Status gizi ibu hamil sangat penting untuk tercapainya kesejahteraan ibu dan janin. Seorang ibu yang sehat akan menghasilkan anak yang sehat. Status gizi ibu menjadi faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia, terutama sejak 1.000 hari pertama kehidupan, pada masa kehamilan sampai usiabayi 2 tahun (Ariyani, 2012). Ibu yang mengalami kekurangan gizi berisiko melahirkan bayi yang kekurangan gizi. Janin yang mengalami malnutrisi sejak dalam kandungan juga berisiko lebih besar untuk lahir stunting (Kurnia, 2013). Salah satu cara untuk menilai status gizi ibu adalah dengan menilai pertambahan berat badan selama kehamilan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT) prahamil, dan Lingkar Lengan Atas (LiLA) (Karima,2012). Adapun kualitas bayi adalah dengan mengukur berat dan panjang bayi pada saat lahir.
Berdasarkan penelitian Erika (2010) di Vietnam mendapatkan hasil bahwa ibu yang memiliki IMT rendah, pada umumnya memiliki risiko melahirkan bayi dengan BBLR untuk kehamilan cukup bulan, terutama ketika jumlah kenaikan berat badan kehamilan ibu < 10 kg. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yokoyama Sugimoto (2005), bahwa panjang badan bayi lahir paling dipengaruhi oleh usia kehamilan dan IMT. Wanita yang memiliki IMT
Status Gizi
Ema Wahyu Ningrum, SST., M.Kes.. (2018). Status Gizi Ibu Dan Pertumbuhan Bayi. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id