Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Pre & Post Operasi Herniotomi Dengan Indikasi Hernia Inguinalis Lateralis Di Ruang Menur RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

XML
Pengarang
Tiya Fitriana - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2016
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Menurut Grace dan Borley (2006), hernia merupakan penonjolan viskus atau sebagian dari viskus melalui celah yang abnormal pada selubungnya. Hernia inguinalis adalah kondisi prostusi (penonjolan) organ intestinal masuk ke rongga melalui defek atau bagian dinding yang tipis atau lemah dari cincin inguinalis. Materi yang masuk lebih sering adalah usus halus, tetapi bisa juga merupakan suatu jaringan lemak atau omentum (Erickson, 2009).
Kasus hernia inguinalis di USA (United States America) sekitar 800.000 kasus setiap tahun dan negara Belanda sekitar 33.000 kasus setiap tahun (Ruhl, 2007). Di Indonesia Hernia menempati urutan ke delapan dengan jumlah 291.145 kasus. Untuk data di Jawa Tengah, mayoritas penderita selama Januari-Desember 2007 diperkirakan 425 penderita.
Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia inguinalis lateralis dan hernia inguinalis medialis. Hernia lateralis ditemukan lebih banyak dua per tiga dari hernia inguinalis medialis. Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika inferior. Hernia inguinalis lateralis juga mempunyai nama lain yaitu indirek. Disebut indirek oleh karena keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen melainkan keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu anulus dan inguinalis (Sjamsuhidajat, 2004).
Menurut Dermawan dan Rahayuningsih (2010) hernia disebabkan karena penyakit bawaan sejak lahir, sebagian dinding rongga lemah dan adanya peningkatan tekanan intraabdomen. Gejala yang muncul pada kasus hernia inguinalis lateralis biasanya akan nampak benjolan yang terjadi pada daerah inguinal dan kemudian meluas menuju ke daerah skrotum.
Sebanyak 50% kasus yang sering terjadi adalah hernia inguinalis tidak langsung, di mana pria:wanita memiliki rasio 7:1, sementara 25% untuk kasus hernia inguinalis langsung. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini berhubungan dengan berbagai aktivitas yang memungkinkan peningkatan tekanan intraabdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang (Erickson, 2009). Keadaan ini dihubungkan pada aktivitas (khususnya pekerjaan) yang menyebabkan manifestasi peningkatan tekanan intraabdominal memberikan predisposisi besar kondisi hernia inguinalis pada pria (Ruhl, 2007). Menurut Clarences (2008) dalam Surasti (2009) masalah ini bisa menjadi besar dikarenakan hernia ini dapat menjadi kondisi kegawatan yang mengancam nyawa apabila organ perut yang masuk ke kantong hernia tidak dapat kembali ke posisi awal dan terjepit sehingga menimbulkan nyeri dan kerusakan organ tersebut.
Pengobatan yang dilakukan pada pasien hernia dapat berupa pengobatan konservatif ataupun pengobatan operatif. Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Pengobatan operatif merupakan pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri atas herniotomi dan hernioplastik. Pada herniotomi, dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong dibuka, dan isi hernia dibebaskan kalau ada pelekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong. Sedangkan pada hernioplasti, dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis (Sjamsuhidajat, 2010). Indikasi pembedahan pada hernia inguinalis meliputi penonjolan besar yang mengindikasikan peningkatan risiko hernia inkarserata atau hernia strangulate dan nyeri hebat yang merupakan respon masuknya penonjolan memenuhi kanal (Muttaqin dan Sari, 2011). Dilihat dari sisi keperawatan, kasus hernia banyak dilakukan tindakan herniotomi, adapun dampak dari pasien yang mengalami post operasi herniotomi adalah gangguan rasa nyaman nyeri, kerusakan integritas kulit, ansietas dan nutrisi kurang dari kebutuhan (Doenges, 2008).
Data yang diperoleh dari rekam medik RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga pada tahun 2013 penderita hernia yang melakukan operasi herniotomy adalah 102 kasus, tahun 2014 adalah 176 kasus sedangkan tahun 2015 penderita hernia inguinal sebanyak 210 kasus dan yang melakukan operasi herniotomy sebanyak 151 kasus. Dari data tersebut ditemukan bahwa penyakit hernia inguinalis termasuk dalam 10 besar penyakit di RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

Pre Operasi Herniotomy
Post Operasi Herniotomy
Hernia Inguinalis Lateralis

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1671
APA Citation
Tiya Fitriana. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Pre & Post Operasi Herniotomi Dengan Indikasi Hernia Inguinalis Lateralis Di Ruang Menur RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/