Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Kebidanan Pada Balita Sehat An. N Umur 55 bulan dengan Status Gizi Normal dan Perkembangan Normal di Posyandu Krida Lestari 1 Desa Kutawuluh Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018

XML
Pengarang
Suharna - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2018
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Masa balita merupakan masa yang berlangsung pendek sehingga disebut sebagai masa kritis (critical periode) atau masa keemasan (golden age) (Marmi dan Raharjo, 2015). Masa kritis atau keemasan sangat tergantung bagaimana cara kita memenuhi hak dasar anak akan pola asih, asah dan asuh, agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal dan akan berpengaruh terhadap kehidupan selanjutnya (Kemenkes RI, 2014).
Pemenuhan hak dasar pada anak dapat melibatkan peran serta orang tua, masyarakat serta lingkungan sebagai akses pelayanan kesehatan agar mengurangi angka kesakitan dan angka kematian pada bayi, balita, dan anak masih sangat dibutuhkan. Anak, baik bayi maupun balita membutuhkan layanan kesehatan yang baik, sehingga mereka bisa melewati tahun-tahun kritis di awal kehidupannya mengingat kesehatannya sangat rentan terhadap berbagai jenis penyakit. Usaha pemerintah meningkatkan kesehatan anak melalui layanan imunisasi, pemberian vitamin dan makanan tambahan berperan penting dalam menurunkan kematian bayi dan meningkatkan kualitas kesehatannya (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP&PA), 2015).


Berdasarkan informasi data yang diperoleh dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, tentang angka kesakitan (morbiditas) pada balita disebabkan oleh ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), panas dan diare. Penyakit-penyakit tersebut merupakan penyebabkematian anak.Secara umum, diantara 693 balita yang menderita ISPA, sebanyak 86% atau 596 balita mendapat pengobatan ISPA difasilitas kesehatan. Hasil survei menjaring 5.161 balita yang menderita panas dan sebanyak 85% atau 4.386 balita diantaranya mendapat pengobatan. Pada balita yang mengalami diare, terdapat 74% diantara 2.328 balita yang mendapat pengobatan difasilitas kesehatan, 36% diberi pengobatan oralit, dan 44% diberi larutan garam termasuk paket oralit yang disarankan.
Kesehatan balita harus dipantau untuk memastikan kesehatan mereka selalu dalam kondisi optimal. Anak balita adalah anak berumur 12-59 bulan. Setiap anak umur 12–59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 kali dalam setahun yang tercatat di Kohort Anak Balita dan Pra Sekolah, Buku KIA/KMS atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya. Pemantauan perkembangan meliputi penilaian perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian, pemeriksaan daya dengar, daya lihat. Jika ada keluhan atau kecurigaan terhadap anak, dilakukan pemeriksaan untuk gangguan mental emosional, autisme serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas. Bila ditemukan penyimpangan atau gangguan perkembangan harus dilakukan rujukan kepada tenaga kesehatan yang lebih memiliki kompetensi (Dinkes Jateng, 2016).
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2016, cakupan pelayanan anak balita di Puskesmas Purwonegoro 1 meningkat dibandingkan pada tahun 2015 dan berada pada peringkat ke-2 dengan persentase 88,9% dari 35 Puskesmas di Banjarnegara. Cakupan pelayanan balita ditimbang di Puskesmas Purwonegoro 1 pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebanyak 5,2% yaitu sebesar 84,6% dibandingkan tahun 2015 sebesar 79,4%. Pada dua tahun terakhir yaitu tahun 2015-2016, cakupan pelayanan pemberian vitamin A pada balita 6-59 bulan di Puskesmas Purwonegoro 1 telah mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebesar 100% dan target nasional tahun 2016 yaitu sebesar 82%. Cakupan pelayanan ini berupa pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, pemberian vitamin A dan lain-lainbaik di posyandu maupun tempat pelayanan kesehatan lainnya(Dinkes Jateng, 2017).
Berdasarkan data yang telah dicantumkan diatas, meskipun cakupan pelayanan kesehatan pada balita selalu meningkat setiap tahunnya, namun masih memungkinkan beberapa kejadian atau kasus yang dapat terjadi pada balita seperti gizi buruk, gizi kurang, stunting dan sangat pendek. Status gizi merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan rajin menimbang balita, maka pertumbuhan balita dapat dipantau secara intensif. Sehingga jika berat badan anak tidak naik ataupun jika ditemukan penyakit dapat segera dilakukan upaya pemulihan dan pencegahan agar tidak menjadi gizi kurang dan gizi buruk (Dinkes Banjarnegara, 2016).
Berdasarkan hasil pra survei di Puskesmas Purwonegoro 1 pada bulan Maret 2018, menyebutkan bahwa jumlah balita pada tahun 2017 sebanyak 2.525 kelahiran hidup. Hasil dari pelayanan kesehatan pada anak balita dibuktikan dengan jumlah balita pada tahun 2017 yang berstatus gizi baik sebanyak 2.501 anak, akan tetapi masih terdapat beberapa balita yang mengalami gizi kurang sebanyak 28 anak, gizi buruk sebanyak 24 anak, stunting (pendek) sebanyak 33 anak dan sangat pendek sebanyak 13 anak.
Data hasil laporan bulanan di Puskesmas Purwonegoro 1 dalam kegiatan posyandu di tujuh desa, jumlah balita pada bulan Maret 2018 dari usia 12-59 bulan yaitu sejumlah 2.555 anak balita yang terdiri dari usia 12-23 bulan sejumlah 548 anak, usia 24-35 bulan sejumlah 527 anak, dan usia 36-59 bulan sejumlah 923 anak balita. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah balita terbanyak pada bulan Maret adalah usia 36-59 bulan sejumlah 923 anak balita.Posyandu di desa Kutawuluh berada pada peringkat ketujuh dengan total balita sejumlah 219 setelah posyandu di desa Kalipelus dan Mertasari. Posyandukrida lestari 1 merupakan salah satu posyandu yang terletak di Kesangen Rt 03/Rw 01 desa Kutawuluh yang memiliki 35 balita dan diantaranya terdapat 2 balita yang mengalami gizi buruk.

Peran bidan sangat dibutuhkan untuk memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan melibatkan keluarga. Peran bidan dalam asuhan ini yaitu, melaksanakan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang balita, melakukan penyuluhan pada orang tua tentang nutrisi pada balita, melaksanakan penyuluhan pada orang tua tentang pencegahan bahaya-bahaya pada bayi dan anak sesuai dengan usia. Saat ini asuhan kebidanan yang berkelanjutan sudah diupayakan melalui pemberian buku KIA sebagai alat bantu pemantauan kesehatan ibu dan anak, sekalipun ibu pindah pelayanan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui dan memperoleh pengetahuan serta keterampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada balita sehat melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan menyusun Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Balita Sehat An. N Umur 55 bulan dengan Status Gizi Normal dan Perkembangan Normal di Posyandu Krida Lestari 1 Desa Kutawuluh Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018”.

Asuhan Kebidanan Pada Balita Sehat

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2150
APA Citation
Suharna. (2018). Asuhan Kebidanan Pada Balita Sehat An. N Umur 55 bulan dengan Status Gizi Normal dan Perkembangan Normal di Posyandu Krida Lestari 1 Desa Kutawuluh Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/