Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS NY.L UMUR 20 TAHUN G1 P0 A0 Ah0 UMUR KEHAMILAN 36 MINGGU 3 HARI DIPUSKESMAS I SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017

XML
Pengarang
Devilia Megasari - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2017
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya plasenta. Kehamilan normal mencapai 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Setiap kehamilan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi agar kelainan yang ada dapat dikenali lebih dini (Prawirohardjo,2008).
Indikator kesehatan suatu negara dapat diukur dengan skala maternal mortality rate atau angka kematian ibu (AKI). Semakin tinggi (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) maka semakin rendah derajat kesehatan dan kesejahteraan suatu negara (Suratun dkk,2008).
Data dari World Health Organization (WHO) menunjukan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi. Setiap hari pada tahun 2015, sekitar 830 perempuan meninggal karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Diperkirakan bahwa pada tahun 2015, sekitar 303.000 perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Tahun 1990 dan 2015, angka kematian ibu di seluruh dunia menurun sekitar 44%. Rasio kematian maternal di negara-negara berkembang pada tahun 2015 adalah 239 per 100 000 kelahiran hidup
versus 12 per 100 000 kelahiran hidup di negara maju. Penyebab utama kematian ibu di dunia adalah perdarahan 27%, tekanan darah tinggi selama kehamilan 14%, dan infeksi 11% (WHO,2016).
Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, menunjukan peningkatan AKI yang signifikan dari tahun 2007 yaitu sebanyak 228 kematian ibu per 100.000 kelahiran menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Angka Kematian Ibu kembali menunjukan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Kemenkes RI, 2015).
Upaya percepatan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas seperti salah satunya yaitu pelayanan ibu hamil. Pelayanan kesehatan ibu hamil harus memenuhi frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 13-27 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 28-40 minggu). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2015).
Data dari Kemenkes yaitu cakupan K4 di Indonesia dari tahun 2005-2015 megalami peningkatan, pada tahun 2012 merupakan tingkat tertinggi untuk K4 di Indonesia yaitu mencapai 90,18%. Mulai kembali turun sampai dengan tahun 2015 mencapai 87,48%. Penurunan indikator tersebut merupakan kecenderungan mengindikasikan adanya perbaikan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu hamil. Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2015 telah memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan sebesar 72%. Di Jawa Tengah sendiri cakupan K4 sudah cukup bagus yaitu sebesar 93,05% (Kemenkes RI,2015).
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 sebanyak 619 kasus, mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun 2014 yang mencapai 711 kasus. Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah dengan demikian juga mengalami penurunan dari 126,55 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 menjadi 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Untuk jumlah AKI sejak 2011-2015 secara berurutan yaitu (116,01), (116,34), (118,62), (126,55), (111,16) per 100.000 kelahiran hidup. Kejadian AKI paling banyak adalah pada waktu nifas sebesar 60,90%, pada waktu hamil sebesar 26, 33%, dan pada waktu persalinan sebesar 12,76%. Kematian ibu disebabkan karena Hipertensi (26,34%), perdarahan (21,14%), gangguan sistem peredaran darah (9,27%), infeksi (2,76%), dan lain-lain (40,49%). Kabupaten Banjarnegara berada di tingkat ke-17 dengan 17 kasus pada tahun 2015 (Dinkes Jateng, 2015). Penyebab masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2015 disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu keterbatasan kemampuan petugas untuk deteksi resiko, keterlambatan di tingkat masyarakat dan pengambilan keputusan, keterbatasan fasilitas yang tersedia terutama pelayanan rujukan, sistem rujukan, status gizi bumil, dan sosial budaya bumil (Dinkes Banjarnegara). Data cakupan K4 di Kabupaten Banjarnegara merupakan K4 terendah di Provinsi Jawa Tengah yaitu mencapai 85,80% (Dinkes Jateng,2015).
Kejadian kematian pada maternal yang paling banyak adalah hipertensi dan pada kasus perdarahan yang dapat terjadi pada waktu kehamilan. Perdarahan pada masa kehamilan disebut perdarahan antepartum yaitu solusio plasenta dan plasenta previa yang biasanya terjadinya pada usia kehamilan 28 minggu atau trimester ke III. Hal ini berdampak pada keadaan komplikasi yang lebih berbahaya (Kuswanti, 2014). Kehamilan trimester III merupakan waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian dan kelahiran bayi. Terkadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan tingkat kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau cemas jika bayi yang dilahirkan tidak normal. Ibu akan mulai merasa khawatir dengan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul waktu melahirkan. Pada trimester inilah ibu memerlukan ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan (Maulana, 2008).
Masalah ini dapat dicegah dengan asuhan antenatal yang tepat dan komprehenssif mulai dari awal kehamilan dengan pemeriksaan ANC minimal 4 kali selama hamil khususnya pada trimester III dengan asuhan untuk mengatasi deteksi dini dan komplikasi dan pencegahan komplikasi melalui pemberian KIE, senam hamil, dan lain-lain. Hasil penelitian dari Rusmita (2015) yang berjudul “Pengaruh Senam Hamil Yoga Terhadap Kesiapan Ibu Hamil Menghadapi Persalinan di RSIA Limijati Bandung” mengungkapkan bahwa penelitian terdapat pengaruh senam hamil yoga terhadap kesiapan ibu hamil menghadapi persalinan. Penelitian ini sejalan dengan teori dan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Stoppard (2008); Amy and Kathryn (2008); Siska (2009); Sindhu (2009) dan Wiadnyana (2011), yang mengatakan bahwa manfaat latihan yoga bagi ibu hamil, bersalin dan nifas yaitu dapat meringankan edema dan kram yang sering terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, membantu posisi bayi dan pergerakan, meningkatkan sistem pencernaan dan nafsu makan, meningkatkan energi dan memperlambat metabolisme untuk memulihkan ketenangan dan fokus, mengurangi rasa mual, morning sickness dan suasana hati, meredakan ketegangan di sekitar leher rahim dan jalan lahir, yang berfokus pada membuka pelvis untuk mempermudah persalinan, membantu dalam perawatan pasca kelahiran dengan mengembalikan uterus, perut dan dasar panggul, mengurangi ketegangan, cemas dan depresi selama hamil, persalinan nifas dan ketidaknyamanan payudara.
Pada masa kehamilan diperlukan pemeriksaan untuk memastikan kehamilan berlangsung normal, selain itu diperlukan adanya deteksi dini masalah/penyakit yang dialami ibu hamil yaitu dengan melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC). Pada kehamilan trimester III sangat diperlukan adanya asuhan kebidanan melalui ANC, yaitu untuk mengetahui lebih dini jika ditemukan adanya komplikasi atau masalah menjelang persalinan, untuk memberi pengetahuan kepada ibu untuk persiapan persalinan dan menyambut kelahiran bayi (Mufdilah,2010).
Data dari Puskesmas I Susukan pada tahun 2015 sasaran untuk K4 diwilayah cakupan puskesmas I Susukan yaitu 825 ibu hamil, perolehan kumulatif pada tahun ini yaitu sejumlah 753 ibu hamil atau sebesar 91%. Pada tahun 2016 dari rentang waktu bulan Januari sampai dengan Bulan September yaitu sasaran ibu hamil untuk K4 yaitu sejumlah 805 dan perolehan kumulatif pada rentang waktu tersebut yaitu sejumlah 551 ibu hamil atau sebesar 68%. Terdapat penurunan cakupan di wilayah Puskesmas I Susukan untuk prosentase cakupan K4. Penurunan ini tidak menyumbang AKI, akan tetapi dengan adanya penurunan K4 deteksi resiko dan komplikasi ibu hamil akan berkurang dan tidak memenuhi standar ANC.
Peran dan tanggung jawab bidan dalam memberikan asuhan kehamilan adalah membantu ibu dan keluarga untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi, mendeteksi, mencegah dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul pada ibu dan janin selama kehamilan, meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dengan memberikan pendidikan kesehatan, suplemen dan imunisasi serta membantu mempersiapkan ibu untuk menyusui bayi (Kuswanti, 2014).
Sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi tersebut disebabkan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunkan angka kematian ibu di enam provinsi tersebut diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia secara signifikan.
Ibu hamil perlu mendapatkan asuhan kebidanan yang baik, sehingga dapat menjalani masa kehamilan dengan baik dan dapat mempersiapkan persalinan yang aman dan lancar untuk menekan AKI di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, dan berdasarkan data yang penulis peroleh, peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus dengan mengambil judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Ny. L Umur 20 Tahun G1 P0 A0 Ah0 Umur Kehamilan 36 Minggu 3 Hari diPuskesmas I Susukan Banjarnegara Tahun 2017”.

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1896
APA Citation
Devilia Megasari. (2017). ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS NY.L UMUR 20 TAHUN G1 P0 A0 Ah0 UMUR KEHAMILAN 36 MINGGU 3 HARI DIPUSKESMAS I SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/