Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. W DENGAN DIABETES MELITUS DI RUANG MAWAR RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

XML
Pengarang
Rizka Dera Prahara - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2017
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang dikarakteristikkan oleh tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) karena defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau kombinasi keduanya (Smeltzer & Bare, 2013). Diabetes Melitus adalah suatu gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak akibat dari ketidakseimbangan antara kesediaan insulin dengan kebutuhan insulin (Soegondo et al., 2009).
Hasil penelitian didapatkan penderita DM dengan faktor genetik (88.24%), (88.24%) faktor usia, (73.5%) faktor obesitas, (35.3%) hipertensi ringan dan (17.6%) hipertensi sedang serta (2.9%) hipertensi berat, (41.1%) kadang olahraga, (47.1%) tidak pernah melakukan olahraga (Amu, 2014). Gejala DM yang bervariasi dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga penderita tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang lebih banyak, buang air kecil lebih sering, mudah lapar, serta berat badan menurun. Gejala tersebut berlangsung lama tanpa memperhatikan diet, olah raga, dan pengobatan sampai orang tersebut memeriksakan kadar gula darahnya (Murwani, 2009).
Penderita diabetes mellitus biasanya terjadi komplikasi bersifat akut yaitu koma hipoglikemia, ketoasidosis, koma hipersolar nonketotatik. Komplikasi diabetes mellitus bersifat kronik yaitu mikroangiopati yang mengenai pembuluh darah kecil dan makroangiopati mengenai pembuluh darah besar (Atun, 2010).
Menurut World Health Organitation (WHO) Jumlah penderita diabetes telah meningkat dari 108 juta pada tahun 1980 menjadi 422 juta pada 2014. Prevalensi global diabetes antara orang dewasa di atas usia 18 tahun telah meningkat dari 4,7% pada tahun 1980 menjadi 8,5% di 2014. Prevalensi diabetes telah meningkat lebih cepat di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pada tahun 2012, sekitar 1,5 juta kematian secara langsung disebabkan oleh diabetes. Hampir setengah dari semua kematian disebabkan glukosa darah tinggi terjadi sebelum usia 70 tahun. WHO memproyeksikan bahwa diabetes akan menjadi penyebab utama 7 kematian pada tahun 2030 (WHO, 2014).
Penanganan diabetes mellitus pada langkah pertama yang harus dilakukan adalah penanganan tanpa obat berupa diet dan olahraga. Apabila langkah pertama ini belum tercapai, dapat dengan langkah farmakologis berupa terapi insulin atau terapi obat hipoglikemik oral, atau kombinasi keduanya (Sujono, 2008).
WHO juga memprediksi Indonesia, bahwa akan ada kenaikan prevalensi DM di Indonesia dari 8,4 juta diabetisi pada tahun 2000, 14 juta diabetisi pada tahun 2006, dan akan meningkat menjadi sekitar 21,3 juta diabetisi pada tahun 2030. Artinya akan terjadi kenaikan tiga kali lipat dalam waktu 30 tahun. Hal ini akan menjadikan Indonesia menempati urutan ke empat dunia setelah Amerika Serikat, China, dan India dalam masalah diabetes (Aprianti et al., 2009).
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012, prevalensi DM yang tergantung insulin (DM tipe 1) di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 adalah sebesar 0,06%, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan prevalensi tahun 2011 sebesar 0,09%. Prevalensi kasus DM tidak tergantung insulin (DM tipe 2) juga mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012, dimana pada tahun 2011 sebesar 0,63% menjadi 0,55% pada tahun 2012 (Toharin et al., 2015).
Mengacu pada data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas (2012) proporsi diabetes melitus tipe 2 menduduki peringkat ke- 6 dari total penyakit tidak menular di Wilayah Kabupaten Banyumas yakni sebesar 6,91% sedangkan diabetes melitus tipe 1 menduduki peringkat ke-10 yakni sebesar 1,14%. Kasus terbanyak penderita diabetes melitus tipe 2 terbanyak pada wanita dengan jumlah 755 kasus sedangkan pada laki-laki 604 kasus (Rahayu et al., 2014).
Berdasarkan hasil pra survey di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto pada tanggal 25 Januari 2017 didapatkan hasil bahwa jumlah pasien DM pada tahun 2014 tercatat sebanyak 793 pasien terdiri dari 152 pasien DM tipe 1 dan 641 pasien DM tipe 2. Pada tahun 2015 tercatat sebanyak 861 pasien yang terdiri dari 95 pasien DM tipe 1 dan 766 pasien DM tipe 2. Dan pada tahun 2016 tercatat sebanyak 746 pasien yang terdiri dari 13 pasien DM tipe 1 dan 733 pasien DM tipe 2. Dapat disimpulkan bahwa angka kejadian kasus DM di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto masih tinggi.

Diabetes Melitus

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1780
APA Citation
Rizka Dera Prahara. (2017). ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. W DENGAN DIABETES MELITUS DI RUANG MAWAR RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/