Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Keperawatan Gerontik Nyeri Kronis Pada NY. M Dengan Hipertensi Di Puskesmas Purwokerto Selatan

XML
Pengarang
ISMOYO JATI - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
Universitas Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2019
Tempat Terbit
Purwokerto
Deskripsi Fisik

Abstract

Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik atau tekanan diastolik atau tekanan keduanya. Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi pada lansia didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi dibagi dua menurut penyebabnya yaitu, hipertensi esensial (primer) merupakan hipertensi yang belum dapat diidentifikasi penyebabnya kondisi ini bersifat poligenik multi faktor. Hipertensi sekunder dicirikan dengan peningkatan tekanan darah disertai dengan penyabab spesifik, seperti penyempitan arteri renalis, penyakit parenkim renal, hipertensi mineralokortikoid, medikasi tertentu, kehamilan, dan koarktasio aorta (Brunner & Suddarth, 2013).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%, prevalensi tertinggi terjadi di Bangka Belitung (30,%) dan yang terendah di Papua (16,8%). Sementara itu, data Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) tahun 2016 menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 tahun ke atas sebesar 32,4%. Selain itu, menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, biaya pelayanan hipertensi mengalami peningkatan setiap tahunnya, yakni Rp. 2,8 triliun pada 2014, Rp. 3,8 triliun pada 2015, dan Rp. 4,2 triliun pada 2016. Data Dinas Kesehatan Banyumas pada tahun 2015 menyebutkan bahwa jumlah kasus hipertensi essensial sebanyak 6.748 kasus dengan nilai tertinggi di puskesmas Sumbang I dengan 743 kasus. Sedangkan kasus hipertensi lain sebanyak 1.523 dangan nilai tertinggi di puskesmas Ajibarang II dengan 581 kasus. Hal ini menunjukan bahwa harus ada penangan lebih lanjut terhadap kasus hipertensi di seluruh dunia atau di Indonesia khususnya di kabupaten Banyumas (Dinas Kesehatan Banyumas, 2015).
Menurut Aspiani (2017) hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respons peningkatan curah jantung atau peningkatan perifer. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi yaitu, genetik, usia, jenis kelamin, ras, dan pola hidup seperti, kebiasaan merokok, konsumsi garam berlebih, stres, aktivitas fisik dan olahraga. Hipertensi pada lansia disebabkan oleh perubahan pada elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah, kehilangan elastisitas pembuluh darah dan meningkatkan retensi pembuluh darah perifer. Menurut Brunner dan Suddart (2013) pada pasien hipertensi dapat terjadi gangguan serebrovaskular meliputi, stroke atau serangan iskemik transien, perubahan dalam penglihatan atau kemampuan bicara, nyeri kepala, kelemahan, jatuh mendadak, atau hemiplegia transien atau permanen.
Asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi diawali dengan pengkajian aktivitas/istirahat, sirkulasi, integritas ego, eliminasi, makanan/cairan, neurosensori, nyeri/ ketidaknyaman, pernafasan, keamanan, pembelajaran/penyuluhan, rencana pemulangan. Diagnosis keperawatan yang muncul pada pasien hipertensi salah satunya yaitu, nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan sistem saraf. Kriteria hasil yang dapat diambil yaitu tingkat nyeri, dan intervensi yang dapat dilakukan yaitu manajemen nyeri (Aspiani, 2017).
Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, terjadi konstan atau berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih dari tiga bulan. Batasan karakteristik pada nyeri kronis yaitu keluhan tentang intensitas nyeri menggunakan standar skala nyeri, keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrumen nyeri, dan perubahan pola tidur (Herdman, 2018).
Pengkajian yang dilakukan pada pasien hipertensi dalam nyeri kronis yaitu: hambatan kemampuan meneruskan aktifitas sebelumnya, perubahan pola tidur, anoreksia, bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang tidak dapat mengungkapkannya, ekspresi wajah nyeri, laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas, fokus pada diri sendiri, keluhan tentang intensitas menggunakan standard skala nyeri, keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standard instrumen nyeri (Herdman, 2018).


URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2449
APA Citation
ISMOYO JATI. (2019). Asuhan Keperawatan Gerontik Nyeri Kronis Pada NY. M Dengan Hipertensi Di Puskesmas Purwokerto Selatan. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/