hamil
hipertensi

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1649
APA Citation
Septi Indriwati. (2016). Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Pada Ny. S G1P1A0 Dengan Hipertensi Di Puskesmas Kedungbanteng Kabupaten Banyumas. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/