Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Kebidanan Pada An.D Umur 2 Tahun 11 Bulan dengan Pneumonia di Puskesmas Banjarmangu 1 Tahun 2018

XML
Pengarang
Anggita Widi Nugraheni - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2018
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Menurut World Health Organization (WHO) penyebab utama kematian anak bawah lima tahun (balita) adalah pneumonia 15%, diare 14%, infeksi lain 14%, malaria 8%, dan non comunicable disease 4% (WHO, 2016). Dari data tersebut menunjukan bahwa pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian terbesar didunia. Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti : virus, bakteri mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi (Nurarif dan Kusuma, 2016).
Bakteri atau virus masuk ke dalam tubuh, akan menyebabkan gangguan / peradangan pada terminal jalan napas dan alveoli. Proses tersebut akan menyebabkan infiltrate yang biasanya mengenai pada multiple lobus, terjadi destruksi sel dengan mengandalkan debris celular ke dalam lumen yang mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan napas. Pada kondisi akut maupun kronik seperti AIDS, cystic fibrosis, aspirasi benda asing dan kongenital yang dapat meningkatkan resiko pneumonia. Apabila penyakit pneumonia ini tidak mendapat penanganan yang tepat maka akan timbul komplikasi yang bisa membahayakan tubuh anak tersebut misalnya gangguan pertukaran gas, obstruksi jalan napas, gagal napas, efusi pleura yang luas, syok dan apneu rekuren (Marni, 2014).
Sampai saat ini pneumonia masih menjadi masalah masyarakat Indonesia. Pneumonia merupakan salah satu penyebab terbesar kematian anak balita di Indonesia yaitu sebesar 16% kematian balita, diperkirakan sebanyak 920.136 kasus balita yang menderita pneumonia di tahun 2015. Cakupan pneumonia di Indonesia meningkat pada tahun 2016 yaitu sebesar 65,27% dibandingkan tahun 2015 yaitu 63,45% (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, tercatat penemuan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut Seperti pneumonia tertinggi terjadi pada anak dengan umur 24 – 35 bulan sebesar 84,9%. Pneumonia lebih banyak menyerang balita karena pada usia balita daya tahan tubuhnya belum sempurna sedangkan bayi masih mempunyai kekebalan tubuh yang di dapat dari ASI. Penemuan dan penanganan penderita pneumonia pada balita di Jawa Tengah tahun 2016 sebesar 54,3%, meningkat dibandingkan capaian tahun 2015 yaitu 53,31%. Meskipun mengalami peningkatan, capaian tersebut masih jauh dari target Standart Pelayanan Minimum yaitu 100% (Dinkes Jateng, 2017). Sehingga diperlukan penanganan yang lebih baik oleh tenaga kesehatan agar tercapai sesuai target.
Penderita pneumonia pada balita di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2016 adalah 9772 meningkat dibandingkan pada tahun 2015 yaitu 7408 kasus. Jumlah pneumonia pada balita tahun 2016 yang ditemukan sebanyak 5004, dengan angka ditemukan dan ditangani sebesar 51,2%. Kasus tertinggi pneumonia pada tahun 2016 di Kecamatan Madukara yaitu sebesar 453 kasus dari jumlah perkiraan kasus sebesar 448 kasus, sedangkan terendah ada dikecamatan pandanarum yaitu 42 kasus dari jumlah perkiraan kasus 239 kasus (Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2016). Berdasarkan data rekam medik Puskesmas Banjarmangu 1 pada tahun 2016 tercatat kasus balita Pneumonia sebanyak 277 kasus dan pada tahun 2017 sebanyak 237 kasus, meskipun menurun dibandingkan tahun sebelumnya kasus pneumonia masih cukup tinggi sehingga masih diperlukan penanganan.
Strategi yang digunakan untuk penanganan Pneumonia adalah dengan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Manajemen Terpadu Balita Sakit merupakan suatu program pemerintah untuk menurunkan angka kematian balita dan menurunkan angka kesakitan. Suatu manajemen untuk balita yang datang di pelayanan kesehatan, dilaksanakan secara terpadu mengenai klasifikasi, status gizi, status imun maupun penanganan konseling yang di berikan (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Bidan adalah tenaga medis yang memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu, anak, dan kesehatan reproduksi serta keluarga berencana. Peran bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada anak salah satunya yaitu pemberian konseling dan penyuluhan, serta melakukan penanganan bayi dan anak balita sakit dengan pneumonia sesuai dengan pedoman MTBS berupa pemberian antibiotik, berikan pelega tenggorokan yang aman, jika batuk lebih dari 3 minggu rujuk untuk pemeriksaan lanjutan dan anjurkan untuk kunjungan ulang setelah 2 hari.
Berdasarkan uraian masalah kasus diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Asuhan Kebidanan Pada An.D Umur 2 Tahun 11 Bulan dengan Pneumonia di Puskesmas Banjarmangu 1 Tahun 2018”

Asuhan kebidanan

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2141
APA Citation
Anggita Widi Nugraheni. (2018). Asuhan Kebidanan Pada An.D Umur 2 Tahun 11 Bulan dengan Pneumonia di Puskesmas Banjarmangu 1 Tahun 2018. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/