Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DIRUANG FLAMBOYAN RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

XML
Pengarang
Zulfah Fadhilah - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2017
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Penyakit Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dan DM merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terus mengalami peningkatan prevelensi dan kontribusi terhadap peningkatan angka kematian akibat penyakit tidak menular. Penyakit DM telah menjadi masalah kesehatan didunia. International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa insidens dan prevelensi penyakit ini terus bertambah terutama di negara yang sedang berkembang dan negara yang telah memesuki budaya industrialisasi (IDF, 2012).
Penyakit DM merupakan penyakit degeneratif yang sangat terkait dengan pola makan. Pola makan merupakan salah satu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti memperthankan kesehatan, status nutrisi, mencegah dan membantu kesembuhan penyakit (IDF, 2015).
Pasien DM dengan komplikasi ulkus diabetik kemungkinan dapat timbul perasaan tidak adekuat dan sikap permusuhan. Dan dapat mengalami permasalahan-permasalahan yang bersifat fisik, psikologis dan sosial yang dirasakan sebagai kondisi yang menekan. Permasalahan yang dialami pasien ulkus diabetik juga dapat berlanjut menjadi suatu perasaan depresi pada pasien (Watkins, 2003).
Dalam perawatan ulkus diabetik American Diabetk Association (ADA). Membuat target yang harus dicapai, yaitu peningkatan fungsi dan kualitas hidup, mengontrol infeksi, meningkatkan status kesehatan, mencegah amputasi. Namun pada kenyataannya dalam 30 detik terjadi amputasi pada diabetikum diseluruh dunia (Lestari, 2012).
Proses penyembuhan ulkus diabetikum dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah usia, menejemen perawatan luka, nutrisi, merokok dan infeksi. Perawatan luka diabetik harus memperhatikan perubahan usia penderita karena semakin tua usia seseorang akan semakin lama proses penyembuhan luka berlangsung hal ini dipengaruhi oleh perbedaan penggantian kolagen yang mempengaruhi penyembuha luka (Maryunani. 2013).
Menurut Bryant & Nix (2007 dalam Handayani 2010) bahwa menejemen perawatan luka adalah salah satu tekhnik yang harus diketahui oleh perawat, hal ini berpengaruh terhadap proses penyembuhan karena pemilihan bahan balutan dan penggunaan tekhnik balutan yang tidak tepat, penggunaan antibiotik topikal dan larutan pembersih luka yang kurang tepat atau penggunaan antiseptik solution yang semstinya tidak diperlukan dapat menghambat proses penyembuhan luka. Tekhnik perawatan luka dapat berupa perawatan luka baik secara lokal maupun sitemik. Perawatan local dapat merupa tindakan necrotomy, debridemen dan jenis dreesing luka yang digunakan. Perawatan sitemik dapat berupa pemberian nutrisi parental dan insulin subkutan.
Menurut WHO menyatakan bahwa prevelensi DM diseluruh dunia diperkirakan sebesar 9%. Dan Menurut World Healt Organizatin (WHO) angka kejadian DM di indonesia pada tahun 2014 sebanyak 382 penderita DM. Berdasarkan profil kesehatan jawa tengah (2013) menunjukan prevelensi DM tipe 2 di provinsi jawa tengah mengalami penurunan dari 0,63% menjadi 0,55% pada tahun 2012 (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,2013).Menurut International Diabetes Federation jumlah orang yang menderita Diabetes Tipe 2 meningkat disetiap negara. Pada tahun 2013 382 juta orang menderita diabetes; pada 2035 akan menigkat menjadi 592 juta. Indonesia menduduki peringkat ke 7 (7,6 juta penderita) dari 10 peringkat negara dengan kasus terbanyak didunia. Negara dengan penderita terbanyak diabetes melitus adalah Cina sebesar 92,3 juta penderita, ditempat ke 2 adalah india sebesar 63 juta penderita, ditempat ke3 Amerika Serikat sebesar 24,1 juta penderita, Brasil menduduki tempat ke4 dengan 13,4 juta penderita, kemudian ditempat ke 5 adalah rusia dengan 12,7 juta penderita, dan ditempat ke6 adalah meksiko dengan 10,6 juta penderita (Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2011).
IDF menyebutkan bahwa prevalensiDiabetes Melitus di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikanDM sebagai penyebab kematianurutan ke tujuh di dunia sedangkan tahun 2012 angka kejadian diabetes me litus didunia adalah sebanyak 371 juta jiwa dimana proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita diabetes mellitus. Hasil riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008, menunjukan prevalensi DM di Indonesia membesar sampai 57%. Tingginya prevalensi Diabetes Melitus tipe 2disebabkan oleh faktor risiko yang tidak dapat berubah misalnya jenis kelamin, umur, dan faktor genetik yang kedua adalah faktor risiko yang dapat diubah misalnya kebiasaan merokok tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh, lingkar pinggang dan umur.4,8.
DM dapat disebut juga dengan the sillent killer sebab penyakit ini dapat menyerang beberapa organ tubuh dan mengakibatkan berbagai macam keluhan. DM tidak dapat disembuhkan tetapi glukosa darah dapat dikendalikan melalui 4 pilar penatalaksanaan DM seperti edukasi, diet, olahraga, dan obat-obatan. Faktor yang dapat mempengaruhi pengendalian kadar gula darah yakni pengobatan DM yang bermanfaat untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran normal. Penderita DM tipe 2 dengan obesitas dapat melakukan pengontrolan kadar gula darah dengan mengatur pola makan dan berolahraga secara teratur, selain itu kepatuhan minum obat sangat mempengaruhi kadar gula darah pada penderita. Pemeriksaan awal yang dilakukan pada seseorang dengan riwayat keluarga DM dapat dilakukan pada usia kurang dari 45 tahun dan terutama yang memiliki faktor resiko seperti kadar kolesterol tinggi, hipertensi atau pun berasal dari ras yang beresiko tinggi mengidap DM tipe 2(Maulana, 2008).
Penatalaksanaan DM yang sesuai, baik secara farmakologi maupun nutisi dan latihan jasmani dapat mengendalikan dan mempertahankan kadar glukosa darah dan berat badan dalam batas normal sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi. Kadar glukosa darah tidak terkendali karena ketidakpatuhan pasien DM dalam pengobatannya dirumah sakit dapat mengakibatkan perawatan yang lebih lama dan juga dapat meningkatkan mortalitas pasien DM. Pada umumnya, kepatuhan pada pengobataan penyakit yang bersifat kronis baik dari segi medis maupun nutrisi masih tergolong rendah. Diabetes Melitus merupakan penyakit kronik yang pada umumnya tingkat kepatuhan terhadap diet, obat dan latihan jasmani yang dianjurkan tergolong rendah. Dan senam kaki merupakan kegiatan ataupun latihan yang dilakukan oleh pasien DM untuk mencegah terjadinya luka dan mampu melancaran peredaran darah di kaki. Penderita DM seharusnya menerapkan pola makan seimbang untuk menyesuaikan kebutuhan glukosa sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui pola makan sehat (Maulana, 2009 dalam Phitri & Widiyaningsih, 2013).

Diabetes Melitus

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1787
APA Citation
Zulfah Fadhilah. (2017). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DIRUANG FLAMBOYAN RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/