Detail Cantuman
KembaliAsuhan Keperawatan Pada Paien Dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di Ruang Lavender RSUD DR. R Goeteng Taronadibrata Purbalingga
XML- Pengarang
- WINDA DAHNIARI REGYANA - Personal Name
- Pernyataan Tanggungjawab
- Lampiran Berkas
- LOADING LIST...
- Bahasa
- Indonesia
- Penerbit
- Universitas Harapan Bangsa
- Tahun Terbit
- 2019
- Tempat Terbit
- Purwokerto
- Deskripsi Fisik
- Bagikan:
Abstract
CHF (Congestive Heart Failure) merupakan salah satu masalah kesehatan dalam system kardiovaskular, yang angka kejadiannya terus meningkat. Menurut data dari WHO (World Health Organization) dilaporkan bahwa ada sekitar 3000 warga Amerika menderita CHF. Menurut American Heart Association (AHA) tahun 2012 dilaporkan bahwa ada 5,7 juta penduduk Amerika Serikat yang menderita gagal jantung ( Padila, 2012 ).Penderita gagal jantung atau CHF di Indonesia pada tahun 2012 menurut data dari Departemen Kesehatan mencapai 14.449 jiwa penderita yang menjalani rawat inap di rumah sakit. Pada tahun 2012 di Jawa Tengah terdapat 520 penderita CHF dan menjalani rawat inap Selain itu, penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit adalah gagal jantung (readmission), walaupun pengobatan dengan rawat jalan telah diberikan secara optimal.
Hal serupa juga dibenarkan oleh Rubeinstein (2007) bahwa sekitar 44% pasien Medicare yang dirawat dengan diagnosis CHF akan dirawat kembali pada 6 bulan kemudian. Pada umumnya CHF diderita lansia yang berusia lebih dari 50 tahun, CHF merupakan alasan yang paling umum bagi lansia untuk dirawat di rumah sakit (usia 65 – 75 tahun mencapai persentase sekitar 75 2 % pasien yang dirawat dengan CHF). Resiko kematian yang diakibatkan oleh CHF adalah sekitar 5-10 % per tahun pada kasus gagal jantung ringan, dan meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Menurut penelitian, sebagian besar lansia yang didiagnosis menderita CHF tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun (Kowalak, 2011 ).
Insiden gagal jantung mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Prevalen gagal jantung di Amerika Serikat diperkirakan 670.000 kasus baru didiagnosa setiap tahun. Saat ini 5,7 juta masyarakat Amerika Serikat menderita penyakit gagal jantung. Meskipun kemajuan teknologi pengobatan dapat meningkatkan angka kelangsungan hidup penderita, akan tetapi angka kematian gagal jantung masih tinggi. Pasien yang didiagnosa gagal jantung, 50% mengalami kematian dalam lima tahun dan 25% mengalami kematian pada satu tahun pertama setelah didiagnosa
(AHA dalam Suharsono, 2011).
Penyakit CHF di Indonesia yang dikelompokkan menjadi penyakitsistem sirkulasi sejak tahun. Secara konsisten menduduki peringkatpertama penyebab kematian. Masalah epidemic penyakit kardiovaskuler di masa datang tidak lagi hanya terdapat di perkotaan, tetapi juga pada mereka yang tinggal di pedesaan.
Congestive Heart Failure (CHF) adalah kondisi patofisiologi dimana jantung mengalami abnormalitas fungsi (dapat dideteksi atau tidak), sehingga gagal untuk memompa darah dalam jumlah yang tepat untuk memenuhi kebutuhan jaringan. Gagal jantung juga bisa disebabkan kegagalan miokardial, bisa pula terjadi pada jantung dengan fungsi mendekati normal tapi dalam kondisi permintaan sirkulasi yang tinggi (Ethical Digest, 2005).
Insiden CHF meningkat seiring peningkatan usia. Kurang lebih 1% penduduk berusia lebih dari 50 tahun mengalami gagal jantung. Keadaan ini terjadi pada 10% penduduk yang berusia lebih dari 80 tahun. Hasil survey yang dilakukan di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga pada satu tahun terakhir 2016, jumlah pasienyang terkena CHF yaitu sebanyak 272 pada laki-laki dan 328 pada perempuan dan 70 penderita yang meninggal dunia yang meninggal.
URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2445
APA Citation
WINDA DAHNIARI REGYANA. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Paien Dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di Ruang Lavender RSUD DR. R Goeteng Taronadibrata Purbalingga. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id
