Selama kehamilan terjadi adaptasi anatomis, fisiologi dan biokimiawi dalam tubuh ibu hamil, termasuk sistem musculoskeletal. Sejalan dengan bertambahnya berat badan secara bertahap selama kehamilan dan redistribusi pemusatan terdapat pengaruh hormonal pada struktur ligament. Kedua faktor ini merubah postur tubuh ibu hamil menjadikan lordosis, yang kemudian akan berisiko nyeri punggung (Cuningham:2013).
Disamping itu, Menurut Myles 2009, perubahan postur selama kehamilan dan perubahan berat badan secara bertahap akan menyebabkan pusat gravitasi tubuh bergeser ke depan dan jika dikombinasikan dengan peregangan otot yang lemah (diastasis recti) akan menyebabkan lekukan tulang lumbar yang disertai pembulatan pada bahu serta dagu yang menggantung, otot punggung akan memendek dan jika terjadi peregangan otot maka akan menyebabkan ketidakseimbangan otot disekitar pelvis dan tegangan tambahan dapat dirasakan diatas ligament tersebut yang bisa menyebabkan nyeri punggung yang berasal dari sakroiliaka atau lumbar dan dapat menjadi gangguan punggung jangka panjang jika keseimbangan otot dan stabilitas pelvis tidak dipulihkan sertelah melahirkan.
Nyeri punggung sering terjadi pada kehamilan dan hampir terjadi 48-90 persen. Meningkatnya kejadian lordosis dalam kehamilan ditambah lagi dengan efek relaksin pada sendi pelvis dan peningkatan berat badan akan menyebabkan pergeseran anterior dihasilkan di pusat gravitasi semua berkontribusi untuk keluhan nyeri punggung bawah pada pasien yang sedang hamil (Arera, et al, 2002). Pendekatan nonfarmakologis yaitu dengan cara menggunakan sepatu bertumit rendah, menghindari beban berat, tidak membungkuk pada saat mengambil benda serta melakukan latihan khusus salah satunya dengan cara latihan memiringkan panggul (Pelvic Tilt)
Kata kunci: Nyeri Punggung, Kehamilan, Latihan Pelvic Tilt Terapi Farmakologi