Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Fisiologis NY. Z Umur 29 Tahun P2 A0 AH2 Di Puskesmas Pagedongan Kabupaten Banjarnegara

XML
Pengarang
ESTRI DAMAYANTI - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
Universitas Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2019
Tempat Terbit
Purwokerto
Deskripsi Fisik

Abstract

World Health Organization (WHO) mengatakan Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi. Sekitar 830 wanita meninggal karena komplikasi pada masa nifas yang terkait diseluruh dunia setiap hari. Pada tahun 2015 sejumlah 303.000 wanita meninggal selama kehamilan dan setelah persalinan. Penyebab kematian ibu sejumlah 28% disebabkan karena masalah kehamilan dan setelah persalinan, sejumlah 27% disebabkan karena perdarahan, sejumlah 14% disebabkan karena tekanan darah tinggi pada kehamilan (preeklampsia dan eklampsia), sejumlah 11% disebabkan karena infeksi, sejumlah 9% disebabkan karena melahirkan dan lainnya, sejumlah 8% karena komplikasi aborsi dan sejumlah 3% disebabkan gumpalan darah atau emboli (WHO, 2017).
Kematian ibu terjadi sekitar 50% dalam 24 jam pertama postpartum sehingga pelayanan pasca persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi. Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Rini dan Dewi, 2017).
Komplikasi yang terjadi pada masa nifas antara lain pendarahan pervaginam, infeksi masa nifas, sakit kepala, nyeri epigastrik dan penglihatan kabur, pembengkakan di wajah atau ekstremitas, demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih, payudara berubah menjadi merah, panas dan sakit, kehilangan nafsu makan untuk jangka yang lama, rasa sakit, merah dan pembengkakan kaki, dan merasa sedih atau tidak mampu merawat bayi dan diri sendiri (Sulistyawati, 2015).
Tujuan perawatan masa nifas adalah untuk menghindarkan atau mendeteksi adanya kemungkinan adanya perdarahan postpartum dan infeksi. Oleh karena itu, penolong persalinan sebaiknya tetap waspada, sekurang-kurangnya satu jam postpartum untuk mengatasi kemungkinan terjadi komplikasi persalinan. Umumnya wanita sangat lemah setelah melahirkan, terlebih bila partus berlangsung lama (Nanny dan Sunarsih, 2013).
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Dasar Indonesia (SDKI) tahun 2016 (AKI) sebesar 4.912 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 1.712 per 100.000 kelahiran hidup. Dalam rangka mewujudkan Keluarga Indonesia Sehat, Kementrian Kesehatan telah melaksanakan berbagai program selama dua tahun terakhir. Seperti capaian di lingkup program Kesehatan Masyarkat (Kesmas) yang meliputi penurunan AKB dan AKI (Kemenkes RI, 2017).
Pelayanan kesehatan ibu nifas yang dilakukan sekurang-kurangnya 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai 8 jam pasca persalinan, pada hari ke-6 pasca persalinan, pada hari ke-14 pasca persalinan dan 42 hari pasca persalinan. Masa nifas dimulai dari 2 jam pasca persalinan sampai 42 hari pasca persalinan (Marmi, 2014). Keberhasilan upaya ibu nifas diukur melalui indikator cakupan pelayan kesehatan ibu nifas (cakupan KF3). Indikator ini menilai kemampuan negara dalam menyediakan pelayanan kesehatan ibu nifas yang berkualitas sesuai standar. Cakupan pelayanan nifas di Indonesia pada tahun 2013-2018 mengalami kenaikan dari 32,1% menjadi 37,0% (Kemenkes RI, 2017).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2017 sebanyak 475 kasus, mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun 2016 yang sebanyak 602 kasus. Dengan demikian Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 109,65 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016 menjadi 88,58 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017. Penyebab kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 yaitu sebesar 60% kematian maternal terjadi pada waktu nifas. Cakupan pelayanan nifas di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017 sebesar 96,29%, mengalami sedikit peningkatan bila dibandingkan cakupan tahun 2016 yaitu 95,54% (Dinkes Jateng, 2017).
Studi pendahuluan yang dilakukan penulis di Puskesmas Pagedongan Banjarnegara pada bulan Desember 2018 diperoleh data pada tahun 2018 tercatat 614 ibu nifas, jumlah persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan sebanyak 98,69% dan yang ditangani oleh dukun sebanyak 1,30%. Pada kunjungan KF1 telah mencapai cakupan sebesar 100%, pada kunjungan 4-28 hari (KF2) telah mencapai cakupan 99%. Dan pada kunjungan KF3 mencapai cakupan 100%. Program kunjungan nifas kerumah pasien yang menggunakan KB sebanyak 69,21% ibu nifas, dan 30,78% ibu nifas tidak bersedia menggunakan KB. Jenis KB yang digunakan paling banyak yaitu IUD pasca plasenta sebanyak 63,52%, implant sebanyak 18,82%, suntik 3 bulanan sebanyak 14,11% dan pil sebanyak 3,52%. Hal ini menunjukan masih perlunya peningkatan asuhan ibu nifas untuk mencapai cakupan penggunaan KB di Puskesmas Pagedongan Banjarnegara.
Wewenang bidan yang mendasari bidan didalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas berdasarkan Keputusan Permenkes No. 28 tahun 2017 tentang kewenangan bidan pada pasal 18 bidan berwenang memberikan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Pada pasal 19 ayat 1 bidan memberikan pelayanan kesehatan pada ibu nifas normal dan ibu menyusui, sedangkan pada ayat 2 bidan berwenang memberikan asuhan pada ibu nifas yaitu pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas, fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu eksklusif (Kemenkes RI, 2017).
Peran bidan pada masa nifas yaitu memberi dukungan yang terus-menerus selama masa yang baik dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar menuragi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas, sebagai promotor hubungan ibu dan bayi serta keluarga, mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman dan memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik serta mempraktekkan kebersihan yang aman (Rini dan Dewi, 2017).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik mengambil kasus Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Fisiologis Ny.Z Umur 29 Tahun P2 A0 AH2 Di Puskesmas Pagedongan Banjarnegara tahun 2019.


URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2500
APA Citation
ESTRI DAMAYANTI. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Fisiologis NY. Z Umur 29 Tahun P2 A0 AH2 Di Puskesmas Pagedongan Kabupaten Banjarnegara. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/