Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Keperawatan Keluarga TN.D Dengan Masalah Keperawatan Utama Ketidakmampuan Koping Keluarga Di Desa Candinegara Puskesmas Pekuncen

XML
Pengarang
KEN UTARI EKOWATI - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
Universitas Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2019
Tempat Terbit
Purwokerto
Deskripsi Fisik

Abstract

Keluarga merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan. Keluarga dan status kesehatan anggota keluarga memiliki keterikatan yang kuat dimana dalam hal ini peran keluarga sangat penting dalam aspek pelayanan kesehatan (Panata, 2018). Upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan dengan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) (Leo, 2016).

Aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi keluarga; dimana fungsi keluarga terdiri dari aspek instrumental dan ekspresif serta keseimbangan antar anggota keluarga berhubungan dengan lima tugas dalam perawatan kesehatan keluarga (Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia, 2017). Lima tugas dalam perawatan keluarga terdiri dari mampu mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya, mengambil keputusan untuk melakukan tindakann yang tepat bagi keluarga, memberikan keperawatan kepada anggotanya yang sakit atau tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat diusia muda, mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga, dan mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas pelayanan kesehatan (Harnilawati, 2013)

Kelima tugas perawatan kesehatan keluarga perlu dilakukan oleh setiap anggota yang berada dalam satu keluarga. Menurut PP No. 87 Th 2014 tentang

2






perkembangan penduduk dan perkembangan keluarga, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Hal ini juga dinyatakan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes RI) (2017) yang menyatakan bahwa keluarga merupakan satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam kartu keluarga.

Pemerintah telah memberikan dukungan penuh terhadap peningkatan derajat kesehatan optimal pada keluarga. Pemerintah membentuk Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Salah satu sasaran program PIS-PK adalah meningkatnya pengendalian penyakit menular (PMK). Program ini mengacu kepada keterlibatan keluarga dalam pembentukan koping keluarga yang positif (Kemenkes RI, 2017). Koping keluarga didefinisikan sebagai proses aktif saat keluarga memanfaatkan sumber keluarga yang ada dan mengembangkan perilaku serta sumber baru yang akan memperkuat unit keluarga dan mengurangi dampak peristiwa penuh stress (Friedman, 2010).

Ketidakmampuan koping keluarga dapat terjadi pada keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang memerlukan pengobatan jangka panjang dan pengawasan (Friedman, 2010). Salah satu masalah kesehatan yang memerlukan koping keluarga yang baik adalah tuberkulosis dimana tuberkulosis memerlukan pengobatan jangka panjang yaitu enam bulan untuk kategori satu, delapan bulan untuk kategori dua, sepuluh bulan untuk TB RO (tuberkulosis resisten obat) dengan pengobatan jangka pendek dan 20 bulan untuk TB RO dengan pengobatan jangka panjang tanpa putus obat (KemenkesRI,

3






2011). Hal ini dapat membuat klien membutuhkan keluarga sebagai pemberi dukungan dan mengurangi stressor kelelahan dalam proses pengobatan (Friedman, 2010). Selain itu, keluarga dengan tuberkulosis akan merasa rendah diri dan malu sehingga proses penyembuhan menjadi terhambat (Sitorus dan Barus, 2018).

Asuhan keperawatan keluarga sebagai salah satu proses yang penting untuk menurunkan angka kesakitan. Merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga, perumusan diagnosis keperawatan keluarga, penyusunan perencanaan, pelaksanaan asuhan keperawatan dan evaluasi (Muhlisin, 2012).

Keterlibatan keluarga dalam memberikan perawatan langsung kepada pasien sehat maupun sakit dapat menjadi dukungan yang berarti (Sari, 2017). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chilyatiz (2016) menggambarkan bahwa bahwa dari 39 responden didapat 27 responden yang menjalani pengobatan TB kategori 1 sebagian besar (63%) mengalami stres sedang, sementara dari 8 responden yang menjalani pengobatan kategori 2 sebagian besar (52,5%) mengalami stres sedang, dan dari 4 responden yang menjalani pengobatan kategori 3 seluruhnya (100%) mengalami stres berat. Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Sitorus dan Barus (2018) menunjukan bahwa 70,4 % yang memiliki koping stres adaktif, 80,0% patuh dan 27,2% tidak patuh, sedangkan responden yang memiliki

4






koping stres maladaktif sebanyak 29,5%, diantaranya 20,0 % patuh minum obat dan 72,7% tidak patuh minum obat.

Berdasarkan Global Tuberculosis Report WHO (2017), angka insiden tuberkulosis Indonesia 391 per 100.000 penduduk dan angka kematian 42 per 100.000 penduduk. Tahun 2017 ditemukan jumlah kasus tuberkulosis sebanyak

425.089 kasus, meningkat bila dibandingkan semua kasus tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2016 yang sebesar 360.565 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kasus tuberkulosis di tiga provinsi tersebut sebesar 43% dari jumlah seluruh kasus tuberkulosis di Indonesia. Dimana prevalensi di Jawa Tengah adalah sebesar 135/100.000 penduduk (Profil Kesehatan Indonesia 2017).

Kabupaten Banyumas merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah juga memiliki tantangan yang besar dalam penanggulangan TBC. Berdasarkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah khususnya Dinas Kesehatan, sasaran atau target prevalensi penemuan penderita TB tahun 2017 sebesar 145/100.000 penduduk dengan capaian sebesar 174/100.000 penduduk. Penemuan kasus TBC Tahun 2017 sudah memenuhi target nasional yaitu sebesar 70,01%, tetapi dengan angka pengobatan lengkap Tahun 2016 sebesar 89,01% belum memenuhi target nasional yaitu 90%. Kasus TBC Resisten Obat data pada tahun 2017 sebanyak 25 kasus (Peraturan Bupati Banyumas No 50 tahun 2018).

Pekuncen merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Banyumas yang menduduki peringkat ketujuh pada tahun 2017 dengan penderita tuberkulosis

5






sebanyak 49 orang (Profil Kesehatan Kecamatan Pekuncen tahun 2017). Tahun 2018 sebanyak 38 orang sampai dengan bulan September 2018. Penderita tuberkulosis resisten obat meningkat dari tahun 2017 tidak ada penderita dan di tahun 2018 sampai dengan bulan Desember sudah ditemukan 3 penderita (Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu, 2018).

Berdasarkan fenomena yang ada, dimana penyakit menular seperti Tuberkulosis mengalami peningkatan maka perlu optimalisasi fungsi keluarga dalam memenuhi tugas keluarga. Sehingga diperlukan asuhan keperawatan keluarga yang berkualitas. Maka penulis tertarik untuk mengambil karya tulis ilmiah “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. X Dengan Masalah Keperawatan Utama Ketidakmampuan Koping Keluarga Pada Sdr. Y di Desa Z”.


URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2477
APA Citation
KEN UTARI EKOWATI. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga TN.D Dengan Masalah Keperawatan Utama Ketidakmampuan Koping Keluarga Di Desa Candinegara Puskesmas Pekuncen. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/