Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas NY.Y Umur 32 Tahun P2 A0 AH2 Jam Post Partum Di RSUD HJ Anna Lasmanah Banjarnegara Ruang Teratai

XML
Pengarang
NOVIATI - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
Universitas Harapan Bangsa
Tahun Terbit
2019
Tempat Terbit
Purwokerto
Deskripsi Fisik

Abstract

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 mingu (42 hari) setelah itu. Puerperium yaitu dari kata puer yang artinya byi dan parous melahirkan. Jadi, puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti seperti pra hamil. Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama post partum sehingga pelayanan pasca persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Dewi dan Rini,. 2017)
Hampir semua perempuan dan bayi di Negara negara maju menerima perawatan post partum atau post natal, meskipun sifat dan frekuensi perawatanya bervariasi. Sedangkan di negara-negara berkembang kebutuhan untuk perawatan dan dukungan setelah melahirkan sampai saat ini masih kurang baik. Menurut pernyataan artikel Social approach to maternal deaths “Dead Women Talking initiative, india” dari 124 kematian, 82 kematian terjadi dalam periode pasca partum, dengan 52 di antaranya terjadi di 24 jam pertama setelah melahirkan. Namun, perawatan pasca partum ditemukan sangat tidak memadai baik dalam fasilitas dan dalam perawatan comunity. Perawatan post partum sebagian besar tidak dilakukan di fasilitas, wanita dibiarkan segera setelah melahirkan dan keluarga ditinggalkan untuk menjaga mereka dalam kasus komplikasi. Setelah wanita itu keluar dari fasilitas kesehatan, tampaknya tidak ada sistem mengikutinya sampai di rumah dan memberikan peralatan yang baik (World Health Organization, 2016).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan pada tahun 2016 angka kematian ibu tercatat 305 per 100.000 kelahiran. Penyebab tertinggi kematian ibu di tahun 2016 sampai pertengahan 2017 sebanyak 32 persen diakibatkan karena terjadinya pendarahan (Kemenkes RI, 2017).
Asuhan komprehensif pada masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya yang memperlukan penanganan efektif dan efesien terutama dalam 24 jam pertama. Diperkirakan 50 % dari kematian masa nifas terjadi pada saat 24 jam pertama. Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu yaitu 28 %, anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu (Depkes RI, 2016).
Pada tahun 2016 di Provinsi Jawa Tengah angka kematian ibu sebanyak 711 kasus atau sebesar 125,5 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu pada tahun 2017 sebesar 619 kasus atau 111,16 per 100.000 kelahiran hidup, penyebab utama tingginya angka kematian ibu di Jawa Tengah yaitu preeklamsia sebanyak 26,34%, penyebab kedua yaitu karena perdarahan sebanyak 21,4%, penyebab ketiga yaitu disebabkan karena gangguan sistem peredaran darah sebanyak 9,27, disebabkan karena infeksi sebesar 2,76%dan 40% penyebab lainya (Dinkes Jateng,2016).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 pasal 20 bidan memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan ibudiberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui. Pelayanan kesehatan anakdiberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak prasekolah.Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana memberikanpenyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencanadanpelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan (PermenKes RI, 2017).
Hasil studi pendahuluan yang lakukan di RSUD Hj Anna Lasmanah Kota Banjarnegara provinsi Jawa Tengah pada data kunjungan nifas bulan Januari-Desember 2017 di temukan data total ibu nifas sebanyak 2781orang, dengan kasus patologi sebanyak 552 orang. Sedangkan pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 2171 ibu nifas dengan kasus patologi sebanyak 260 orang, pada tahun 2018 terdapat 51,5 % orang yang mendapat asuhan dengan baik, namun masih terdapat 1,11% kasus komplikasi tertinggi yang disebabkan Retensio Plasenta, Anemia 0,87% , Preeklampsi Berat 0,09%, dan Hipertensi 1,70% pada tahun 2018. Hal ini menunjukan masih banyaknya ibu nifas dengan komplikasi yang membutuhkan asuhan secara komperhensif di RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara (Register RSUD Hj Anna Lasmanah,2018).
Asuhan kebidanan pada ibu nifas yang baik bagi seluruh ibu nifas tersebut harus diberikan asuhan oleh bidan atau tenaga kesehatan untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu serta untuk melakukan deteksi dini terhadap penyulit atau komplikasi pada ibu post partum yang mungkin terjadi. Berdasarkan Data diatas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Fisiologis Pada Ny.Y Umur 32 TahunP2 A0 Ah2 2 Jam Post PartumDirsud Hj Anna Lasmanah Banjarnegara Ruang Teratai.


URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2515
APA Citation
NOVIATI. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas NY.Y Umur 32 Tahun P2 A0 AH2 Jam Post Partum Di RSUD HJ Anna Lasmanah Banjarnegara Ruang Teratai. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/