Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Keperawatan Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada TN. T Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD DR. Goeteng Taronadibrata Kabupaten Purbalingga

XML
Pengarang
NOVANA ROSIANA - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
Universitas Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2019
Tempat Terbit
Purwokerto
Deskripsi Fisik

Abstract

Perubahan gaya hidup saat ini menyebabkan terjadinya banyak penyakit yang muncul. Salah satu perubahan gaya hidup yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yang banyak mempengaruhi kadar gula darah seperti makanan cepat saji, minuman bersoda dan jenis makanan yang lain. Hal ini menjadi penyebab munculnya penyakit degeneratif dalam hal ini seperti diabetes mellitus (Rahmawati, 2017).
Diabetes Mellitus (DM) termasuk penyakit metabolik yang berlangsung kronik dimana penderita diabetes mellitus tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadi kelebihan kadar gula di dalam darah (Atun, 2010). Global status report on non communicable desease melaporkan tahun 2016 yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa prevelensi DM di seluruh dunia lebih kurang diperkirakan mencapai 382 juta. Sekitar 316 juta diperkirakan dengan gangguan glukosa yang tinggi denganproporsi kematian akibat penyakit DM di seluruh dunia terjadi di negara dengan pendapatan rendah dan menengah dengan proporsi sebesar 80% (Andri et al., 2016).

Negara Indonesia termasuk dalam negara yang memiliki prevalensi DM yang cukup tinggi. Berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk usia >15 tahun menurut provinsi dimana prevalensi tertinggi DKI Jakarta 3,4% disusul oleh provinsi Kalimantan Timur 3,2%. Pravalensi diabetes mellitus berdasarkan pemeriksaan darah pada penduduk usia >15 tahun sebesar 10,9%. Total penderita diabetes mellitus 91% tergantung pada insulinInsulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), dan 9% Non Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Alasan penderita tidak rutin menggunakan injeksi insulin karena penderita merasa sudah sehat dan tidak rutin berkunjung ke fasilitas kesehatan (Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Prevalensi diabetes mellitus di Jawa Tengah pada tahun 2017 dengan presentase 18,33% atau sebanyak 110.702 orang. Diabetes mellitus tipe 1 sebanyak 8.611 orang dan diabetes mellitus tipe 2 sebanyak 102.091 orang. Hal tersebut menunjukkan kenaikan pravalensi pada tahun 2016 sebesar 4,54%, atau sekitar 13,79% penderita (Nuniek, 2018).
Kabupaten Purbalingga merupakan kabupaten yang memiliki jumlah Diabetes Mellitus nomor 5 di Jawa Tengah. Purbalingga mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang pesat di Jawa Tengah, akan tetapi hal ini tidak dibarengi dengan kondisi kesehatan yang baik. Tercatat bahwa pada tahun 2017 menemukan kasus diabetes mellitus sebanyak 779 kasus yang terdiri dari 53 kasus IDDM dan 726 kasus NIDDM. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga pravalensi diabetes mellitus menurun. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatan derajat kesehatan masyarakat (Dinas Kesehatan Purbalingga, 2017). Menurut data dari pihak rekam medik rumah sakit dr R Goeteng Taroenadibrata pada tahun 2017 menemukan kasus diabetes mellitus sebanyak 80 kasus yang terdiri dari 15 kasus DM tipe 1 dan 65 kasus DM tipe 2. Pada tahun 2018 mengalami kenaikan yaitu terdapat 85 kasus, dimana 20 kasus DM tipe 1 dan 65 kasus DM tipe 2.
Diabetes mellitus disebabkan oleh kelainan genetik, usia, obesitas, gaya hidup, pola makan dan infeksi. Diabetes mellitus terjadi akibat adanya kelainan metabolik yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah, akibat adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Pasien diabetes mellitus harus melakukan terapi pengelolaan sepanjang hidupnya baik secara farmakologis maupun non farmakologis untuk mencegah terjadinya komplikasi dan mengontrol kestabilan kadar gula darahnya (Livana, 2018).
Menurut Livana (2018) tingginya kadar gula darah dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan penurunan fungsi sel di pankreas. Selain itu, juga dapat menyebabkan berbagai perubahan pada dinding pembuluh darah yang mempermudah penempelan lemak yang akhirnya menyebabkan pengerasan dinding pembuluh darah (aterosklerosis). Menurut Restyana (2015) keadaan rendahnya kadar gula darah atau hipoglikemia akan mengakibatkan penderita merasa kelelahan yang berlebih, pusing, pingsan, badan gemetar, serta jantung berdebar lebih cepat.
Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien penderita diabetes antara lain pengecekan gula darah rutin, menjalankan diit DM seperti 3J (jenis, jumlah, dan jadwal), dan pengendalian diabetes mellitus seperti pemberian edukasi diabetes, serta mengatur pola makan (Nuniek, 2018). Pengkajian klien difokuskan pada sistem gastrointestinal seperti polidipsia dan polifagia (Devi, 2016). Menurut Sujono (2011) menyatakan bahwa intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu dengan jalan sehat. Hal inimembantu sel-sel otot mengambil lebih banyak glukosa yang mengubahnya menjadi energi sehingga mampu menurunkan gula darah. Menurut Restyana (2015) diet pada pasien diabetes mellitus juga penting dengan memperhatikan jadwal, jenis, dan jumlah makanan terutama pada penderita yang menggunakan obat penurun glukosa darah.
Implementasi yang dilakukan oleh perawat kepada klien seperti berolahraga setidaknya 30 sampai 60 menit dalam sehari selama tiga kali seminggu seperti dengan jalan santai dan pengaturan diet secara tepat bagi penderita (Uswatun, 2016). Evaluasi yang dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya, evaluasi disusun dengan SOAP secara operasional (Nuniek, 2018). Secara umum intervensi dan implementasi dapat dilaksanakan dengan baik, masalah resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah dapat teratasi (Dedy, 2014).
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, dapat di ketahui bahwa asuhan keperawatan dengan kasus diabetes mellitus dengan melakukan intervensi lebih awal guna mengurangi gejala seperti resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah dan menghindari efek samping yang dapat ditimbulkan, penulis tertarik mengenai asuhan keperawatan resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah pada Tn. T dengan Diabetes Mellitus di RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Kabupaten Purbalingga.”


URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2450
APA Citation
NOVANA ROSIANA. (2019). Asuhan Keperawatan Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada TN. T Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD DR. Goeteng Taronadibrata Kabupaten Purbalingga. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/