Menstruasi adalah tanda bahwa siklus masa subur telah dimulai. 5-10% wanita usia reproduksi mengalami gejala bersifat sedang samapi berat berkaitan dengan siklus menstruasi. Salah satu penyebab gangguan siklus menstruasi adalah aktifitas fisik berat yang dapat meningkatkan kadar noreadrenaline intracerebral (norepinephrin) yang mempengaruhi pelepasan gonadotropin sehingga terjadi ketidakteraturan menstruasi.
Penelitianinibertujuanuntukmengetahui adanya hubungan aktifitas fisik dengan siklus menstruasi pada siswi putri Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Purworejo.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Jumlah responden sebanyak 39 siswa putri. Peneliti menggunakan instrument kuesioner dan teknik analisis data dengan uji Chi Square dengan taraf signifikansi 0,05.
Peneliti mendapatkan hasil aktifitas ringan sebanyak 2 orang (5,1%), aktifitas sedang sebanyak 13 orang (33,3%), dan aktifitas berat sebanyak 24 orang (61,5%). Keteraturan siklus menstruasi sebanyak 18 orang (46,2%) dan yang mengalami gangguan siklus menstruasi sebanyak 21 orang (53,8). Kesimpulannya, terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan siklus menatruasi pada siswa putri di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Purworejo dengan hasil ρ-value 0,001<α (0,05). Siswi putri diharapkan dapat mengatur aktifitas fisik dan makanan yang dikonsumsi agar terdapat keseimbangan antara pengeluaran dan pemasukan energi, sehingga daya tahan tubuh tetap stabil.
Remaja siklus menstruasi aktifitas fisik
Astiani. (2014). Hubungan Aktifitas Fisik dengan Siklus Menstruasi pada Siswa Remaja Putri Kelas X-XII di SekolahMenengahKejuruanNegeri 4 Purworejo. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id