Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Keperawatan Ketidakefektifan Pola Napas Pada NY. R Dengan Tb Paru Di Ruang Kenanga RSUD DR. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

XML
Pengarang
FITRI KHOTIMAH - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
Universitas Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2019
Tempat Terbit
Purwokerto
Deskripsi Fisik

Abstract

Tuberkulosis (TB) suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru, kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfa, melalui saluran (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya (Refica, 2017).
Tuberculosis paru berbahaya karena dapat menimbulkan komplikasi penyakit salah satunya yaitu Efusi pleura dan Pneumothorax yang dapat menyebabkan sesak nafas, dan penggunaan otot bantu napas. Salah satu masalah keperawatan yang mungkin muncul yaitu ketidakefektifan pola napas (Muttaqin, 2008).
Berdasarkan Global Tuberculosis Report WHO (2017) angka insiden tuberculosis Indonesia 391 per 100.000 penduduk dan angka kematian 42 per 100.000 penduduk, sedangkan menurut pemodelan yang berdasarkan data hasil survei prevalensi tuberkulosis tahun 2013-2014 angka prevalenis pada tahun 2017 sebesar 619 per 100.000 penduduk dan pada tahun 2016 sebesar 628 per 100.000 penduduk. Tahun 2017 kasus Tuberculosis terbanyak ditemukan pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu sebesar 17,2% diikuti kelompok umur 45-54 tahun sebesar 17,1% dan pada kelompok umur 35-44 tahun sebesar 16,4%. Perbedaan kasus Tuberculosis berdasarkan golongan umur dari tahun 2013 sampai dengan 2017 tidak terjadi perubahan signifikan (Kemenkes RI, 2018).
Penemuan kasus baru Tuberkulosis di Indonesia berdasarkan data kemenkes 2011-2015, jumlah kasus baru Tuberkulosis BTA positif yang ditemukan tahun 2011 sebanyak 197.797 kasus, tahun 2012 sebanyak 202.301 kasus, tahun 2013 sebanyak 196.310 kasus, tahun 2014 sebanyak 176.667 kasus, tahun 2015 sebanyak 330.910 kasus (kemenkes, 2011-2015)
Jumlah kasus Tuberkulosis paru tertinggi yang dilaporkan terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang tinggi yaitu Jawa barat, Jawa tengah dan Jawa timur. Prevalensi Tuberkulosis paru per 100.000 penduduk, tahun 2014 sebesar 89,01 per 100.000 penduduk. Menunjukkan bahwa penemuan kasus TB paru di Jawa tengah mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2013. Angka kesembuhan Tuberkulosis (Cure Rate) di Jawa tengah hanya sebesar 81,80%. Menunjukkan angka kesembuhan Tuberkulosis di Jawa tengah belum memenuhi target minimal 85% sedangkan angka keberhasilan pengobatan Tuberkulosis (Succes Rate) Jawa tengah sebesar 89,89%, ini menunjukkan bahwa angka keberhasilan pengobatan Tuberkulosis sudah baik, karena mendekati target rencana strategis Dinas Kesehatan Jawa tengah yaitu 90% (Dinkes, 2015).
Data yang diperoleh di wilayah kabupaten Banyumas jumlah populasi kasus Tubekulosis paru pada tahun 2010 tercatat sebanyak 1.088 penderita Tuberkulosis, kemudian tahun 2011 sebanyak 1.143 penderita Tuberkulosis, tahun 2013 sebanyak 1.176 penderita Tuberkulosis, tahun 2014 sebanyak 1.168 penderita Tuberkulosis, tahun 2015 sebanyak 1.126 penderita Tuberkulosis, tahun 2016 sebanyak 1.553 penderita Tuberkulosis (Dinkes Banyumas, 2016)
Ketidakefektifan pola napas adalah inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat. Batasan karakteristik yang sering terjadi yaitu bradipneu, dispnea, fase ekspirasi memanjang, ortopnea, penggunaan otot bantu pernapasan, penggunaan posisi tiga-titik, peningkatan diameter anterior-posterior, penurunan kapasitas vital, penurunan tekanan ekspirasi, penurun tekanan inspirasi, penurunan ventilasi semenit, pernapasan bibir, pernapasan cuping hidung, perubahan ekskursi dada, pola napas abnormal (irama, frekuensi, kedalaman), takipnea. Faktor yang berhubungan pada ketidakefektifan pola napas adalah ansietas, cedera medula spinalis, deformitas dinding dada, deformitas tulang, disfungsi neuromuskular, gangguan muskuluskeletal, gangguan neurologis (misalnya, elektroensefalogram [EEG] positif, trauma kepala, gangguan kejang), hiperventilasi, imaturitas neurologis, keletihan, keletihan otot pernapasan, nyeri, obesitas, posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru. Sindrom hipoventilasi (Herdman & Kamitsuru, 2015).
Tanda dan gejala yang munkin muncul pada Tuberkulosis paru yaitu demam, batuk atau batuk berdarah, sesak napas, nyeri dada, malaise, keringat malam, anoreksia, dan penurunan berat badan (Wijaya, 2013)

Komplikasi pada Tuberkulosis paru meliputi pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, usus, obstruksi jalan nafas, kerusakan parenkim berat, karsinoma paru, sindrom gagal napas, dan tuberkulosis milear dan kavitas tuberkulosis paru (Bambang, 2015)
Penatalaksanaan Tuberkulosis paru secara medis dan non medis, secara medis dibagi menjadi tiga yaitu pencegahan, pengobatan, dan penemuan penderita. Pencegahan tuberkulosis paru meliputi pemeriksaan kontak, mass chest X-ray, vaksinasi BCG, kemoprofilaksis, komunikasi. Pengobatan Tuberkulosis paru terbagi menjadi dua fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang terdiri atas obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan yang direkomendasi WHO adalah Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, Streptomisin, dan Etambutol. Sedangkan penatalaksanaan non medis yaitu memposisikan pasien seperti fowler dan semi fowler untuk meringankan sasak nafas, dan melatih napas dalam (Muttaqin, 2008).
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang pelaksanaanya berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan merupakan inti praktik keperawatan (Ali, 2009)
Penerapan proses asuhan keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap klien. Pada akhirnya penerapan proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan pada klien (Asmadi, 2008).
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi, diagnosis keperawatan, penentuan rencana keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan (Suarli & Bahtiar 2009)


URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2492
APA Citation
FITRI KHOTIMAH. (2019). Asuhan Keperawatan Ketidakefektifan Pola Napas Pada NY. R Dengan Tb Paru Di Ruang Kenanga RSUD DR. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/