Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Keperawatan Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Dara Pada TN. K Dengan Diabetes Mellitus Di Ruang Dahlia RSUD DR. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

XML
Pengarang
IMELDA RAFIANI - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
Universitas Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2019
Tempat Terbit
Purwokerto
Deskripsi Fisik

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati (Yulianaelin, 2009). Diabetes merupakan penyakit kronis yang serius dan terjadi baik saat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin maupun jika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan secara efektif. Peningkatan glukosa darah merupakan efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dari waktu ke waktu, yang menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf (Yahya, 2018).
DM terjadi gangguan hormonal yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa darah atau biasa disebut dengan hiperglikemi (ADA, 2010). Hal ini ditandai dengan sering berkemih, banyak minum, berat badan berkurang, dan mudah lelah hal ini sangat memungkinkan terjadinya masalah resiko ketidaksetabilan kadar glukosa darah. Resiko ketidak setabilan kadar glukosa darah kerentanan terhadap variasi kadar glukosa/gula darah dari rentan normal, yang dapat mengganggu kesehatan (Nurarif 2015).
Jika ketidakstabilan tidak diatasi dapat menimbulkan hipoglikemia, hiperglikemia, terlalu banyak asam dalam darah, dan juga dapat menimbulkan komplikasi pada saraf, mata, jantung, ginjal, dan pembuluh darah (Tandra, 2017).
DM merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan menurunkan mutu sumber daya manusia yang sering kali dikaitkan dengan gangguan sistem mikrovaskular dan makrovaskular, gangguan neuropatik, dan lesi dermopatik. Penyakit DM tidak ditularkan, terjadi pada usia berapapun dan dapat menyebabkan komplikasi serius yang menyerang seluruh tubuh (Abata, 2014).
Dasar dari perawatan ketidakstabilan gula darah meliputi 3 tahap yaitu melalui diet, obat hipoglikemik oral, dan insulin. Diet itu sendiri terdiri diet karbohidrat 60-70%, protein 12-20%, lemak 20-30%, dan untuk obat hipoglikemi oral itu terdiri dari sulfonilurea yang berkerja dengan cara menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin, meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa. Biguanid berfungsi menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai di bawah normal, inhibitor a glukosidase berfungsi menghambat kerja enzim a glukosidase di dalam saluran cerna, insulin sensiting agent dengan obat thoazahdine diones berfungsi untuk meningkatkan sensivitas insulin. Sedangkan menggunakan insulin akan terdapat indikasi gangguan yaitu diabetes mellitus dengan berat badan menurun dengan cepat, ketoasidosis asidosis lakeat dengan koma hiperosmolar, DM yang mengalami stres berat (Wijaya, 2013).
Global Status Report on NCD World Health Organization (WHO) tahun 2010 melaporkan bahwa 60% penyebab kematian semua umur di dunia karena penyakit tidak menular, salah satunya adalah DM yang menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian. Berdasarkan data Departemen Kesehatan Republik Indonesia diperkirakan pada tahun 2030, jumlah pasien DM di indonesia akan mencapai 21,3 juta jiwa (Depkes RI, 2013).
Prevalensi diabetes di Profinsi Jawa Tengah berdasar wawancara yang terdiagnisis dokter sebesar 1,6%. Dm terdiagnosis dokter dan gejala sebesar 1,9%. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di kota Surakarta (2,8%), dan kota Tegal (2,8%). Prevalensi dm berdasarkan hasil diagnosis dokter dan gejala meningkat sesuai dengan bertambahnya umur , namun mulai umur lebih dari 65 tahun cenderungmenurun. Prevalensi dm pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki (Kemenkes RI, 2014).
Menurut data dari Dinas Kesehatan Purbalingga 2016 didapatkan angka kejadian kasus Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) sebanyak 905 kasus, sedangkan tipe Insullin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) sebanyak 143 kausus. Angka kejadian kasus DM di wilayah puskesmas karangreja peringkat kesebelas dari 22 kecamatan sebanyak 1.148 kasus. Prevalensi kasus pasien DM di Kabupaten Purbalingga selama 3 tahun terakhir yaitu tahun 2016 sampai 2017, prevalensi kasus di tahun 2018 Wilayah di Kabupaten Purbalingga yang memiliki insiden tetang penyakit tidak menular (PTM) adalah di Puskesmas Karangreja sebanyak 129 penderita Diabetes Mellitus. Data dari bulan April sampai Juni tahun 2018(Profil Puskesmas Karangreja, 2018).
Berdasarkan latar belakang, maka penulisntertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Tn. K Dengan Diabetes Mellitus Diruang Dahlia RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga 2019.



URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2494
APA Citation
IMELDA RAFIANI. (2019). Asuhan Keperawatan Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Dara Pada TN. K Dengan Diabetes Mellitus Di Ruang Dahlia RSUD DR. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/