Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SEHAT An A UMUR 18 BULAN 8 HARI DI PUSKESMAS SUSUKAN 1 TAHUN 2017

XML
Pengarang
Munika Setiyana - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2017
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Balita adalah masa yang membutuhkan perhatian ekstra baik oleh orang tua maupun tenaga kesehatan. Perhatian harus diberikan pada pertumbuhan atau perkembangan, status gizi, bahkan kebutuhan akan imunisasi (Marimbi, 2010). Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah usia 3-5 tahun (prasekolah). Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan (Anggraini, 2010). Masa balita ini juga masa rentan terhadap sakit sehingga membutuhkan upaya kesehatan yang adekuat baik dari orang tua maupun tenaga kesehatan.
Upaya kesehatan balita antara lain diharapkan mampu menurunkan angka kematian. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukan AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target Sustainable Development Goal (SDG’s) 2015 sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita (AKABA) hasil SUPAS 2015 sebesar 26,29 per 1.000 kelahiran hidup, dan telah memenuhi target SDG’s 2015 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup (SUPAS, 2015).
Angka Kematian Balita (AKABA) Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 11,64 per 1.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan dibandingkan AKABA tahun 2014 yaitu 11,54 per 1.000 kelahiran hidup. (Dinkes Jateng, 2015). Kehidupan anak usia dibawah lima tahun merupakan bagian yang sangat penting, usia tersebut merupakan landasan yang membentuk masa depan kesehatan, pertumbuhan, perkembangan, hasil pembelajaran anak di sekolah dan keluarga serta kehidupan secara umum di masyarakat. Indikator yang bisa menjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan balita salah satu diantaranya adalah pelayanan anak balita yaitu pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita minimal 8 kali dalam setahun di posyandu (Kemenkes RI, 2013).
Cakupan pelayanan kesehatan balita dapat menggambarkan upaya pemerintah dalam meningkatan akses balita untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit, serta peningkatan kualitas hidup balita. Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian imunisasi, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi dan balita, penyuluhan perawatan kesehatan balita dan pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) (Kemenkes RI, 2015)
Hasil penelitian Kumala, (2014) tentang efektifitas SDIDTK terhadap peningkatan angka penemuan dini gangguan tumbuh kembang pada anak usia balita di posyandu teluk wilayah puskesmas purwokerto selatan. Didapatkan hasil ada perbedaan angka penemuan gangguan perkembangan pada anak usia balita sebelum dan sesudah menggunakan SDIDTK yaitu menujukan ada 10 anak yang dinyatakan mengalami gangguan perkembangan saat dilakukan pre test dan postest, sedangkan terdapat 11 anak yang saat pre test dinyatakan normal namun saat dilakukan postest dinyatakan mengalami gangguan perkembangan.
Program pemerintah dalam pelayanan pemeliharaan kesehatan balita salah satunya yaitu berupa pelayanan penimbangan berat badan dan imunisasi. Cakupan balita ditimbang pada tahun 2014 di Indonesia sebesar 80,8% pada tahun 2014 target Renstra sebesar 85% artinya masih terdapat balita yang belum mendapatkan pelayanan penimbangan. Capaian imunisasi di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 86,9% hal ini masih belum mencapai target Renstra pada tahun 2014 yang sebesar 90% artinya masih terdapat balita yang belum mendapatkan pelayanan imunisasi (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan data Kemenkes RI (2015) diketahui bahwa cakupan indikator pelayanan pada balita sebagian besar belum memenuhi target sehingga dalam hal ini diperlukan peran seorang bidan. Adapun peran bidan yang dapat diberikan untuk mewujudkan balita sehat antara lain bidan sebagai pengawas yaitu mengawasi segala perkembangan balita setiap tumbuh kembangnya, memonitoring tumbuh kembangnya serta menjaga agar balita tetap sehat. Bidan sebagai pendidik yaitu memberikan pendidikan kepada para orang tua agar dapat mengasuh balita dan menjadikannya balita yang sehat. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan untuk mewujudkan balita sehat antara lain: pemberian makanan dan gizi yang seimbang, imunisasi dan pengukuran tumbuh kembang balita (Puspita, 2013).

Berdasarkan data Dinkes Jateng tahun 2015 di Wilayah BARLINGMASCAKEB, AKABA tertinggi di Kabupaten Banjarnegara sebesar 15,13 per 1000 kelahiran hidup, di Kabupaten Purbalingga sebesar 11,74 per 1000 kelahiran hidup, Kabupaten Kebumen sebesar 11,40 per 1000 kelahiran hidup, Kabupaten Banyumas sebesar 9,86 per 1000 kelahiran hidup dan terendah di Kabupaten Cilacap sebesar 8,77 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng, 2015). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Banjarnegara pada tahun 2015 diketahui bahwa cakupan pelayanan pada balita sebesar 91,3%, sejumlah 14 puskesmas di wilayah Banjarnegara telah mencapai 100% terhadap cakupan pelayanan balita, akan tetapi terdapat beberapa yang memperoleh cakupan terendah salah satunya yaitu puskesmas Susukan 1 dengan memperoleh cakupan 37,5% (Dinkes Banjarnegara, 2015).
Berdasarkan survey pada tanggal 9 Desember 2016, Puskesmas Susukan 1 menduduki angka kelahiran tertinggi ke dua, dan angka kelahiran Puskesmas Susukan 1 mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2014 sebesar 727 kelahiran hidup dan meningkat pada tahun 2015 yaitu 731 kelahiran hidup, dengan jumlah balita sebanyak 3.270 dan cakupan imunisasi booster campak sebesar 90,8% sedangkan pencapain imunisasi booster DPT-combo telah mencapai 100% tanpa kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), akan tetapi untuk pelayanan pertumbuhan dan perkembangan SDIDTK di Puskesmas Susukan 1 tidak ada pelayanan pertumbuhan dan perkembangan SDIDTIK pada balita. Untuk secara keseluruhan cakupan pelayanan balita di Puskesmas 1 Susukan terendah di Kabupaten Banjarnegara. Hal ini menjadi perhatian peneliti untuk melakukan “Asuhan kebidanan pada balita sehat di Puskesmas Susukan 1 Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2017 ”.

Asuhan Kebidanan Pada Balita Sehat

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1872
APA Citation
Munika Setiyana. (2017). ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SEHAT An A UMUR 18 BULAN 8 HARI DI PUSKESMAS SUSUKAN 1 TAHUN 2017. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/