Detail Cantuman
KembaliASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III NY. S UMUR 26 TAHUN G1P0A0Ah0 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 4 HARI DI PUSKESMAS SIGALUH II BANJARNEGARA TAHUN 2017
XML- Pengarang
- Aminah - Personal Name
- Pernyataan Tanggungjawab
- Lampiran Berkas
- LOADING LIST...
- Bahasa
- Indonesia
- Penerbit
- STIKES Harapan Bangsa
- Tahun Terbit
- 2017
- Tempat Terbit
- Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
- Deskripsi Fisik
- Bagikan:
Abstract
Kehamilan, kelahiran, dan menopause merupakan kejadian normal dalam kehidupan, walaupun hal tersebut adalah suatu hal yang normal, tetapi potensi terjadinya patologi pada wanita dan bayi tetap ada (Hani, dkk 2011). Kehamilan merupakan harapan bagi seorang ibu sehingga ada upaya pemerintah untuk mencegah terjadinya kegawatdaruratan yaitu dengan pemeriksaan antenatal care (ANC) (Marmi, 2011).World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan (ICD-10, 2012; WHO, 2014). Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa diperoleh angka kematian ibu di Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, (WHO, 2014) sehingga AKI masih menjadi prioritas utama dalam program Sustainable Development Goals (SDG’s) tahun 2025 yaitu perolehan AKI kurang dari 70/ 100.000 kelahiran hidup oleh karena itu dibutuhkan upaya yang keras untuk menurunkan AKI.
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 diperoleh Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 228 dan mengalami peningkatan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Penyebab tingginya AKI di Indonesia secara global disebabkan oleh perdarahan sebesar 25%, sepsis 15%, hipertensi karena kehamilan 12%, partus macet 8%, dan komplikasi aborsi tidak aman 13% (Profil Depkes RI, 2014)
Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebanyak 711 kasus per 100.000 KH, tahun 2015 sebanyak 619 kasus per 100.000 KH dan tahun 2016 sebesar 251/100.000 KH. Berdasarkan data tersebut dapat di simpulkan bahwa AKI dari tiga tahun terakhir mengalami
penurunan. AKI terjadi pada waktu nifas sebesar 57,95%, pada waktu hamil sebesar 26,33 %,dan pada waktu persalinan sebesar 15,05%. Pada waktu hamil sebesar 27,00% disebabkan oleh abortus, perdarahan antepartum, dan hipertensi (Dinkes Prov Jateng, 2015).
Angka Kematian Ibu ditingkat Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2014 sebanyak 20 kasus atau 0,02%, tahun 2015 tedapat 7 kasus atau 0,07% dan tahun 2016 terdapat 19 kasus atau 0,19% per 100.000 kelahiran. Jumlah ibu hamil di Puskesmas Sigaluh II pada tahun 2014 terdapat 197 dengan ibu hamil trimester III sejumlah 178 dengan cakupan 90% dengan ibu hamil yang mengalami komplikasi 49 atau 27,5% dan pada tahun 2015 terdapat 217 dengan ibu hamil trimester III sejumlah 178 dengan cakupan 82% dengan ibu hamil yang mengalami komplikasi 90 atau 50,5% sedangkan tahun 2016 terdapat 219 dengan ibu hamil trimester III sejumlah 149 dengan cakupan 68% dengan ibu hamil yang mengalami komplikasi 76 atau 51,0%. Berdasarkan data tersebut dapat di simpulkan bahwa jumlah ibu hamil trimester III dari tiga tahun terakhir mengalami penurunan sedangkan untuk jumlah ibu hamil yang mengalami komplikasi mengalami kenaikan (Dinkes Kabupaten Banjarnegara 2016).
Angka kejadian komplikasi di kabupaten Banjarnegara yaitu Puskesmas Rakit sebanyak 129 ibu hamil dengan jumlah kompliaksi 106 atau 82,1% dan Puskesmas Batur 1 sebanyak 539 ibu hamil dengan jumlah kompliaksi 161 atau 29,8%, Puskesmas Sigaluh 2 sebanyak 217 ibu hamil dengan jumlah kompliaksi 90 atau 41,9%, Puskesmas Bawang 2 sebanyak 190 ibu hamil dengan jumlah kompliaksi 39 atau 20,5%, Puskesmas Bawang 1 sebanyak 298 ibu hamil dengan jumlah kompliaksi 60 atau 20,1%. Data tersebut menyimpulkan bahwa Puskesmas Sigaluh 2 menduduki peringkat ke-2 kasus kompliasiyang berhubungan dengan ibu hamil (Dinkes Jateng, 2015)
Angka kematian ibu dapat ditangani sejak masa kehamilan yaitu dengan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, selain penggunaan alat yang steril dan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai yaitu salah satunya dengan melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) secara rutin dan memberikan penyuluhan perawatan diri selama hamil, perawatan payudara, gizi ibu selama hamil, tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan tanda-tanda pada janin, senam ibu hamil. Antenatal Care merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak konsepsi hingga awal persalinan (Marmi, 2011). Standar pelayanan ANC 14 T menurut Saryono (2010) yaitu timbang berat badan, tekanan darah, tinggi fundus uteri, tablet Fe, imunisasi TT, pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL, pemeriksaan protein urine, pemeriksaan reduksi urine, perawatan payudara, senam ibu hamil, pemberian obat malaria, pemberian kapsul yodium, temu wicara.
Standar pelayanan kebidanan pada pelayanan antenatal yaitu minimal 4 kali yaitu pada trimester 1 satu kali pada trimester II satu kali dan pada trimester III dua kali. Kunjungan ANC pada ibu hamil berupa serangkaian pelayanan kemungkinan penyulit dan gangguan kesehatan selama kehamilan (Kuswati, 2014).
Cakupan kunjungan untuk ibu hamil yang lengkap adalah K1, K2, K3, dan K4. Hal Ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28 -36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan di atas 36 minggu (Prawirohardjo, 2011).
Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil akan mendapatan serangkaian yang terkait dengan upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemunginan adanya penyulit atau gangguan kehamilan dan pasien yang malakuan kunjungan secara rutin apabila muncul komplikasi atau penyulit pada pasien, tenaga kesehatan khususnya bidan dapat melakuan tindakan secara cepat karena langsung di ketahui dan ditangani secara dini (Prawirohardjo, 2011).
Keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh bidan pada kehamilan diantaranya seperti mengumpulkan data riwayat kesehatan, melakukan pemeriksaan fisik, menilai keadaan janin, menghitung usia kehamilan, mengkaji status nutrisi, mengkaji kenaikan berat badan, memberikan penyuluhan, melaksanakan pada anemia ringan, hipertensi gravidarum tingkat 1, preeklamsia ringan dan pemberian nutrisi (Permenkes, 2010). Serta keterampilan tambahannya yaitu menggunakan dopler untuk memantau DJJ, memberikan pengobatan dan atau kolaborasi. Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan yang perlu diberikan pada ibu hamil trimester ke III untuk mengurangi keluhan meliputi pemenuhan nutrisi, personal hygiene, eliminasi, tanda bahaya trimester III, persiapan persalinan, tanda-tanda persalinan, senam ibu hamil secara teratur, perawatan payudara, pola istirahat (Kuswanti, 2014). Asuhan kehamilan perlu diberikan pada ibu hamil sejak dini, tujuan pemeriksaan kehamilan adalah mengetahui dan mencegah sedini mungkin kelainan dan komplikasi yang ditimbulkan selama kehamilan, persalinan dan menyusui (Saminem, 2009).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk memberikan asuhan Antenatal Care secara komprehensif pada kasus ibu yang sering muncul komplikasi di kehamilan trimester III, dan diharapkan masalah yang terjadi di trimester III dapat berkurang dan kehamilan tetap berjalan secara normal di Puskesmas Sigaluh II Banjarnegara.
URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1883
APA Citation
Aminah. (2017). ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III NY. S UMUR 26 TAHUN G1P0A0Ah0 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 4 HARI DI PUSKESMAS SIGALUH II BANJARNEGARA TAHUN 2017. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id
