Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Kebidanan Pada Bayi A Umur 5 Bulan 8 Hari Dengan Status Gizi Dan Perkembangan Normal Di Puskesmas Purwanegara 1 Kabupaten Banjarnegara Tahun 2019

XML
Pengarang
SYLVIA SETYA PUSPITA - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
Universitas Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2019
Tempat Terbit
Purwokerto
Deskripsi Fisik

Abstract

World Health Organization mengatakan bahwa setiap tahun terjadipeningkatan sebanyak 140 juta kelahiran hidup. Namun hingga kini Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi prioritas masalah pada bidang pelayanan kesehatan ibu dan anak di dunia sehingga asuhan terhadap status kesehatan bayi perlu dilakukan. Adapun angka kematian bayi adalah 19 per 1.000 kelahiran hidup, mewakili penurunan 37% dibandingkan dengan tingkat pada tahun 2016 (World Health Organization, 2017).
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah (Kemenkes RI, 2016).
Kematian bayi di Indonesia menunjukkan bahwa setelah mengalami kedinamisan pada Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 terlihat adanya penurunan pada semua kematian bayi dan balita. Angka Kematian Bayi (AKB) turun dari 32 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2017).
Selain kesejahteraan dilihat dari AKB, derajat kesehatan bayi bisa dilihat berdasarkan Angka Kelahiran Hidup (AKH). Berdasarkan data yang diperoleh dari Kemenkes RI tahun 2016 AKH di Indonesia sebanyak 4.867.813 dan mengalami penurunan pada tahun 2017 sebanyak 4.840.511 (Kemenkes RI, 2017). Dinas Kesehatan di Provinsi Jawa Tengah AKH tahun 2015 sejumlah 548.272 dan mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2017 sejumlah 537.258 (Dinkes Jawa Tengah, 2017).
Masa bayi yaitu mulai dari umur 1 bulan – 12 bulan. Masa bayi ini dibagi 2 tahap perkembangan. Tahap pertama (antara usia 1-12 bulan) pertumbuhan dan perkembangan. Pada masa ini dapat berlangsung secara terus menerus, khususnya dalam peningkatan susunan saraf. Tahap kedua (1-2 tahun) kecepatan pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan terdapat percepatan dan perkembangan motorik (Susilaningrum, 2013).Hal-hal yang mungkin terjadi jika bayi tidak diberi asuhan dengan baik diantaranya adalah hemangioma, ikterus, muntah, oral trush, diaper rush, furunkel, miliarisis, diare, obstipasi, pneumonia, dan infeksi, dan sindrom bayi meninggal mendadak.Bayi dengan masalah merupakan suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan apabila tidak diberikan asuhan yang tepat dan benar (Dewi, 2013).
Berdasarkan data Kemenkes RI (2015) diketahui bahwa pelayanan primer pada bayi diperlukan peran seorang bidan. Adapun peran bidan yang dapat diberikan untuk mewujudkan bayi sehat antara lain bidan sebagai pengawas yaitu mengawasi segala perkembangan bayi setiap tumbuh kembangnya, dan menjaga bayi agar tetap sehat. Bidan sebagai pendidik yaitu memberikan pendidikan kepada para orang tua agar dapat mengasuh bayi. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan untuk mewujudkan bayi sehat antara lain promosi kesehatan ASI eksklusif dan pemberian makanan dan gizi seimbang, imunisasi, serta pengukuran tumbuh kembang bayi (Puspita, 2013).
Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi terhadap penyakit. Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Jawa Tengah pada tahun 2016 sebesar 54,2 persen, menurun jika dibandingkan persentase pemberian ASI eksklusif tahun 2015 yaitu 61,6 persen (Dinkes Jawa Tengah, 2016).
Peran bidan dalam memberikan asuhan pada bayi fisiologis tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan. Bab II tentang penyelenggaraan praktik seperti yang terdapat pada pasal 18 yaitu bidan memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan kesehatan anak. Pada pasal 20 ayat (2) bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk melakukan pemantauan tumbuh kembang bayi, konseling dan penyuluhan (Kemenkes RI, 2017).
Pemantauan tumbuh kembang bayi sebagaimana dimaksud pada pasal 20 ayat (2) meliputi kegiatan penimbangan berat badan, pengukuran lingkar kepala, pengukuran tinggi badan, stimulasi deteksi dini, dan intervensi dini peyimpangan tumbuh kembang balita dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada pasal 20 ayat (2) meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir, pelayanan kesehatan, imunisasi, gizi seimbang, PHBS, dan tumbuh kembang (Kemenkes RI, 2017).
Cakupan pelayanan kesehatan bayi dapat menggambarkan upaya pemerintah dalam meningkatkan akses bayi untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit, serta peningkatan kualitas hidup bayi. Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, POLIO 1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian vitamin A pada bayi, penyuluhan perawatan pada bayi serta penyuluhan ASI eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan pra survey yang dilakukan pada tanggal 24 Januari 2019, Puskesmas Purwanegara 1 merupakan salah satu Puskesmas Obstetri Neonatus Esensial Dasar (PONED) di wilayah Kabupaten Banjarnegara. Hasil yang didapatkan data dari Rekam Medik di Puskesmas Purwanegara 1 terdapat sejumlah 496 bayi (98,79%) kelahiran hidup pada tahun 2017 dengan jumlah laki-laki sebanyak 248 bayi (49,39%) dan perempuan sebanyak 248 bayi (49,39%) kelahiran hidup. Pada tahun 2018 terdapat sejumlah 504 bayi (98,01%) kelahiran hidup dengan jumlah laki-laki sebanyak 265 bayi (50,99%) dan perempuan sebanyak 239 bayi (47,02%) kelahiran hidup. Pada tahun 2017 AKB sejumlah 6 bayi(1,21%) disebabkan karena pneumonia, atresia esofagus serta asfiksia, kematian yang paling banyak disebabkan karena BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 sejumlah 10 bayi (1,99%) kematian disebabkan karena BBLR, kelainan jantung, perdarahan otak, kejang, atresia ani, aspirasi, dan kelainan kongenital.
Asuhan yang dilakukan di Puskesmas Purwanegara 1 pada bayi yaitu imunisasi terpadu yang wajib dilakukan setiap dua kali dalam satu bulan pada tanggal 10 dan 20. Berdasarkan data cakupan pelayanan primer pada bayi di Puskesmas Purwanegara 1 pada tahun 2018 diketahui bahwa cakupan pemberian imunisasi BCG sebesar 109,9%, imunisasi DPT-HiB 1 sebesar 131,9%, imunisasi DPT-HiB 2 sebesar 132,7%, imunisasi DPT-HiB 3 sebesar 137,3%, polio 1 sebesar 112,9%, polio 2 sebesar 136,3%, polio 3 sebesar 132,3%, polio 4 sebesar 134,9%, cakupan pemberian imunisasi dasar lengkap mencapai 113,1% dengan target cakupan 95%, dan cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 82% dengan target cakupan 62%. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan serta penimbangan bayi dilakukan secara rutin saat pelayanan di posyandu dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Namun ada 3 desa cakupan wilayah Puskesmas Purwanegara 1 yang belum rutin melakukan pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan secara rutin yaitu Desa Gumiwang, Parakan, dan Kutawuluh.
Berdasarkan pemantauan status gizi di Puskesmas Purwanegara 1, pada tahun 2017 tidak ditemukan adanya bayi dengan gizi buruk (stunting) sedangkan pada tahun 2018 ditemukan 1 bayi dengan stunting. Pada awal tahun yaitu bulan Januari 2019 ditemukan adanya bayi dengan stunting sejumlah 5 bayi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui dan memperoleh pengetahuan serta ketrampilan dalam melaksanakan asuhan pada bayi fisiologis melalui pendekatan manajemen dengan menyusun Karya Tulis Ilmiah berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi A Umur 5 Bulan 8 Hari Di Puskesmas Purwanegara 1 Kabupaten Banjarnegara Tahun 2019”.


URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2496
APA Citation
SYLVIA SETYA PUSPITA. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Bayi A Umur 5 Bulan 8 Hari Dengan Status Gizi Dan Perkembangan Normal Di Puskesmas Purwanegara 1 Kabupaten Banjarnegara Tahun 2019. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/