Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Keperawatan Pada Tn. M Dengan Tuberkulosis Paru Di Ruang Cendana RSUD PROF. DR. Margono Soekarjo Purwokerto

XML
Pengarang
Dyah Restu Pamuji - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2016
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan suatu infeksi yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ terutama paru-paru dengan gejala yang sangat bervariasi (Junaidi, 2010). Bakteri Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 µm dan tebal 0,3–0,6 µm. Sebagian besar kuman Mycobacterium tuberculosis berbentuk lemak/lipid. Bakteri tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap kimia/fisik. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob yang membutuhkan banyak oksigen, dan daerah yang banyak mengandung oksigen adalah paru (Soemantri, 2009).
Tanda dan gejala dari penyakit TB paru sendiri antara lain demam subfebris, batuk, sesak napas, nyeri pada dada, terjadi penurunan berat badan (Soemantri, 2009). Terdapat pula tanda dan gejala lain yang diantaranya sering berkeringat dingin pada malam hari, mudah lelah karena aktivitas paru-paru terganggu, adanya suara napas tambahan seperti ronchi, wheezing, dan lain-lain (Diguilo & Jackson, 2007).
Pada tahun 2012 jumlah penderita TB paru mencapai 8,6 juta penduduk dan 1,3 juta diantaranya meninggal karena TB paru (termasuk 320.000 kematian dengan kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif). Angka kejadian dan kematian karena TB paru lebih tinggi pada laki-laki, tetapi yang diakibatkan TB paru lebih tinggi pada wanita. Sekitar 95% kematian karena TB paru pada negara berkembang menduduki peringkat 1 sampai 3 dari seluruh penyebab kematian pada wanita usia 15-44 tahun (WHO, 2013 dikutip dari Fachturahman, 2014).
TB paru termasuk salah satu masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Menurut data World Health Organization (WHO, 2013 dikutip dari Fachturahman, 2014), ditemukan kasus baru TB paru dengan Bakteri Tahan Asam (BTA) positif sejumlah 202.319 orang. Total kasus baru untuk semua kategori ditemukan sejumlah 322.882 orang. Berdasarkan laporan evaluasi program pemberantasan penyakit menular di Jawa Tengah dilihat dari indikator nasional program pemberantasan TB paru tahun 2005 angka kasus penderita TB paru mencapai 17.523 penderita. Angka prevalensi sebesar 56,95 per 100.000 penduduk, dengan angka Case Detection Rate (CDR) sebesar 56,95% penduduk. Tahun 2008 angka kasus penderita TB paru 16.748 penderita, angka prevalensi sebesar 54.92 per 100.000 penduduk dengan angka CDR 46,88% (Halim, 2011 dikutip dari Fachturahman, 2014).
Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas pada tahun 2005 menunjukkan jumlah kasus TB paru sebesar 3,9 ribu penderita. Menurut Fachturahman (2014) di semua puskesmas di Kabupaten Banyumas dari tahun 2004-2008 masih ditemukan kasus TB paru BTA (+) sebagai sumber penularan. Penelitian yang dilakukan Sarwani (2010) yang dikutip dari Fachturahman (2014) Case Detection Rate (CDR) TB paru di Kabupaten Banyumas berkisar 40-50% yang menunjukkan, bahwa angka tersebut masih dibawah target, sedangkan program CDR penanggulangan TB paru nasional yang minimal 70%
Terjadinya peningkatan jumlah kasus TB di berbagai tempat pada saat ini, diduga disebabkan oleh berbagai hal, yaitu pengobatan tidak adekuat, program penanggulangan tidak dilaksanakan dengan tepat, terjadinya infeksi endemik HIV, migrasi penduduk, kesadaran diri untuk mengobati sendiri (self treatment), meningkatnya angka kemiskinan, pelayanan kesehatan yang kurang memadai, dan pengetahuan tentang penyakit tuberkulosis (Kartasasmita, 2009 dikutip dari Fachturahman, 2014). Menurut Satria (2012) yang dikutip dari Fachturahman (2014) tinggal di rumah yang kondisinya tidak sehat akan mempercepat terjadinya penularan penyakit TB paru. Ventilasi yang tidak memenuhi syarat, padatnya penghuni rumah, dan kontak serumah dengan penderita TB paru merupakan faktor risiko terinfeksi kuman Mycobacterium tuberculosis (Lin, dkk 2007 dikutip dari Fachturahman, 2014).
Penatalaksanaan untuk pasien TB paru dilakukan dengan cara dua tahap yaitu tahap intensif yang dilakukan selama 2-3 bulan dan tahap lanjutan yang dilakukan selama 4-6 bulan (Sudarsono, 2006 dan Suryo, 2008 dikutip dari Simanullang, 2008). Pengobatan yang wajib dikonsumsi bagi TB paru selama enam bulan yaitu isoniazid (INH/H), rifampisin (R), pirazinamid (Z) (Kemenkes RI, 2014). Selain ketiga obat tersebut terdapat kombinasi dosis tetap (Fixed Dose Combination (FDC)) yang terdiri dari empat anti tuberkulosis dalam satu tablet yaitu rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg dan ethambutol 275 mg. Keempat obat tersebut diminum pada tahap intensif oleh penderita sebanyak 2-4 tablet dalam sehari sesuai dengan berat badan penderita. Sementara kombinasi kedua antara lain tiga obat anti tuberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg untuk fase lanjutan (Nurarif & Kusuma, 2015).
Penulis memilih RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sebagai tempat melakukan asuhan keperawatan karena jumlah pasien TB paru yang banyak dan sebagian besar pasien yang dirujuk ke RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo karena sebagian besar rumah sakit yang sebelumnya peralatan yang kurang lengkap. Berdasarkan hasil pra survey RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto tanggal 16 Februari 2016 didapatkan penemuan pasien TB paru yang rawat inap di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto tahun 2010 sebanyak 170 orang, tahun 2011 sebanyak 191 orang, tahun 2012 sebanyak 174 orang, tahun 2013 sebanyak 219 orang, tahun 2014 sebanyak 144 orang, tahun 2015 sebanyak 172 orang, tahun 2016 pada bulan Januari - Februari sebanyak 16 orang (Rekam Medis RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, 2016).

Tuberkulosis Paru

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1670
APA Citation
Dyah Restu Pamuji. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Tn. M Dengan Tuberkulosis Paru Di Ruang Cendana RSUD PROF. DR. Margono Soekarjo Purwokerto. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/