Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir By. Ny. N Umur 2 Jam Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan Dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Perinatal RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Tahun 2018

XML
Pengarang
Rizka Karunia Pai Astuti - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2018
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan balita ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan balita dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia lima tahun. Upaya kesehatan bayi dan balita antara lain diharapkan mampu menurunkan angka kematian bayi dan balita. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan bayi dan balita yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) (Kemenkes RI, 2016).
Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, Angka Kematian Neonatal (AKN) pada tahun 2015 sebesar 22 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita sebesar 26 per 1.000 kelahiran hidup. Penurunan pada tahun tersebut sudah mendekati target AKN pada Sustainable Development Goal’s (SDG’s) tahun 2030 yaitu 12 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2016).

Berat badan atau ukuran saat lahir seorang anak merupakan indikator penting dari kerentanan anak terhadap risiko penyakit pada masa kanak-kanak dan kesempatan bertahan hidup. Anak-anak yang lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kilogram, yaitu bayi berat lahir rendah (BBLR), memiliki risiko lebih tinggi pada kematian anak pada umur dini (Kemenkes RI, 2016). Menurut penelitian tentang faktor risiko ibu dan bayi terhadap kematian perinatal yang dilakukan oleh Mahmudah dkk (2011), hasilnya adalah ada hubungan antara BBLR dengan risiko kejadian kematian perinatal. Sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kematian bayi adalah penanganan BBLR dengan baik dan benar (Mahmudah dkk, 2011).
Pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 tercatat 16.948 kelahiran, yang 15.135 (89%) diantaranya mempunyai catatan tentang berat badan lahir. Catatan berat badan bervarisi menurut karakteristik ibu. Berat badan lahir terendah menurut catatan yang tersedia dijumpai pada ibu yang tidak sekolah yaitu sejumlah 36% (Kemenkes RI, 2013).
Persentase bayi berat lahir rendah (BBLR) di Jawa Tengah pada tahun 2015 sebesar 5,1 persen lebih tinggi dibandingkan persentase BBLR tahun 2014 yaitu 3,9 persen. Persentase BBLR cenderung meningkat sejak tahun 2011 sampai tahun 2014 meskipun tidak terlalu signifikan. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penyebab terjadinya BBLR antara lain karena ibu hamil mengalami anemia, kurang asupan gizi waktu dalam kandungan, ataupun lahir kurang bulan. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah perlu penanganan yang serius, karena pada kondisi tersebut bayi mudah sekali mengalami hipotermi dan belum sempurnanya pembentukan organ-organ tubuhnya yang biasanya akan menjadi penyebab utama kematian bayi (Dinkes Jateng, 2016).
Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap neonatal sakit dan atau neonatal dengan kelainan atau komplikasi/kegawatdaruratan yang mendapat pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat) terlatih baik di rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan. Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai dengan standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah, pedoman pelayanan neonatal essensial di tingkat pelayanan kesehatan dasar, Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED), Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) atau standar operasional pelayanan lainnya. Beberapa upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan risiko pada komplikasi tersebut di antaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir (Kemenkes RI, 2016).
Berdasarkan uraian di atas, seorang tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat ikut andil dalam menurunkan jumlah kasus BBLR dengan melakukan tindakan pencegahan seperti meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama masa kehamilan, penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim serta tanda-tanda bahaya selama kehamilan agar ibu bisa menjaga keadaan dan kondisi dalam kandungannya dengan baik, mengedukasi ibu agar merencanakan persalinannya pada kurun waktu reproduksi sehat (20-34 tahun), bersama-sama dengan pemerintah meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil (Erlina, 2008). Upaya yang biasa dilakukan oleh bidan untuk menangani kasus BBLR yaitu dengan mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat, melakukan pengawasan nutrisi/ASI, melakukan pencegahan infeksi, dan melakukan penimbangan secara ketat untuk mengawasi berat badan bayi (Proverawati, 2010).
Berdasarkan data rekam medik RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata angka kejadian BBLR pada tahun 2016 sebesar 206 kasus (23,84%) dari total 864 kasus yang ada dan pada tahun 2017 terdapat 263 kasus (26,22%) dari total 1.003 kasus yang ada. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kasus BBLR dari tahun 2016-2017 dan kasus BBLR juga selalu menempati urutan teratas pada dua tahun tersebut.
Berdasarkan data BBL dengan BBLR tersebut masih tinggi, maka penulis tertarik untuk melaksanakan studi kasus “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir By. Ny. N Umur 2 Jam Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan Dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Perinatal RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Tahun 2018” .

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2147
APA Citation
Rizka Karunia Pai Astuti. (2018). Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir By. Ny. N Umur 2 Jam Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan Dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Perinatal RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Tahun 2018. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/