Detail Cantuman
KembaliASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY E UMUR 25 TAHUN GII PI A0 AHI UMUR KEHAMILAN 30 MINGGU 5 HARI JANIN TUNGGAL HIDUP INTRA UTERIN PRESENTASI KEPALA DI PUSKESMAS BANJARNEGARA 2 TAHUN 2017
XML- Pengarang
- Trisna Wati Dewi - Personal Name
- Pernyataan Tanggungjawab
- Lampiran Berkas
- LOADING LIST...
- Bahasa
- Indonesia
- Penerbit
- STIKES Harapan Bangsa
- Tahun Terbit
- 2017
- Tempat Terbit
- Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
- Deskripsi Fisik
- Bagikan:
Abstract
Kebijakan pemerintah tentang standar pemeriksaan Antenatal Care yaitu pemerikasaan dan pemantaun Antenatal Care sedikitnya 4 kali selama kehamilan 1 kali pada kehamilan Triwulan pertama antara 0 hingga 13 minggu, 1 kali pada kehamilan Triwulan kedua antara 14 hingga 27 minggu, 2 kali kehamilan Triwulan ketiga antara 28 hingga 40 minggu (Sulistyawati, 2012).Angka Kematian Ibu (AKI) menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2014, mencapai angka 289.000 jiwa, dimana terbagi atas berbagai negara, antara lain Amerika Serikat mencapai 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. AKI di Negara-negara Asia Tenggara diantaranya Indonesia mencapai 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan resiko yang dihadapi ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan social ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelyanan perinatal dan obstetric. Berdasarkan SDKI 2015 rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu provinsi Jawa Tengah tahun 2015 tercatat mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yaitu mencapai 711 kasus, ditahun 2015 turun menjadi 619 kasus (Dinkes Jateng, 2015). Penyebab kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan (27%), eklampsi (23%), infeksi (11%), partus lama (5%), abortus (5%) dan lain-lain (11%) (Depkes, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) bisa dicegah sejak dini pada sejak kehamilan melalui ANC, ANC meliputi pemantauan melalui program cakupan pelayanan antenatal pertama kali (K1) dan cakupan pelayanan antenatal sekurang-kurangnya empat kali kunjungan (K4). Menurut pusat data dan informasi kemenkes RI tahun 2013, jumlah ibu hamil di Indonesia sebanyak 5.212.568 jiwa, cakupan kunjungan ibu hamil K1 di Indonesia sebesar 95,25% dan cakupan K4 86,85%. Dari keseluruhan ibu hamil terdapat kehamilan yang disertai dengan komplikasi kebidanan sebanyak 1.059.657 kasus. Provinsi Jawa Tengah jumlah ibu hamil pada tahun 2013 sebanyak 620.078 jiwa dengan cakupan ibu hamil K4 di Jawa Tengah sebesar 92,13%. Kehamilan yang disertai dengan komplikasi kebidanan sebanyak 124.946 kasus (Kemenkes RI, 2013).
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) digunakan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan agar dapat mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu mengahadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI. Pemeriksaan Antenatal Care juga bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu hamil, mendeteksi penyakit, komplikasi kehamilan, pertumbuhan janin berdasarkan usia kehamilan. Dengan dilakukan Antenatal Caredi harapkan juga dapat membantu menghadapi persalinan, pasca persalinan dan pemberian ASI (Kuswanti, 2014).
Progam kunjungan K1 bertujuan untuk menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien, mendeteksi komplikasi-komplikasi / masalah yang dapat di obati sebelum mengancam jiwa ibu, melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena kurang mengkonsusmi Fe, memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kelahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya. Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat) bertujuan untuk mendeteksi dan mewaspadai, memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercyaaan dengan ibu, megidentifikasi factor resiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidanan masa lalu dan sekarang, riwayat obstetric, medis, dan pribadi serta keluarga. Progam kunjungan K4 yaitu sama dengan kunjungan K1 dan K2 , palpasi abdomen, mengenali adanya kelainan letak dan presantase yang memerlukan kelahiran RS, memantapkan persalinan, dan mengenali tanda-tanda persalinan.
Berdasarkan hasil studi kasus di Puskesmas Banjarnegara 2 tercatat data ibu hamill diwilayah puskesmas tersebut pada tahun 2015 adalah sebanyak 5.428 jiwa dengan cakupan K1 sebanyak 53% dan K4 sebanyak 47%. Pada tahun 2016 data ibu hamil sebanyak 5.431 jiwa dengan cakupan K1 sebanyak 51% dan cakupan K4 sebanyak 49% maka berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada tahun 2016 Puskesmas Banjarnegara 2 mengalami kenaikan jumlah ibu hamil dari 5.428 jiwa menjadi 5.431 jiwa dan juga penurunan pada cakupan K1 dan kenaikan pada cakupan K4.
Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah ibu hamil yang periksa dipuskesmas Banjarnegara 2 dari bulan januari – November adalah sebanyak 1.612 yang dibagi menjadi 3 trimester, yaitu ibu hamil trimester 1 sebanyak 311 ibu hamil, trimester II sebanyak 413 ibu hamil, dan trimester III sebanyak 888 ibu hamil.
Kehamilan trimester III sering kali disebut periode menunggu / penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua (Kuswanti, 2014).
Pada kehamilan trimester III keluhan yang sering dirasakan adalah nyeri atau sakit pada tulang belakang bagian bawah. Rasa sakit ini berkaitan dengan melemahnya otot – otot ligamen sebagai persiapan pada persalinan nanti. Perubahan fisiologis dan ketidaknyamanan yang terjadi selama kehamilan dapat menimbulkan komplikasi selama kehamilan oleh sebab itu dibutuhkan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III untuk mencegah terjadinya komplikasi pada masa kehamilan (Hartini, 2009).
Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kebidanan adalah membantu ibu dan keluarga untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi, mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetric, meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik mental dan sosial ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen dan imunisasi, membantu mempersipkan ibu untuk mmenyusui bayi, melalui masa nifas yang normal serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan sosial (Kuswanti, 2014).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengetahui dan memperoleh pengetahuan serta keterampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan menyusun karya tulis dengan judul “Asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. E umur 25 tahun GII PI A0 AhI Umur kehamilan 30 minggu 5 hari janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala di Puskesmas Banjarnegara 2 Tahun 2017”.
URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1869
APA Citation
Trisna Wati Dewi. (2017). ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY E UMUR 25 TAHUN
GII PI A0 AHI UMUR KEHAMILAN 30 MINGGU 5 HARI JANIN
TUNGGAL HIDUP INTRA UTERIN PRESENTASI KEPALA
DI PUSKESMAS BANJARNEGARA 2
TAHUN 2017. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id
