Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Keperawatan Anak Pada An. A Dengan Kejang Demam Di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

XML
Pengarang
Dita Wahyu Budi Utami - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2016
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Di Indonesia masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi (Hidayat, 2008). Angka kesakitan tersebut dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, faktor sosial anak, dan pendidikan ibu. Menurut Sofia (2015) penyakit yang biasanya dialami oleh anak-anak diantaranya yaitu diare, demam, sembelit, dan batuk. Hidayat (2006) mengemukakan bahwa salah satu penyakit yang tersering diderita oleh anak - anak adalah penyakit kejang demam.
Kejang demam merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak - anak yang kadang berujung pada kematian. Tingginya suhu tubuh bukan merupakan faktor pencetus serangan kejang demam pada sebagian besar anak (Wong, 2008). Walaupun prognosis kejang demam baik, pengetahuan yang mendasar tentang bangkitan kejang demam pada anak cukup mengkhawatirkan bagi orangtuanya.
Prevalensi penyakit kejang demam di Amerika Serikat dan Eropa berkisar antara 2,2% - 5%. Di Denmark angka kematian akibat kejang demam mencapai 132 dari total 100.000 jiwa (Vestergaard et al., 2008). Di Asia prevalensi kejang demam meningkat dua kali lipat dibanding di Eropa dan Amerika. Di Jepang kejadian kejang demam berkisar 8,3% - 9,9% (Kharis, 2010). Di Indonesia pada tahun 2012 dilaporkan angka kejadian kejang demam berkisar antara 3% - 4%. Didapatkan data kejang demam di provinsi Jawa Tengah mencapai 2%-3% dan sebagian besar adalah anak yang berusia 6 bulan sampai 5 tahun (Depkes Jateng, 2013).
Masih tingginya kejang demam dicurigai oleh karena adanya riwayat kejang demam dalam keluarga, usia kurang dari 18 bulan, temperatur kurang dari 400C saat kejang pertama, kejang terjadi kurang dari 1 jam setelah onset demam (Seinfeld & Pellock, 2013 dalam Irawan, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gunawan dan Saharso (2012) menyimpulkan bahwa 100 anak yang mengalami kejang demam didapatkan rata-rata usia saat kejang pertama adalah 16,8 bulan dan terbanyak pada usia 12 bulan. Perbandingan anak laki - laki dan perempuan yang mengalami kejang demam adalah 2:1. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, 53% didiagnosis sebagai kejang demam sederhana dan 47% merupakan kejang demam kompleks.
Permasalahan yang timbul jika kejang demam tidak ditangani diantaranya dapat terjadi kerusakan sel-sel otak akibat kekurangan oksigen dalam otak, pengeluaran sekret lebih dan risiko kegawatdaruratan untuk aspirasi jalan napas yang menyebabkan tersumbatnya jalan napas. Jika tidak ditangani dengan baik maka kejang demam dapat berisiko kematian (Lumbantobing, 2003 dalam Rama, 2014). Untuk mencegah terjadinya komplikasi, maka perlu dilakukan penatalaksanaan yang tepat.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada anak dengan kejang demam diantaranya secara farmako dan non farmakologi. Penatalaksanaan secara farmako yaitu diberikan diazepam dan fenitoin (Pusponegoro et al., 2009). Penatalaksanaan non farmakologi yang dilakukan saat kejang demam yaitu tetap tenang dan tidak panik, longgarkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring dan bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walapun lidah mungkin tergigit, jangan masukan sesuatu ke dalam mulut (Arief, 2015).
Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan pada tanggal 4 Januari 2016 di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yang terdata pada bulan Januari sampai dengan bulan September 2015 didapatkan angka kejadian kejang demam pada anak mencapai 126 jiwa, 68 diantaranya adalah laki - laki dan 58 perempuan. Angka kejadian paling tinggi mencapai 94 jiwa yang terjadi pada kisaran umur 1 - 4 tahun, 49 diantaranya adalah laki - laki dan 35 perempuan. Hasil pra survey angka kematian akibat kejang demam yang paling rendah yaitu 1 anak dari 126 anak. Asuhan keperawatan yang dilakukan di RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga ketika masuk ke ruang Cempaka lebih terfokus pada penatalaksanaan pengobatan medis. Penatalaksanaan yang dilakukan saat terjadi kejang yaitu diberikan injeksi diazepam 0,3 mg/KgBB/i.v, 5 menit kemudian masih kejang diberikan injeksi diazepam 0,3 mg/KgBB/i.v, 5 menit kemudian masih kejang diberikan injeksi diazepam 0,3 mg/KgBB/i.v, 5 menit masih kejang diberikan injeksi feniton (sibitai) 20 mg/KgBB/i.v. Pelaksanaan saat di rumah sakit dan di rumah untuk mencegah terjadinya kejang berulang yaitu demam pertama diberikan parasetamol dan diazepam 0,1 mg/KgBB/tablet dengan demam lebih dari 380C. Demam kedua setelah 4 jam masih demam diberikan parasetamol, dan demam ketiga setelah 4 jam masih demam diberikan parasetamol dan diazepam 0,1 mg/KgBB/tablet. Informasi juga diperoleh dari 3 orangtua yang anaknya di rawat karena kejang demam pada tanggal 12 Februari 2016, yaitu orangtua 2 anak tersebut belum mengetahui tentang penatalaksanaan kejang demam saat di rumah. Orangtua 1 anak tersebut sudah mengetahui penatalaksanaan kejang demam di rumah, namun belum mengetahui komplikasi dari kejang demam.
Dari data di atas menunjukkan bahwa pengetahuan orangtua tentang penatalaksanaan kejang demam di rumah masih rendah, sehingga peran perawat dalam merencanakan asuhan keperawatan yaitu mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan keperawatan secara mandiri, edukasi dan kolabratif, dan melakukan implementasi tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan anak secara komprehensif pada pasien dengan kejang demam pada An. A yang menderita kejang demam di RSUD dr R Goeteng Tarunadibrata Purbalingga.

kejang demam
Asuhan Keperawatan Anak

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1699
APA Citation
Dita Wahyu Budi Utami. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Pada An. A Dengan Kejang Demam Di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/