Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Keperawatan Gerontik Ketidakefektifan Bersih Jalan Nafas Pada TN. S Dengan Asma Di Puskesmas Purwokerto Selatan

XML
Pengarang
NUR LAELI WISMARTITI - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
Universitas Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2019
Tempat Terbit
Purwokerto
Deskripsi Fisik

Abstract

Proses penuaan dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar, dan ini akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang. Secara teori perkembangan manusia yang dimulai dari masa bayi, anak, remaja, dewasa, tua dan akhirnya akan masuk pada fase usia lanjut dengan umur di atas 60 tahun. Usia ini terjadilah proses penuaan secara alamiah. Perlu persiapan untuk menyambut hal tersebut agar nanti tidak menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi bahkan psikologis. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2008).
Berdasarkan data statistik penduduk lansia 2017, saat ini terdapat 8,97% (23,4 juta) dari seluruh penduduk Indonesia adalah lansia. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017 menunjukkan bahwa terdapat lima provinsi dengan persentase lansia lebih dari 10%, yaitu: DI Yogyakarta (13,90%), Jawa Tengah (12,46%), Jawa Timur (12,16%), Bali (10,79%) dan Sulawesi Barat (10,37%). Beberapa tahun ke depan tidak menutup kemungkinan akan lebih banyak ditemui penduduk lansia dibandingkan penduduk balita. Fenomena peningkatan usia lansia pada tahun 2017 sudah terlihat berdasarkan komposisi penduduk Indonesia, dimana persentase lansia sedikit lebih tinggi dibandingkan balita (8,97 % banding 8,95 %). Maka dari itu kita harus memperhatikan kesehatan lansia agar terhindar dari berbagai penyakit pada lansia salah satunya asma (Badan Pusat Statistik, 2017).
Prevalensi asma menurut World Health Organization (WHO) tahun 2016 sekitar 235 juta dengan angka kematian lebih dari 80% di negara-negara berkembang. Data prevalensi asma di Amerika Serikat berdasarkan umur sebesar 7,4% pada dewasa dan 8,6% pada anak-anak, berdasarkan jenis kelamin 6,3% laki-laki dan 9,0% perempuan, dan berdasarkan ras sebesar 7,6 % ras kulit putih dan 9,9% ras kulit hitam (WHO, 2016).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 angka prevalensi asma pada semua umur di Indonesia adalah 4,5%, sedangkan di Jawa Tengah dengan angka 4,3%. Kejadian asma terbanyak pada kelompok umur 25-34 tahun, dan mulai menurun pada kelompok ≥45 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih tinggi darpada laki-laki dan berdasarkan status pekerjaan, kejadian asma lebih cenderung lebih banyak pada petani, nelayan dan buruh (RISKESDAS, 2013).
Prevalensi asma di Puskesmas Purwokerto selatan sejak bulan Januari 2018 sampai dengan bulan November 2018 tercatat sebanyak 16 orang menderita asma dengan umur lebih dari 65 tahun, jumlah laki-laki sebanyak 4 dan perempuan sebanyak 12 orang.
Penyakit asma merupakan salah satu masalah masalah kesehatan di seluruh dunia baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Saat ini penyakit asma sudah tidak asing lagi di masyarakat. Asma dapat didertita oleh semua lapisan masyarakat dari usia anak-anak sampai usia dewasa. Penyakit asma merupakan penyakit genetik yang diturunkan orangtua pada anaknya. Genetik bukan merupakan penyebab utama penyakit asma. Polusi udara dan kurangnya kebersihan lingkungan di kota-kota besar merupakan faktor penyebab asma (Muttaqin, 2009).
Asma biasanya dikenal sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan adanya wheezing (mengi) intermiten yang timbul sebagai respon akibat paparan terhadap suatu zat iritan atau alergen. Tanda dan gejala asma sering tidak mudah, hal ini disebabkan oleh manifestasi klinis yang bervariasi antara satu individu dengan individu lainya, sebagian besar penderita asma menunjukan wheezing (Clark, 2013).
Diagnosa keperawatan yang seringkali muncul pada penyakit asma yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Ini adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu untuk membersihkan lendir atau sumbatan pada saluran pernapasan untuk mempertahankan patensi jalan napas. Tindakan keperawatan secara mandiri yang dapat mengatasi masalah ini secara mandiri adalah monitor pernafasan dengan aktivitas: kaji laju pernafasan, usaha pernafasan, penggunaan accessory muscle, kaji warna kulit dan suara napas. Menempatkan pasien high fowler umtuk mempermudah pernapasan. Monitor tanda-tanda vital, mencari perubahan pada tekanan darah, edukasi pasien bagaimana menggunakan peak flow meter, cara menghindari alergen, bagaimana menegenali tanda-tanda awal asma, bagaimana melakukan batuk efektif dan nafas panjang (Andra, 2013).
Pengkajian yang dilakukan pada pasien asma dalam ketidakefektifan bersihan jalan nafas yaitu: batuk yang tidak efefektif, dispnea, gelisah, kesulitan verbalisasi, mata terbuka lebar, ortopnea, penurunan bunyi nafas, perubahan frekuensi napas, perubahan pola napas, sianosis, sputum dalam jumlah yang berlebihan, suara napas tambahan, tidak ada batuk (Herdman & Kamitsuru, 2015). Kriteria hasil diagnosa keperawatan ketidakefektifan jalan nafas seperti: mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan bunyi nafas bersih. Indicator: irama pernafasan reguler, kedalaman inspirasi normal, batuk berkurang, kemampuan untuk mengeluarkan sekret, pernafasan cuping hidumg, frekuensi pernafasan dalam rentang normal (20-28 kali permenit), auskultasi nafas tidak ada suara nafas tambahan (Saryono, 2010).
Perawatan asma untuk lansia haruslah komprehensif mengingat komplikasi seperti gagal nafas, hipoksemia yang dapat menyebabkan kematian, serta harus melibatkan beberapa unsur seperti individu, keluarga, dan perawat. Maka sebagian perawat harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada individu dan keluarga tentang asma agar mampu meningkatkan pengetahuan. Kemampuan serta kemauan dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga. Lima tugas tersebut yaitu, mengenal masalah asma, memutuskan pengobatan yang baik, merawat penderita asma, memodifikasi lingkungan, serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan dokter klinik (Soemantri, 2008).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil karya tulis ilmiah “ Asuhan Keperawatan Gerontik Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Pada Tn. S Dengan Asma di Puskesmas Purwokerto Selatan”.


URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2482
APA Citation
NUR LAELI WISMARTITI. (2019). Asuhan Keperawatan Gerontik Ketidakefektifan Bersih Jalan Nafas Pada TN. S Dengan Asma Di Puskesmas Purwokerto Selatan. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/