Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Potologis Pada NY.B Umur 22 Tahun G1poaoaho Umur Kehamilan 38 Minggu 4 Hari Dengan Partus Presipitatus Di Ruang Bersalin Puskesmas Punggelan 1

XML
Pengarang
MEGAWATI PUTRI - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
Universitas Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2019
Tempat Terbit
Purwokerto
Deskripsi Fisik

Abstract

Persalinan dapat didefinisikan secara medis sebagai kontraksi uterus yang teratur dan semakin kuat, menciptakan penipisan dan dilatasi serviks di sepanjang waktu, yang menimbulkan dorongan kuat untuk melahirkan janin melalui jalan lahir melawan resistansi jaringan lunak, otot, dan struktur tulang panggul (Prawirohardjo, 2014).
Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan wanita. Proses persalinan memiliki arti yang berbeda di setiap wanita, dengan belum adanya pengalaman akan memunculkan kecemasan dan ketakutan yang berlebih selama proses persalinan. Keadaan ini sering terjadi pada wanita yang pertama kali melahirkan (Wijaya, 2014).
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Sulistyowati & Nugraheny, 2013).
World Health Organization (WHO) melaporkan di seluruh dunia, sekitar 830 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi selama persalinan di tahun 2015. Untuk mengurangi angka kematian ibu melahirkan (AKI) dari 216 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi lebih sedikit dari 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 yang ditargetkan untuk


1






meningkatkan populasi. Sebagian besar kematian ibu dapat dicegah sesuai kebutuhan intervensi medis yang sudah dikenal, oleh karena itu sangat penting untuk meningkatkan akses wanita ke perawatan berkualitas sebelum, selama dan sesudah melahirkan. Pada 2016, 22% kelahiran secara global tidak dibantu oleh bidan terlatih, dokter atau perawat, dengan hanya 78% kelahiran berada di hadapan petugas kelahiran terampil (WHO, 2017).
Ibu hamil yang menjalani persalinan pada tahun 2018 terdapat 4.351.389 orang (86,28%) yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Secara nasional, indikator tersebut telah memenuhi target renstra yang sebesar 79%. Namun demikian masih terdapat
17 provinsi (50%) yang belum memenuhi target tersebut. Terdapat kesenjangan yang cukup jauh antara provinsi tertinggi yaitu 184.105 orang (102,98%) untuk DKI Jakarta dan terendah yaitu 21.081 orang(45,18%) untuk Maluku dengan standar deviasi sebesar 16% , dari data tersebut dapat disimpulkan masih banyak persalinan yang belum ditangani oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2019).
Proporsi persalinan di Fasilitas pelayanan kesehatan yaitu 79% diantaranya 4% dipolindes, 16% rumah, RS pemerintah 15%, RS swasta 18%, klinik 5%, puskesmas/pusling 12%, praktik dokter mandiri 1%, praktik bidan 29%. Kesimpulannya pertolongan persalinan sudah ditangani oleh tenaga kesehatan sebesar 93,1% dan non kesehatan 6,7% (Riskesdas, 2018).
Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi 109,65 per 100.000






kelahiran hidup pada tahun 2016 dan menurun menjadi 88,58 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017. Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu paling banyak pada tahun 2016 yaitu 32,22% diikuti dengan hipertensi dalam kehamilan sebesar 27,08%, lain-lain 21,26%, gangguan sistem peredaran darah 13,29%, infeksi 4,82% dan gangguang metabolisme 0,33%. Angka kematian ibu dijadikan pembanding untuk mengetahui angka persalinan normal tanpa komplikasi pada masa kehamilan, persalinan, serta nifas (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2018).
Penyebab angka kematian ibu diantaranya perdarahan 60-70%, infeksi nifas sekitar 20-30%, dan kematian akibat abortus dan partus lama sekitar 10- 20% (Manuaba, 2010). Penyebab kematian ibu saat bersalin yaitu perdarahan 28%, eklamsia 24%, dan infeksi 11%, sedangkan penyebab tidak langsung antara lain Kekurangan Energi Kronis (KEK) sebesar 37% dan anemia sebesar 40% pada ibu hamil (Kumalasari, 2012).
Usaha untuk mengurangi angka kematian tersebut di atas salah satu upaya yang dilakukan adalah asuhan persalinan yang baik. Persalinan yang berlangsung merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu dan bayi. Sekitar 60% kematian ibu terjadi segera setelah bayi lahir dan hampir 50% dari kematian terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan (Winkjosastro, 2010).
Persalinan cepat atau Partus presipitatus, sebagai akibat dari his yang terlalu kuat dan kurangnya pertahanan dari jalan lahir. Partus cepat sangat membahayakan bagi ibu maupun bayinya. Partus presipitatus adalah






persalinan yang berlangsung lebih pendek dari normal yang sering berlangsung antara 2-3 jam (Sastrawinata, 2012).
Partus presipitatus adalah persalinan berlangsung sangat cepat. Kemajuan cepat dari persalinan, berakhir kurang dari 3 jam dari awitan kelahiran, dan melahirkan di luar rumah sakit adalah situasi kedaruratan yang membuat terjadi peningkatan resiko komplikasi dan/atau hasil yang tidak baik pada klien/janin (Doenges, 2010).
Penyebab partus presipitatus adalah abnormalitas tahanan yang rendah pada bagian jalan lahir, abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlalu kuat, pada keadaan yang sangat jarang dijumpai oleh tidak adanya rasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak menyadari adanya proses-proses persalinan yang sangat kuat itu (Doenges, 2010).
Komplikasi yang sering pada ibu, terjadi perdarahan post partum pada kala IV. Kejadian perdarahan post partum disebabkan karena terlalu cepatnya isi dalam kavum uteri keluar, sementara otot-otot rahim belum maksimal berkontraksi (Sastrawinata, 2012).
Ada beberapa kasus persalinan dengan partus presipitatus di Indonesia diantaranya di RS Harapan kita sumberlawang sragen, berdasarkan data rekam medis tahun 2013 di RB Harapan kita sumberlawang sragen didapatkan 87 ibu bersalin terdiri dari 74 (85,0%) persalinan normal, ibu bersalin patologi 13 orang (14,9%), persalinan patologi meliputi : persalinan dengan partus presipaptus 10 orang (11,4%) (Nurhidayah, 2014).
Puskesmas Rawat Inap di Kabupaten Banjarnegara diarahkan menjadi puskesmas dengan fasilitas PONED 24 jam (dua puluh empat) jam secara






bertahap menurut Peraturan Daerah Banjarnegara nomor 18 tahun 2015 yang di undangkan pada tahun 2016, yang siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi, baik yang datang sendiri atau rujukan kada/masyarakat atau bidan di desa dan melakukan rujukan ke RS Pelayanan Obstetri Neonatus Emergency Komprehensif (PONEK) pada kasus yang tidak mampu ditangani. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di puskesmas Punggelan 1 persalinan normal pada tahun 2016 Puskesmas Punggelan dengan angka 801 (95,69%)ibu bersalin normal dan tidak ada angka kematian ibu. Persalinan normal yang ditolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2017 di Puskesmas Punggelan 1 sebanyak 433 (56,89%) persalinan normal per 761 ibu bersalin normal dan tidak ada angka kematian ibu bersalin. Selanjutnya pada tahun 2018, jumlah persalinan normal yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Punggelan 1 sebanyak 472 (61,68%) persalinan normal per 766 ibu bersalin normal dan tidak ada angka kematian ibu bersalin. Berdasarkan data yang ada bahwa kasus persalinan patolongi meliputi : persalinan dengan Partus Presipitatus 2 orang (1,4%), dan persalinan dengan serotinus 3 orang (3,4%). Walaupun kejadian persalinan dengan partus presipitatus kejadiannya hanya sedikit, namun memerlukan penanganan dengan tindakan kegawatdaruratan obstetrik khususnya ibu bersalin dengan partus presipitatus
dengan menggunakan konsep Hellen Varney.

Kewenangan bidan dalam melakukan pertolongan pada persalinan normal tercantum dalam Permenkes Nomor 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan bab III Pasal 19. Peraturan tersebut tercantum






bahwa pelayanan kesehatan ibu salah satunya adalah pelayanan persalinan normal, penjahitan luka jalan lahir derajat l dan ll, pemberian uterotinika pada manajemen aktif kala lll dan postpartum, serta penyuluhan dan konseling ibu bersalin (Kemenkes RI, 2017).
Berdasarkan data dan Latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melaksanakan studi kasus tentang “ Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologis pada Ny. B Umur 22 tahun G1P0A0H0 dengan Umur Kehamilan 38 minggu 4 dengan partus presipitatus hari di Ruang Bersalin Puskemas Punggelan 1 Banjarnegara“.


URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2507
APA Citation
MEGAWATI PUTRI. (2019). Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Potologis Pada NY.B Umur 22 Tahun G1poaoaho Umur Kehamilan 38 Minggu 4 Hari Dengan Partus Presipitatus Di Ruang Bersalin Puskesmas Punggelan 1. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/