Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. D DENGAN MASALAH KESEHATAN UTAMA TUBERKULOSIS PARU PADA NY.M DI DESA REMPOAH RT 2 RW 5 KECAMATAN BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS

XML
Pengarang
Tifani Mauliza - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2017
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Tuberkulosis (TB) paru-paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis (Wijaya dan Putri, 2013). Berdasarkan Riskesdas Dinas Kesehatan (2013) tiga provinsi dengan TB paru tertinggi adalah Jawa Barat dengan prevalensi 0,7 %, Papua dengan prevalensi 0,6 % dan DKI Jakarta dengan prevalensi 0,5 %. Jawa tengah berada dalam posisi ke tujuh dengan prevalensi 0,4 %. Berdasarkan karakteristik penduduk, prevalensi TB paru cenderung meningkat dengan bertambahnya umur, pada pendidikan rendah, dan tidak bekerja. Seluruh penduduk Jawa Tengah yang didiagnosis TB paru oleh tenaga kesehatan, hanya 50.4% diobati dengan pemberian program obat anti tuberkulosis (OAT). Menurut DEPKES RI (2015) menyatakan angka kasus BTA+ pada tahun 2014 di Indonesia per 100.000 penduduk adalah sebesar 70 jiwa, menurun dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 81 jiwa, dan 113 jiwa di tahun sebelumnya. Menurut peneliti angka penurunan terjadi karena keberhasilan progam OAT kepada penderita TB. DEPKES RI (2015) menyebutkan terjadi penurunan angka keberhasilan pengobatan pada tahun 2014 dibandingkan 6 tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 hingga 2009 angka keberhasilan pengobatan sebesar 91,0%, pada tahun 2010 angka keberhasilan pengobatan sebesar 91,2%, pada tahun 2011 terjadi penurunan yaitu 90,3%, pada tahun 2012 sebesar 90,2%, pada tahun 2013 angka keberhasilan pengobatan sebesar 90,5% dan mengalami penurunan pada tahun 2014, angka keberhasilan pengobatan sebesar 81,3%. WHO menetapkan standar angka keberhasilan pengobatan sebesar 85%, dengan demikian pada tahun 2014, Indonesia tidak mencapai standar tersebut. Kementerian Kesehatan menetapkan target Renstra minimal 88% untuk angka keberhasilan pengobatan pada tahun 2014. Berdasarkan hal tersebut, capaian angka keberhasilan pengobatan tahun 2013 yang sebesar 81,3% juga tidak memenuhi target Renstra tahun 2014.
Penyakit TB paru dapat menular melalui udara terhadap orang yang rentan tertular TB paru terutama kepada keluarga terdekat yang hidup satu rumah dengan penderita sebagaimana dinyatakan oleh Nurarif dan Kusuma (2015) yang menyebutkan bakteri TB paru dapat menular melalui ludah serta udara yang berasal dari penderita TB paru akan membuat orang yang rentan mudah terinfeksi apabila menghirup udara yang berasal dari penderita TB paru. Bakteri TB memerlukan oksigen untuk tumbuh dan kelangsungan hidupnya, energi yang diperoleh dari hasil oksigen senyawa karbon sederhana, karbon dioksida dapat merangsang pertumbuhan dengan suhu 30-40 ºC dan akan mati dengan pemanasan pada suhu 60ºC selama 15-20 menit (Muttaqin, 2014). Menurut Digiulio et al., (2014), infeksi disebabkan oleh penghisapan air liur yang berisi bakteri tuberculosis (Mycobacterium tuberculosis). Seseorang yang terkena infeksi dapat menyebarkan partikel kecil melalui batuk, bersin atau berbicara.
Pentingnya pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang terkena TB paru salah satunya untuk memberikan terapi yang tepat sehingga dapat menurunkan angka kematian karena TB paru. Tujuan pengobatan pada penderita TB paru selain untuk mengobati juga mencegah kematian, mencegah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata rantai penularan. Selain tujuan tersebut pentingnya asuhan keperawatan juga untuk menegakkan diagnosa keperawatan TB paru yang diantaranya bersihan jalan nafas tidak efektif dan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang dikarenakan batuk dan anoreksia (Wijaya dan Putri,2013).
Berasarkan data pendahuluan awal yang penulis dapatkan dari keluarga Tn. D menunjukan bahwa Tn. D dan keluarga memiliki kesadaran yang cukup rendah tentang cara merawat anggota keluarga. Hal ini terbukti dengan keadaan rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan seperti keadaan ventilasi yang tidak sesuai dan pencahayaan rumah yang kurang, selain itu Tn. D mengatakan Ny. M telah melaksanakan terapi pengobatan TB secara rutin selama kurang lebih 5 bulan.
Peran keluarga sangat penting sebagai pengawas minum obat pada klien yang menderita TB paru dalam satu keluarga. TB merupakan penyakit menular, jika di dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang menderita TB paru maka kemunngkinan besar akan menular. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang kesehatan dapat menjadi masalah serius karena keluarga tidak dapat menjalankan lima tugas keluarga, salah satunya adalah tidak mengerti bagaimana melakukan perawatan pada anggota keluarga sakit. Semakin rendah pengetahuan penderita tentang bahaya penyakit TB paru untuk dirinya, keluarga dan masyarakat disekitarnya, makin besar pula bahaya si penderita sebagai sumber penularan, baik dirumah maupun dilingkungan kerjanya, untuk keluarga dan orang-orang disekitarnya. Sebaliknya pengetahuan yang baik tentang penyakit ini, akan menolong masyarakat dalam menghindarinya (Friedman, 2010). Perhatian masing-masing anggota keluarga pada penderita TB juga sangat berengaruh dalam proses penyembuhan TB, keluarga yang saling menyayangi akan mempercepat proses penyembuhn karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Harmoko, 2012).
Pengobatan TB paru yang tidak teratur dapat mengakibatkan terjadinya resistensi bakteri terhadap obat. Pemakaian obat antituberkulosis yang tidak/kurang tepat maupun pengobatan yang terputus dapat mengakibatkan resistensi bakteri terhadap obat. Perawat amat berperan saat menjelaskan pada klien dan keluarga tentang pentingnya berobat secara teratur sesuai jadwal sampai sembuh (Muttaqin,2008).

Tuberkulosis Paru
Asuhan Keperawatan Keluarga

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1774
APA Citation
Tifani Mauliza. (2017). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. D DENGAN MASALAH KESEHATAN UTAMA TUBERKULOSIS PARU PADA NY.M DI DESA REMPOAH RT 2 RW 5 KECAMATAN BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/