Detail Cantuman
KembaliGAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PENDERITA PENYAKIT PARKINSON DI POLI SARAF RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA, RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO
XML- Pengarang
- Nawang Titik Muninggar - Personal Name
- Pernyataan Tanggungjawab
- Lampiran Berkas
- LOADING LIST...
- Bahasa
- Indonesia
- Penerbit
- STIKES Harapan Bangsa
- Tahun Terbit
- 2017
- Tempat Terbit
- Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
- Deskripsi Fisik
- Bagikan:
Abstract
Parkinsonis merupakan suatu sindrom yang ditandai oleh tremor waktu istirahat, kekakuan, bradikinesia dan hilangnya reflek tubuh. Gangguan gerakan terutama terjadi akibat efek pada jalur dopaminergik (penghasil dopamine) yang menghubungkan substansia nigra dengan korpus striatum (nucleus kaudatus dan lentikularis) (Mardjono, 2009). Penyakit ini dapat menyulitkan seseorang untuk beraktifitas, sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini cenderung tidak produktif dan mengalami ketergantungan dengan orang lain. Tidak sedikit psikologis dari penderita maupun keluarga yang merawat mengalami efek dari tanda, gejala, atau pun komplikasi dari penyakit ini (Mark, (2014), Pattinama, (2012)).Parkison banyak ditemukan pada seseorang yang sudah memasuki usia lanjut dan paling sering ditemukan pada usia 40-70 tahun, rata-rata pada usia 58-62 tahun prevalensi penyakit Parkinson di Amerika sebesar 160 per 100.000 populasi. Pada umur 70 tahun prevalensi dapat mencapai 120 dan angka kejadian 55 kasus per 100.000 populasi pertahun. Prevalensi meningkat sampai 1-3% pada usia 80 tahun atau lebih (WHO, 2012). Penyakit Parkinson diperkirakan menyerang 876.665 orang di Indonesia dari jumlah keseluruhan. Indonesia menempati peringkat ke 12 akibat kematian yang dialami oleh penyakit Parkinson di dunia dan menempati posisi ke 5 di Asia (Noviani dkk, 2010). Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pria dari pada wanita dengan angka perbandingan 3:2 (Riskesdas, 2014).
Berdasarkan hasil pra survei yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto didapatkan jumlah pasien yang menderita parkinson mengalami peningkatan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016. Pada tahun 2013 terdapat 332 pasien, pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 610 pasien, tahun 2015 sebanyak 746 pasien dan pada tahun 2016 930 pasien. Berdasarkan data pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2016 terdapat 294 pasien yang menderita parkinson. Di RSUD Ajibarang pada tahun 2016 untuk 3 bulan terakhir yang mengalami parkinson pada bulan Oktober sebanyak 32 pasien, bulan November 44 pasien dan bulan Desember 40 pasien. Sedangkan di RSUD Purbalingga dalam sebulan sebanyak 40 pasien. Hasil wawancara kepada keluarga dengan menanyakan beberapa pertanyaan terkait dukungan yang diberikan pada pasien dengan parkinson didapatkan bahwa keluarga selalu mengingatkan pasien untuk rajin minum obat dan kontrol, membantu segala aktivitas yang dibutuhkan pasien seperti activity daily living (ADL).
Penanganan penyakit parkinson saat ini bertujuan untuk mengurangi gejala motorik dan memperlambat progresivitas penyakit. Tetapi selain gangguan motorik penyakit parkinson juga mengakibatkan gejala non motorik seperti depresi dan penurunan kognitif, disamping terdapat efek terapi obat jangka panjang. Gejala-gejala neurologi dapat muncul dengan ditandai oleh tremor pada waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya refleks postural akibat penurunan dopamin dengan berbagai macam sebab. Keadaan itu dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Masalah yang muncul pada penderita parkinson dapat diminimalisir untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan memberikan dukungan kepada pasien yang mengalami Parkinson yang diberikan dari anggota keluarga (Friedman, 2010).
Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk dari terapi keluarga, melalui keluarga berbagai masalah kesehatan dapat muncul sekaligus dapat diatasi. Menurut Maryam (2011) disebutkan ada empat jenis dukungan keluarga yaitu dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penilaian (appraisal) dan dukungan emosional. Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Keluarga juga memiliki fungsi yaitu afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reprodusi, fungsi ekonomis dan perawatan kesehatan.
Prevalensi dukungan keluarga pada pasien dengan gangguan neurologis sangat penting dalam proses pengobatan pasien dengan parkinson. Keluarga pasien harus paham juga mengenai pengobatannya dan gejalanya karena tidak mungkin pasien mengkonsumsi obat sendiri tanpa diawasi, sehingga keluarga dapat mendukung menstimulasi gerakan pasien. Dukungan keluarga dapat membangkitkan zat dopamine pada pasien parkinson melalui hal‐hal yang membuat pasien senang (Yuliansari, 2013).
Menurut Setiadi (2008) dukungan yang diberikan keluarga pada lansia dalam merawat dan meningkatkan status kesehatan adalah memberikan pelayanan dengan sikap menerima kondisinya. Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk perilaku melayani yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosi, penghargaan, informasi dan instrumental. Dukungan keluarga yang dilakukan dengan memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang mengalami Parkinson. Tanggung jawab utama anggota keluarga dalam memberikan dukungan yaitu dengan mengkordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para professional tenaga kesehatan kepada pasien (Achjar, 2010).
URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1912
APA Citation
Nawang Titik Muninggar. (2017). GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PENDERITA PENYAKIT PARKINSON DI POLI SARAF RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA, RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id
