Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN ISPA BUKAN PNEUMONIA DI PUSKESMASBATURADEN II KEC. BATURADEN KAB. BANYUMAS

XML
Pengarang
Zaeni Isnan - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2017
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri (Markamah. et al. 2012). ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas dengan perhatian khusus pada radang paru (pneumonia) dan bukan penyakit telinga dan tenggorokan (Widiyono, 2008).
Infeksi Saluran PernapasanAkut (ISPA) merupakan penyebab utama kematian pada anak di bawah lima tahun, kejadian ISPA di dunia menurut WHO pada tahun 2013 adalah sebesar 18% pada tahun 2014 adalah 15% pada tahun 2015 adalah 920.136 kasus (15%) (WHO,2015). Dalam Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 (25,0%) tidak jauh berbeda dengan 2007 (25,5%).
Insiden ISPA di Provinsi Jawa Tengah 2013 sebesar 26,6%. Angka kejadian tersebut membuat Jawa Tengah berada di urutan ke 7 dari 33 provinsi di Indonesia. Banyumas merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah dimana pada tahun 2015 penemuan kasus ISPA di Kabupaten tersebut sebesar 31% (Pofil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2015). Episode penyakit batuk-pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pileksebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Sebagai kelompok penyakit, ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan berobat di Puskesmas dan 15-30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit (Depkes RI, 2009).
ISPA secara umum dapat menimbulkan epidemi atau pandemi. ISPA ini dapat menyebar dengan cepat dan menimbulkan dampak besar terhadap kesehatan masyarakat. Menurut Peraturan Kesehatan Internasional Health Regulations (IHR, 2005), kejadian penyakit pernapasan yang dapat menimbulkan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional meliputi :Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), influenza manusia yang disebabkan oleh subtipe baru, termasuk episode flu burungpadamanusia, pesparu, agen ISPA baru yang dapat menyebabkan wabah skala besar atau wabah dengan mordibitas dan mortilitas tinggi (WHO,2008).
Pengobatan berdasarkan usia anak, kondisi klinis dan kondisi epidemologi. Untuk penderita ISPA yang masih ringan cukup dirawat dirumah dengan diberikan obat penurun panas yang bias dibeli di took obat/apotik apabila disertai batuk bias diberikan obat tradisional berupa ½ sendok teh jeruk nipis dan ½ sendok teh madu/kecap, bias diberikan 3-4x sehari, jika dalam tiga hari belum ada perbaikan, segera bawa ke dokter/pusat layanan kesehatan (Markamah. et al. 2012).
Penanganan yang dilakukanmeliputi terapi suportif dan terapi etiologi.Terapi suportif dengan memberikan oksigen sesuai kebutuhan anak, meningkatkan asupan makanan anak, mengoreksi ketidakseimbangan asam basa dan elektrolitsesuai kebutuhan anak tersebut. Apabila penyebab ISPA belum diketahui secara pasti dapat diberikan antibiotik secara empiris, tetapi kalau sudah diketahui secara pasti, misalnya disebabkan oleh virus maka tidak perlu diberi antibiotik. Antibiotik yang bias digunakan untuk mengatasi penyakit ISPA bawah ini adalah kotrimoksasol, ampisilin, amoksisilin, gentamisin, sefatoksim dan eritromisin (Markamah. et al. 2012).
Karakteristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi terjadi pada kelompok umur 1 – 4 tahun (25,8 %). Begitu pula, ISPA merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian anak (WHO, 2008).
Hasil pra survey di Puskesmas Baturaden II pada bulan November – Desember 2016 kejadian ISPA pada usia 1 – 4 tahun sebanyak 84 kasus. Berdasarkan hasil data pra survey, orang tua klien berespon dengan aktif terhadap penyakit yang diderita oleh klien dan melakukan pertolongan pertama dengan memberikan terapi obat seadanya yang dijual di Apotik, dan apabila keadaan klien memburuk orangtua klien membawa klien untuk berobat di Puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat.

pneumonia
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1767
APA Citation
Zaeni Isnan. (2017). ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN ISPA BUKAN PNEUMONIA DI PUSKESMASBATURADEN II KEC. BATURADEN KAB. BANYUMAS. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/