Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Keperawatan Pada TN. K Dengan Tuberkulosis Paru Di Ruang Cendana RSUD PROF. DR. Margono Soekarjo Purwokerto

XML
Pengarang
Retno Widiyaningrum - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2016
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Penyakit tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi dan menular. Penyakit ini dapat diderita oleh setiap orang, tetapi paling sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif yaitu 15 tahun sampai 50 tahun, terutama mereka yang bertubuh lemah, kurang gizi, atau yang tinggal satu rumah dan berdesak-desakkan bersama penderita TB paru. Lingkungan yang lembab, gelap dan tidak memiliki ventilasi mempengaruhi penularan besar bagi seseorang terjangkit penyakit TB Paru (Naga. S, 2012).
Penyakit TB paru sangat cepat menyebar dan menginfeksi manusia terutama bagi kelompok sosial ekonomi rendah dan kurang gizi. Kecepatan penyebaran dan infeksi penyakit TB paru sangat tinggi, maka tidak berlebihan jika penyakit TB paru merupakan penyakit yang mematikan (Anggraeni, 2012).
Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB paru. Setiap detik ada satu orang yang terinfeksi TB paru. Pemberantasan penyakit TB paru telah dimulai sejak tahun 1950 dan sesuai rekomendasi WHO sejak tahun 1986 regimen pengobatan yang semula 12 bulan diganti dengan pengobatan selama 6-9 bulan. Strategi pengobatan ini disebut Directly Observed Treatment Short Course Chemotherapy (DOTS). Cakupan pengobatan dengan strategi DOTS tahun 2000 dengan perhitungan populasi 26 juta, baru mencapai 28%.
Berdasarkan Global Tuberkulosis Kontrol tahun 2011 angka prevalensi semua tipe TB paru adalah sebesar 289 per 100.000 penduduk atau sekitar 690.000 kasus. Insidensi kasus baru TBC dengan BTA positif sebesar 189 per 100.000 penduduk atau sekitar 450.000 kasus (WHO, 2011).
Menurut hasil laporan Kemenkes (2010), angka penderita TB paru terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia. Prevalensi TB paru pada tahun 2009 sampai 2010 sebanyak 725 per 100.000 penduduk. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak dan foto paru di Indonesia tahun 2008 sampai 2010, Case Detection Rate (CDR) mengalami peningkatan yaitu dari 20% menjadi 78,3% yang sekaligus merupakan capaian tertinggi di Indonesia.
Angka kejadian TB paru di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 sebesar 107 per 100.000 penduduk dan presentase kasus TB paru yang dapat disembuhkan sebesar 89,3%. Temuan kasus TB paru di Jawa Tengah hingga tahun 2011 mencapai 20.623 kasus yang tersebar dalam tiga lembaga yaitu puskesmas sebanyak 15.003 kasus, Rumah Sakit sebanyak 3.607 dan Badan Pengobatan Penyakit Paru (BP4) sebanyak 2.013 kasus (Dinkes, 2014).
Kabupaten Banyumas merupakan salah satu wilayah kabupaten di Jawa Tengah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012 bahwa Kabupaten Banyumas menempati peringkat ke-4 jumlah penduduk terbanyak di Jawa Tengah dengan jumlah sebanyak 1.570.598 orang. Penemuan penderita TB paru di Kabupaten Banyumas tahun 2012 sebanyak 1.161 kasus Case Detection Rate (CDR) sebesar 69,0% (target>70%) menempati urutan ke 10 kabupaten terbanyak di Jawa Tengah. Penemuan penderita TB paru tahun 2012 sebanyak 427 kasus dan tahun 2013 sebanyak 488 kasus dengan proporsi 14,1%. Case Notification Rate (CNR) tahun 2011 sebesar 176 per 100.000 penduduk, tahun 2012 sebesar 179 per 100.000 penduduk dan tahun 2013 sebesar 195 per 100.000 penduduk (Dinkes, 2014).
Hasil pra survey diperoleh informasi dari rekam medik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto (2016), pada tahun 2013 terdapat pasien rawat inap dengan TB paru sebanyak 388 kasus. Pada tahun 2014 terdapat pasien rawat inap dengan TB paru sebanyak 288 kasus, dan pada tahun 2015 terdapat pasien rawat inap dengan TB paru sebanyak 287 kasus. Pada awal tahun 2016 terdapat 10 pasien TB paru yang dilakukan rawat inap.
Berdasarkan komplikasi yang sering terjadi pada penderita TB paru stadium lanjut yaitu, pendarahan dari saluran nafas bawah yang dapat mengakibatkan kematian karena tersumbatnya jalan nafas dan penyebaran infeksi ke organ lain Depkes (2016). Peran perawat sangat penting dalam mengetahui tanda dan gejala yang ada pada penderita yang di rawat inap dengan TB paru stadium lanjut.
Tuberkulosis Paru

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1682
APA Citation
Retno Widiyaningrum. (2016). Asuhan Keperawatan Pada TN. K Dengan Tuberkulosis Paru Di Ruang Cendana RSUD PROF. DR. Margono Soekarjo Purwokerto. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/