Detail Cantuman
KembaliASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL NY.S G3P2A0 DENGAN HIPERTENSI KRONIK DI PUSKESMAS II SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS
XML- Pengarang
- Aulia Mifdhatul Jannah - Personal Name
- Pernyataan Tanggungjawab
- Lampiran Berkas
- LOADING LIST...
- Bahasa
- Indonesia
- Penerbit
- STIKES Harapan Bangsa
- Tahun Terbit
- 2017
- Tempat Terbit
- Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
- Deskripsi Fisik
- Bagikan:
Abstract
Hipertensi merupakan tekanan darah diatas batas normal, salah satu masalah medis yang sering muncul selama kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3% kehamilan. Hipertensi kehamilan dapat menyebabkan morbiditas atau kesakitan pada ibu, termasuk kejang, eklamsia, perdarahan otak, oedema paru, gagal ginjal akut, dan penggumpalan atau pengentalan darah di pembuluh darah. Serta morbiditas pada janin, termasuk pertumbuhan janin terlambat di dalam rahim, kematian janin di dalam rahim, solusio plasenta atau plasenta terlepas dari tempat melekatnya di rahim, dan kelahiran prematur. Selain itu, hipertensi pada kehamilan juga merupakan sumber utama penyebab pada ibu (Alam, 2012).Hipertensi kronik adalah hipertensi dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg yang diukur setelah beristirahat selama 5-10 menit dalam posisi duduk yang telah di diagnosis sebelum kehamilan terjadi atau hipertensi yang timbul sebelum mencapai usia kehamilan 20 minggu.
Hipertensi kronik juga merupakan salah satu komplikasi medis tersering yang terjadi selama kehamilan. Penelitian Podymow dan August (Obstetri William, 2012) menyatakan insiden sebesar 3% pada tinjauanya di Dunia. Insiden dan keparahanya bervariasi, bersama dengan kecenderungan dalam kehamilan yang jelas mencetuskan atau memperberat hipertensi, membuat kebimbangan mengenai penatalaksanaanya. Sebagian besar wanita dengan hipertensi sebelum kehamilan menunjukan peningkatan kontrol tekanan darah selama kehamilan (Cunningham, 2012).
Hipertensi termasuk dalam masalah global yang melanda dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 jumlah kasus hipertensi ada 839 juta kasus. Dalam kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun 2025 dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total penduduk dunia. Secara global, 80% kematian ibu hamil yang tergolong dalam penyebab kematian ibu secara langsung, yaitu disebabkan karena terjadi perdarahan (25%) biasanya perdarahan pasca persalinan, hipertensi pada ibu hamil (12%), partus macet (8%), aborsi (13%) dan karena sebab lain (7%). Di negara maju seperti 16% kematian ibu hamil disebabkan oleh penyakit hipertensi (WHO, 2012).
Pada tahun 2013 kasus tertinggi hipertensi terjadi pada seluruh wilayah Jawa Tengah dengan jumlah 554.771 kasus 67,57%. Kasus ini juga termasuk hipertensi kehamilan. Jumlah komplikasi pada 3 kehamilan sebanyak 126.806. Dari kasus ini, yang telah tertangani pada tahun 2013 sebanyak 90,81% (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2013).
Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 berdasarkan laporan dari Kabupaten/Kota sebesar 126,55 per 100 ribu kelahiran hidup mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 118,62 per 100 ribu kelahiran hidup, hal ini terjadi peningkatan angka kematian ibu di Provinsi Jawa tengah. Pada waktu kehamil sebesar 27,00% dan persalinan sebesar 15,05%. Jumlah kasus kematian maternal terbanyak adalah di Kabupaten Salatiga dengan 2 kematian. Berdasarkan kelompok umur, kematian maternal terjadi sebesar 57,95%. Kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada usia produktif dari umur 20-34 tahun sebesar 62,02%, kelompok umur > 35 tahun sebesar 30,52% dan kelompok umur < 20 tahun sebesar 7,45%. Dapat disimpulkan angka kematian maternal tertinggi yaitu pada kelompok umur 20-34 tahun (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2014).
Dari data yang di peroleh kematian ibu di Kabupaten Banyumas pada tahun 2013 sebesar 124,13 per 100 ribu kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2012 adalah sebesar 114,0 per 100 ribu kelahiran hidup, dengan demikian angka kematian ibu tahun 2013 mengalami peningkatan melebihi target dari angka kematian ibu di Provinsi Jawa tengah, yaitu 60 per 100 ribu kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu disebabkan beberapa faktor seperti perdarahan, eklamsi, jantung emboli air ketuban. Dari beberapa faktor tersebut, eklamsi dan perdarahan menjadi angka penyumbang yang cukup besar yaitu masing-masing 14 dan 5 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2013).
Keadaan Hipertensi Kronik ini biasanya ditandai dengan penambahan berat badan, nyeri kepala, nyeri abdomen dan gangguan penglihatan. Setelah muncul tanda-tanda tersebut tindakan keperawatan yang bisa dilakukan yaitu deteksi prenatal dini, waktu pemeriksaan prenatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu dengan rutin. Dinyatakan hipertensi bila terdapat kenaikan tekanan sistolik > 30 mmHg atau tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih (Gant, 2010)
Berdasarkan hasil pra survey yang telah dilakukan, didapatkan jumlah kehamilan di Puskesmas Sokaraja II Kabupaten Banyumas dengan hipertensi pada tahun 2016 sebanyak 20 orang. Angka tersebut meningkat dibandingkan pada tahun 2015 jumlah penderita kehamilan dengan hipertensi yaitu 13 orang. Angka kematian ibu pada tahun 2015 terdapat 5 orang dan pada tahun 2016 tidak terdapat angka kematian ibu.
URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1800
APA Citation
Aulia Mifdhatul Jannah. (2017). ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL NY.S G3P2A0
DENGAN HIPERTENSI KRONIK DI PUSKESMAS II SOKARAJA
KABUPATEN BANYUMAS. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id
