Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas fisiologis Pada Ny.I Umur 22 Tahun P1A0AH1 2 Jam Post Partum di Puskesmas Sigaluh 1 Banjarnegara

XML
Pengarang
Desi Amalia - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
STIKES Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2018
Tempat Terbit
Fakultas Ilmu Kesehatan SHB
Deskripsi Fisik

Abstract

Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu puerperium dalam bahasa latin yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous artinya melahirkan puerparium berarti masa setelah melahirkan bayi yaitu masa pulih kembali dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Rini dan Dewi, 2016).Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60 persen kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50 persen dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas (Hidayana, 2015).
Komplikasi yang terjadi pada masa nifas antara lain perdarahan pervaginam, infeksi masa nifas, sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur, pembengkakan di wajah atau ekstremitas, demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih, payudara berubah menjadi merah, panas dan sakit, kehilangan nafsu makan untuk jangka yang lama, rasa sakit, merah dan pembengkakan kaki, dan merasa sedih atau tidak mampu merawat bayi dan diri sendiri (Sulistyawati, 2009).

Tujuan perawatan masa nifas adalah untuk menghindarkan atau mendeteksi adanya kemungkinan adanya perdarahan postpartum dan infeksi. Oleh karena itu, penolong persalinan sebaiknya tetap waspada, sekurang-kurangnya satu jam postpartum untuk mengatasi kemungkinan terjadi komplikasi persalinan. Peran bidan pada masa nifas yaitu memberi dukungan sesuai kebutuhan ibu, untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis, sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi, dan mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan rasa nyaman selama masa nifas (Nanny dan Sunarsih, 2013).
Cakupan kunjungan nifas (KF3) di Indonesia menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2016. Namun demikian nampak adanya penurunan cakupan KF3 pada tahun 2016, yaitu lebih rendah di bandingkan tahun 2015. Tahun 2008 sebesar 17,90%, tahun 2009 sebesar 55,58%, tahun 2010 sebesar 73,61%, tahun 2011 sebesar 76,96%, tahun 2012 sebesar 85,16%, tahun 2013 sebesar 86,64%, tahun 2014 sebesar 86,41%, tahun 2015 sebesar 87,06%, dan tahun 2016 sebesar 84,41% (Profil kesehatan Indonesia, 2016). Cakupan Pelayanan Nifas Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016 yaitu sebesar 95,54% mengalami sedikit penurunan bila dibandingkan cakupan tahun 2015 yaitu 95,69% (Dinkes Jateng, 2016).
Cakupan pelayanan nifas tahun 2015 di Kabupaten Banjarnegara sebesar 94,77 %. Jumlah Angka Kematian Ibu Di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015 sebanyak 17 kasus (per 100.000 kelahiran hidup), dan sebesar 60,90 % kematian maternal terjadi pada waktu nifas (DKK Banjarnegara, 2015).
Banjarnegara memiliki 35 Puskesmas, di bagi menjadi 4 bagian yaitu selatan, utara, barat dan timur, di bagian timur sendiri terdapat 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Sigaluh 1 dan Sigaluh 2. Cakupan masa nifas di Puskesmas Sigaluh 1 mencapai 100% lebih banyak dibandingkan dengan cakupan masa nifas di Puskesmas Sigaluh 2 yaitu 97%. Berdasarkan data di Puskesmas Sigaluh I Kabupaten Banjarnegara jumlah ibu nifas pada tahun 2017 sebanyak 831 ibu, sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 785 ibu. Hal ini menunjukan kenaikan sebanyak 46 ibu nifas.
Asuhan kebidanan pada ibu nifas yang baik bagi seluruh ibu nifas tersebut harus diberikan oleh bidan atau tenaga kesehatan untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu serta untuk melakukan deteksi dini terhadap penyulit atau komplikasi pada ibu postpartum yang mungkin terjadi. Peran bidan pada masa nifas adalah sebagai berikut memberi dukungan yang terus-menerus selama masa nifas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama persalinan dan nifas, sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan psikologis, mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan rasa aman (Saleha, 2009).
Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas fisiologis Pada Ny.I Umur 22 Tahun P1A0AH1 2 Jam Post Partum di Puskesmas Sigaluh 1 Banjarnegara.

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Fisiologis

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2163
APA Citation
Desi Amalia. (2018). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas fisiologis Pada Ny.I Umur 22 Tahun P1A0AH1 2 Jam Post Partum di Puskesmas Sigaluh 1 Banjarnegara. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/