Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA HARI KE-2 DENGAN INDIKASI PREEKLAMSIA DI RUANG BOUGENVIL RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

XML
Pengarang
Monika Risky Ananda - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2017
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Preeklampsia adalah suatu kondisi yang hanya terjadi selama kehamilan, yang dikarakteristikan dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria. Kondisi ini dapat disertai kejang (eklampsi) dan kegagalan multi-organ pada ibu, sedangkan komplikasi pada janin meliputi hambatan pertumbuhan intrauterus / IUGR (Intra Uterine Growth Retardation)) dan abrupsi plasenta (Chapman, 2013).
Angka Kematian Ibu pada tahun 2015 sebanyak 216/100.000. WHO memperkirakan ada 830 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses persalinan. Penyebab utama kematian ibu di dunia adalah pendarahan 27%, tekanan darah tinggi selama kehamilan 14%, dan infeksi 11%, preeklampsia berkisar antara 6-7%, sedangkan kejadian preeklampsia di Negara berkembang masih tinggi (WHO, 2015).
Di Indonesia angka kematian ibu pada tahun 2015 sebanyak 305/100.000. Lima penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia pada tahun 2013 yaitu perdarahan 30,3%, hipertensi dalam kehamilan (HDK) 27,1%, infeksi 7,3%, partus lama/macet 0%, abortus 0%, dan lain-lain 40,8%. Penanganan komplikasi persalinan tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah 118,5505%, Kalimatan Selatan 105,29%, dan Jawa Timur 79,83%. Cakupan terendah berturut-turut yaitu Provinsi Papua sebesar 12,75%, diikuti oleh Papua Barat sebesar 18,33% dan Sumatera Utara sebesar 30,86%. (Profil Dinas Kesehatan Indonesia, 2015).

Preeklampsia menjadi satu diantara banyak penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin di Indonesia. Oleh karena itu diagnosa dini preeklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Sindrom preeklampsia ringan dengan hipertensi, edema, dan proteinuri sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan, pemeriksaan secara rutin sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia serta pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisis (Prawirohardjo Sarwoto, 2010).
Angka kematian ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 sebanyak 619 kasus atau 111,16/100.000, kabupaten/kota dengan kasus kematian ibu tertinggi adalah Brebes sebanyak 52 kasus, Semarang 35 kasus, dan tegal 31 kasus. Kabupaten/kota dengan kasus kematian ibu terendah adalah Temanggung 3 kasus, Magelang 3 kasus, dan Surakarta 5 kasus. Untuk kabupaten/kota Purbalingga 20 kasus. Sebesar 60,90% kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu hamil sekitar 26,33%, dan pada waktu persalinan 12,7%. Penyebab kematian ibu di Jawa Tengah pada tahun 2015 adalah perdarahan 21,14%, preeklampsia/eklampsia 26,34%, infeksi 2,76%, gangguan sistem peredaran darah 9,27%, dan lain-lain 40,49% (Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2015).
Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi antenatal, intranatal, postpartum. Gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat. Preeklampsia ringan adalah suatu sindrom spesifik dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivitas endotel. Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan dengan tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5g/24jam (Saifuddin, 2009).
Preeklampsia yang tidak tertangani maka akan menimbulkan bahaya diantaranya adalah perdarahan, infeksi, syok, perforasi bahkan kematian. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui faktor resiko yang berperan menimbulkan preeklampsia diantaranya adalah umur, paritas, dan riwayat preeklampsia (Prawirohardjo Sarwoto, 2010).
Menurut Manuaba (2010) salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian perintal (AKP) akibat preeklampsia adalah dengan menurunkan angka kejadian preeklampsia. Angka kejadiaan dapat diturunkan melalui upaya pencegahan, pengamatan dini, dan terapi.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan kejadian preeklampsia di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga pada tahun 2014 tercatat ada 177 pasien, pada tahun 2015 147 pasien, dan pada tahun 2016 sampai bulan Oktober mengalami meningkatan yang signifikan terhadap kasus preeklampsia, yaitu 182 pasien.

Post Operasi Sectio Caesarea

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1793
APA Citation
Monika Risky Ananda. (2017). ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA HARI KE-2 DENGAN INDIKASI PREEKLAMSIA DI RUANG BOUGENVIL RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/