Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. M UMUR 1 JAM KURANG BULAN SESUAI MASA KEHAMILAN DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2017

XML
Pengarang
Neli Rahayu - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2017
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Angka kematian bayi menurut Word Health Organization (WHO)
secara global jumlah kematian neonatal menurun dari 5,1 juta pada tahun
1990 menjadi 2,7 juta dari tahun 2015. Data dari Word Health Organization
(WHO) Tahun 2015 penyumbang angka kematian bayi di dunia antara lain
kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 26.217 jiwa atau (35,5%),
asfiksia (4,6%), infeksi (1,1%) kejadian (WHO, 2015). Berdasarkan data
tersebut dapat disimpulkan angka kejadian BBLR di dunia menempati urutan pertama.
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup, maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bayi baru lahir (neonatal) telah berhasil dilakukan oleh komitmen global MDGs yang menetapkan target terkait kematian anak yaitu menurunkan angka kematian anak hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015 (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa persentase
bayi (0-12bulan) dengan BBLR sebesar 6,37%. Persentase BBLR tertinggi
terdapat di Provinsi Gorontalo (14,1%) dan terendah di Sumatera Utara
(2,52%). Sedangkan di Jawa Tengah sendiri kejadian BBLR mencapai



1




2

(6,68%), presentasi BBLR untuk Jawa Tengah menempati urutan tertinggi ke -
14dari 34 Provinsi (Riskesdas, 2013).
Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 10
per 1.000 kelahiran hidup, terjadi penurunan tetapi tidak signifikan
dibandingkan AKB tahun 2014 yaitu 10,08 per 1.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data di atas AKB Jawa Tengah dibandingkan dengan tahun 2015
mengalami penurunan dari 10,08 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 10 per
1.000 kelahiran hidup namun jumlahnya masih tetap banyak, sedangkan
persentase bayi berat lahir rendah (BBLR) di Jawa Tengah pada tahun 2015
sebesar 5,1%, lebih tinggi dibandingkan persentase BBLR tahun 2014 yaitu
3,9%. Berdasarkan data tersebut menunjukan kenaikan BBLR sebesar 1,2%.
AKB terendah di Provinsi Jawa Tengah adalah Jepara yaitu 6,35 per 1.000
kelahiran hidup, Kabupaten/Kota dengan AKB tertinggi adalah Grobogan
yaitu 17,38 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan Kabupaten Purbalingga
menempati posisi tertinggi ke - 14 yaitu 10,12 per 1.000 kelahiran hidup dari
35 Kabupaten (Dinkes Jawa Tengah, 2015).
Berdasarkan laporan rutin AKB Kabupaten Purbalingga tahun 2015
sebesar 10,18 (150 kasus) per 1.000 kelahiran hidup dan dibanding dengan
tahun 2014 AKB mengalami penurunan dari 11,00 (162 kasus) per 1.000
kelahiran hidup, sedangkan bayi dengan berat badan lahir rendah di Kabupaten
Purbalingga tahun 2015 sejumlah 781 anak (5.33%) jika dibandingkan dengan
tahun 2014 mengalami peningkatan dari 603 anak (4,10%). Berdasarkan data
diatas dapat disimpulkan BBLR di Kabupaten Purbalingga meningkat (DKK
Purbalingga, 2015).




3

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga merupakan RSUD
umum daerah yang terbesar di Kabupaten Purbalingga. Berdasarkan data dari
RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata didapatkan hasil AKB tahun 2014
mencapai 109 jiwa dengan kejadian BBLR 41 jiwa (37,6%), asfiksia 32 jiwa
(29,3%), lain - lain 36 jiwa (33%). Sedangkan pada tahun 2015 AKB
mencapai 90 jiwa dengan kejadian BBLR 38 jiwa (42,2%), asfiksia 37 jiwa (41,1%), dan lain - lain 15 jiwa (16,7%). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan walaupun angka kejadian AKB yang disebabkan oleh BBLR mengalami penurunan tetapi AKB yang disebabkan oleh BBLR masih menempati urutan pertama dan jumlahnya masih banyak di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
BBLR adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram
tanpa memandang masa kehamilan, bayi yang berada di bawah persentil 10
dinamakan ringan untuk umur kehamilan, dahulu neonatus dengan berat
badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut
prematur, pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak
memuaskan, sehingga lambat laun diketahui bahwa tingkat morbiditas dan
mortalitas pada neonatus tidak hanya bergantung pada berat badan saja, tetapi
juga pada tingkat maturitas bayi itu sendiri (Proverawati dan Ismawati, 2010).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi BBLR antara lain, faktor
ibu seperti tumor mioma uteri, toksemia gravidarum contohnya pre-eklampsia
dan eklamspsia, riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan
antepartum dan malnutrisi, faktor Janin kehamilan ganda, hidramnion,
ketuban pecah dini, cacat bawaan, infeksi dalam rahim, faktor lain seperti




4

plasenta previa, solusio plasenta, faktor lingkungan radiasi atau zat-zat beracun, keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebiasaan pekerjaan yang melelahkan dan merokok (Rukiyah dan lia, 2010).
Berdasarkan data di atas BBLR menempati urutan pertama yang
membuktikan bahwa bayi dengan BBLR merupakan masalah yang serius dan
untuk kasus BBLR umur 1 jam sendiri sangat rentan terhadap komplikasi,
komplikasi yang sering muncul pada BBLR menurut Sudarti (2013) yaitu,
gangguan pola nafas,hipotermi, kebutuhan nutrisi, potensi infeksi,
hipoglikemi.
Banyaknya komplikasi yang terjadi pada bayi BBLR, maka peran bidan
sangat penting untuk mengurangi terjadinya kematian akibat BBLR dengan
cara memberikan Asuhan Kebidanan yang komprehensif meliputi
pertahankan suhu tubuh bayi dijaga pada suhu aksila 36,5 - 37,5C, beri O2
sesuai dengan masalah pernafasan, pantau dengan oksimetri, sirkulasi
dipantau dengan ketat, awasi keseimbangan cairan, pemberian cairan dan
nutrisi, pencegahan infeksi, mencegah perdarahan pemberian vitamin K 1 mg
(Sukarni, 2014). Pemberian makan enteral (Sudarti, 2010).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan studi kasus yang berjudul : "Asuhan kebidanan pada By. Ny. M
umur 1 jam kurang bulan sesuai masa kehamilan dengan bayi berat lahir
rendah di ruang Perinatologi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Tahun
2017".


Asuhan kebidanan
Bayi Berat Lahir Rendah

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1894
APA Citation
Neli Rahayu. (2017). ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. M UMUR 1 JAM KURANG BULAN SESUAI MASA KEHAMILAN DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2017. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/