Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. C UMUR 37 TAHUN P3A0 AH3 AKSEPTOR BARU KB IMPLANT II DI PUSKESMAS PUNGGELAN 1 KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017

XML
Pengarang
Novi Widiawati - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2017
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara- negara di dunia, khususnya negara berkembang. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk sebanyak 255.461.686 jiwa dengan luas wilayah 1.913.378,68 km2 dan kepadatan penduduk sebesar 131,76 jiwa/km2 terbesar ke empat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. (Depkes RI, 2015).
Masalah yang terdapat di Indonesia adalah laju pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi. Perkiraan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% dan setiap tahunnya bertambah sebanyak 4,5 juta orang. Laju pertumbuhan ditentukan oleh kelahiran dan kematian dengan adanya perbaikan pelayanan kesehatan menyebabkan tingkat kematian rendah, namun mengalami kenaikan tingkat kelahiran dari 4.890.305 jiwa pada tahun 2014 menjadi 4.893.425 jiwa pada tahun 2015 (BKKBN, 2015).
Untuk mencegah terjadinya laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, pemerintah terus berupaya menekan laju pertumbuhan dengan program Keluarga Berencana. Sasaran program KB adalah terkendalinya pertumbuhan penduduk dan tingkat keluarga kecil yang berkualitas. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka disusun beberapa arahan kebijakan, sala
satunya adalah meningkatkan pemakaian kontrasepsi yang lebih efektif dan efesien untuk jangka waktu panjang (Noviawaty, 2009).
Keluarga berencana merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu,anak,serta perempuan. Pelayanan KB menyediakaninformasi, pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antar anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak. Metode kontrasepsi yang tersedia di Indonesia saat ini meliputi Metode Amenore Laktasi (MAL), Senggama terputus, Metode Barier, Kontrasepsi Kombinasi, Kontrasepsi Progestin, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), dan Kontrasepsi Mantap (Depkes RI, 2015).
Di Indonesia pada tahun 2015 dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 47.019.002. Peserta KB baru sebesar 7.761.961(16,15%) meliputi suntik sebanyak 3.855.254 (49,67%), pil KB sebanyak 1.951.252(25,14%) kondom sebanyak 441.141 (5,68%), Implan sebanyak 826.627 (10,65%), IUD (Intra Uterine Device) sebanyak 555.241(7,15%), Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 116.384 (1,5%), Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 16.062 (0,2%). Sedangkan peserta KB aktif sebanyak 35.202.908 meliputi Implant sebanyak 3.896.081 (11,07%), MOW sebanyak 1.238.749 (3,52%), MOP sebanyak 241.642(0,69%), IUD sebanyak 3.680.816 (10,46%), kondom sebanyak 1.110.341 (3,15%), suntikan sebanyak 16.734.917 (47,54%) dan pil KB sebanyak 8.300.362 (29,58%) . Berdasarkan uraian data tersebut Implant menduduki peringkat ke- tiga di Indonesia dengan presentase 11,07% (Depkes RI, 2016).
Hasil Survei Badan Pusat Statistik (BPS) persentase PUS berumur 15 - 49 tahun yang menggunakan atau memakai alat KB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2000 –2015 menunjukan peningkatan secara signifikan pada tahun 2014 sebesar 64,87% dan pada tahun 2015 naik mencapai 78,3 % (BPS Jawa Tengah, 2016). Pada tahun 2015 di Provinsi Jawa Tengah jumlah peserta KB menduduki peringkat 8 dengan PUS sebanyak 6.736.249 jiwa dengan cakupan proporsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu Implant sebanyak 732.526 (12%), AKDR sebanyak 576.701 (9%) akseptor, MOW sebanyak 5,3 % akseptor, MOP sebanyak 0,9 % akseptor, dan Non MKJP tertinggi yaitu suntik sebanyak 3.964.201 (56,2%) akseptor dan Pil sebanyak 743.971 (14,1%) akseptor. Berdasarkan data tersebut maka Implant menduduki peringkat ke-1 yang termasuk MKJP paling banyak digunakan di Provinsi Jawa Tengah (BKKBN Jateng, 2016).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara jumlah peserta KBImplant di Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 sebanyak18.708 peserta dan dapat diketahui bahwa jumlah akseptor KB baruImplant tertinggi pertama adalah Puskesmas Pejawaran sebanyak 218 Akseptor (20,4%), tertinggi kedua adalah Puskesmas Purwanegara1 sebanyak 210 Akseptor (23,3%), tertinggi ketiga adalah Puskesmas Purwanegara II sebanyak 195 Akseptor (15,5%) dan tertinggi keempat adalah Puskesmas Banjarnegara 1 sebanyak 190 Akseptor (14,9%) sedangkan Puskesmas Punggelan 1 berada di peringkat kesebelas sebanyak 96 Akseptor (9,2%). Berdasarkan data tersebut bahwa Puskesmas Punggelan 1 berada di peringkat kesebelas akan tetapi berdasarkan peningkatan peserta KB aktif pengguna KB Implant di Puskesmas Punggelan1 tahun 2015 berada diperingkat ketiga sebanyak 871 Akseptor (10,6%) setelah Puskesmas Pejawaran sebanyak 1.063 akseptor dan Puskesmas Pandanarum sebanyak 994 akseptor(Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2016).
Berdasarkan hasil survey pada tanggal 10 Januari tahun 2016 di Puskesmas Punggelan 1 didapatkan data pada tahun 2015 di wilayah Puskesmas Punggelan 1 terdapat PUS sebanyak 9.825 peserta dan yang menjadi peserta Kb aktif sebanyak 8.153 peserta dan yang menjadi peserta KB Implant Sebanyak 871 Akseptor, sedangkan berdasarkan Buku Laporan KB tahun 2016 di puskesmas Punggelan 1 jumlah PUS sebanyak 10.032 peserta dan yang menjadi peseta KB aktif sebanyak 9.216 pesertadengan proporsi pencapaian akseptor yang memakai Metode Kontrasepsi Jangka panjang (MKJP) yaitu Implant sebanyak 943 (10,3%) peserta. Hal ini menunjukkan bahwa di wilayah Puskesmas Punggelan 1 didapatkan peningkatan data yang signifikan salah satunya adalah peningkatan jumlah akseptor KB Implant dari tahun 2015 ke tahun 2016 serta menunjukkan bahwa Kontrasepsi Implant cukup berhasil diterima oleh masyarakat.
Berdasarkan data yang didapat dari hasil wawancara dengan bidan koordinator di Puskesmas Punggelan 1 didapatkan hasil dari 943 akseptor KB Implant mengalami efek samping yaitu peningkatan berat badan setelah penggunaan Implant dengan jumlah 14 akseptor (1,5%) dan mengalami kegagalan pemakaian kontrasepsi implant dengan jumlah 1 akseptor (0,1%) yang disebabkan karena ekspulsi, sehingga sebagai seorang bidan harus melakukan asuhan yang tepat dengan memberikan perhatian khusus melalui kegiatan konseling yang berhubungan dengan kontrasepsi implant.
Dari latar belakang di atas maka Penulis tertarik untuk melaksanakan Studi Kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Akseptor Baru KB Implant Ny. C umur 37 tahun P3 A0 Ah3 Di Puskesmas Punggelan 1 tahun 2017”.

Asuhan kebidanan
Akseptor baru KB Implant

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1888
APA Citation
Novi Widiawati. (2017). ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. C UMUR 37 TAHUN P3A0 AH3 AKSEPTOR BARU KB IMPLANT II DI PUSKESMAS PUNGGELAN 1 KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/