Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Kebidanan pada An.L Umur 2 Tahun 2 Minggu 5 Hari di Puskesmas Pagentan 2 Kabupaten Banjarnegara

XML
Pengarang
Novadhila Purwaningtyas - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2018
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-5 tahun yang di klarifikasikan menjadi dua yaitu anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak usia 3-5 tahun yang disebut usia prasekolah. Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan (Sutomo & Anggraini, 2010). Balita merupakan masa yang membutuhkan perhatian ekstra baik bagi orang tua maupun bagi kesehatan. Perhatian harus diberikan pada pertumbuhan atau perkembangan, status gizi, sampai pada kebutuhan akan imunisasi (Marimbi, 2010).
Pembangunan kesehatan merupakan upaya membangun kesehatan anak yang dilakukan sejak anak masih dalam kandungan sampai 5 tahun pertama kehidupannya. Pembangunan kesehatan anak bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang yang optimal. Oleh karena itu, diperlukan adanya pemantauan terhadap perkembangan anak sejak balita (Depkes RI, 2016).
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat , ukuran panjang (cm, meter), umur tulang 

dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan (Marimbi, 2010).
Faktor yang memengaruhi perkembangan salah satunya adalah status gizi. Status gizi merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Status gizi yang kurang akan menghambat laju perkembangan yang dialami individu, akibatnya proporsi struktur tubuh menjadi tidak sesuai dengan usianya yang pada akhirnya akan berimplikasi pada perkembangan aspek lainnya (Lindawati, 2013).
Hasil Penilaian Status Gizi (PSG) tahun 2016 mendapatkan presentase balita ditimbang ≥4 kali dalam enam bulan terakhir sebesar 72,4%, presentase tertinggi adalah Provinsi Jawa Tengah (90,9%), dan terendah Provinsi Papua (50,0%). Status gizi balita dapat diukur dengan indeks berat badan per umur (BB/U), tinggi badan per umur (TB/U) dan berat badan per tinggi badan (BB/TB). Hasil pengukuran status gizi PSG tahun 2016 dengan indeks BB/U pada balita 0-59 bulan, mendapatkan presentase gizi buruk sebesar 3,4%, gizi kurang sebesar 14,4% dan gizi lebih sebesar 3,9%. Status gizi balita 0-59 bulan dengan indeks TB/U menunjukan presentase balita pendek dan sangat pendek. Hasil PSG 2016 mendapatkan presentase balita sangat pendek sebesar 8,6% dan pendek sebesar 19,0% (Kemenkes RI, 2016).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun 2016, bahwa persentase anak balita di Jawa Tengah tahun 2016 yang mendapatkan pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan sebesar 81,5%, menurun dibandingkan cakupan tahun 2015 yaitu 86,2%. Kabupaten/kota dengan presentase pelayanan anak balita meliputi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dengan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) dan pemberian Vitamin A 2 kali dalam satu tahun mencapai 100% yaitu Temanggung dan Demak. Kabupaten/kota dengan presentase pelayanan anak balita terendah adalah Brebes yaitu 29,94%. Kabupaten Banjarnegara sendiri berada di posisi ke 11 dengan cakupan pelayanan anak balita sebesar 93,53% (Dinkes Jateng,2016).
Perkembangan dan pertumbuhan balita di Kabupaten Banjarnegara diperoleh dari hasil pencatatan dan pelaporan Posyandu data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 menunjukan jumlah balita yang ada sejumlah 74.084 jiwa. Jumlah gizi buruk di kabupaten Banjarnegara tahun 2015 adalah 83 kasus (0,146%) menurun dibandingkan tahun 2014 dengan jumlah kasus sama 83 kasus (0,151%). Angka ini sudah mencapai target kasus gizi buruk yaitu kurang dari 1 % (Dinkes Banjarnegara, 2015).
Berdasarkan hasil pra survey di Puskesmas Pagentan 2 pada tanggal 24 Desember 2017 jumlah balita pada bulan November sebanyak 837 anak. Distribusi jumlah balita berdasarkan umur yaitu umur 1-2 tahun sejumlah 179 anak, 2-3 tahun sejumlah 171 anak, umur 3-4 tahun sejumlah 256 anak dan umur 4-5 tahun sejumlah 222 anak. Balita yang berstatus gizi baik sejumlah 811 anak, sedangkan terdapat beberapa balita yang mengalami gizi kurang sejumlah 22 anak, gizi lebih sejumlah 3 anak, dan gizi buruk 1 anak.
Pelayanan kesehatan pada balita dan anak pra sekolah di fokuskan pada pelayanan tumbuh kembang, pemberian imunisasi booster , pemberian makanan tambahan, dan pemberian vitamin A 2 kali dalam setahun. Pemantauan perkembangan meliputi penilaian perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisai dan kemandirian, pemeriksaan daya dengar, daya lihat. Jika ada keluhan atau kecurigaan terhadap anak, dilakukan pemeriksaan untuk gangguan mental emosional, autism serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas (Kemenkes RI,2015). Standar pelayanan kesehatan pada balita dan anak prasekolah di Puskesmas Pagentan 2 dalam memantau tumbuh kembang dilaksanakan dengan menggunakan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), Z-Score, pemberian vitamin A 2 kali dalam setahun, dan pemberian makanan tambahan (MP-ASI).
Peran bidan sangat dibutuhkan untuk memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan melibatkan keluarga. Peran bidan dalam asuhan ini yaitu, melaksanakan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang balita, melakukan penyuluhan pada orang tua tentang nutrisi pada balita, melaksanakan penyuluhan pada orang tua tentang pencegahan bahaya-bahaya pada bayi dan anak sesuai dengan usia (Depkes RI, 2009).
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa balita membutuhkan asuhan dan pelayanan yang baik dan komperhensif, untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan balita, dan mencegah terjadinya hal-hal yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak , maka penulis tertarik untuk mengambil dan melakukan penelitian tentang “Asuhan Kebidanan pada An.L Umur 2 Tahun 2 Minggu 5 Hari di Puskesmas Pagentan 2 Kabupaten Banjarnegara” .

Asuhan kebidanan

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2140
APA Citation
Novadhila Purwaningtyas. (2018). Asuhan Kebidanan pada An.L Umur 2 Tahun 2 Minggu 5 Hari di Puskesmas Pagentan 2 Kabupaten Banjarnegara. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/