Setiap hari, dalam melaksanakan pengabdiannya seorang perawat tidak hanya berhubungan dengan pasiennya, tetapi juga dengan keluarga pasien, teman pasien, rekan kerja sesama perawat, berhubungan dengan dokter dan perawat, peraturan yang ada di tempat bekerja, beban kerja yang kadangkala dinilai tidak sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan emosionalnya. Pada kenyataannya, kebanyakan perawat di Indonesia adalah wanita. Sebagai wanita pekerja yang sudah berkeluarga, perawat wanita dituntut untuk menjalankan dua peran sekaligus, yaitu peran sebagai istri dan ibu ketika dirumah serta peran sebagai wanita pekerja ketika di tempat kerja. Tuntutan tersebut dapat menimbulkan adanya konflik pekerjaan-keluarga (work family conflict) Kondisi ini sering kali menimbulkan tekanan yang pada akhirnya menimbulkan burnout. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi burnout yaitu: konflik peran ganda, stres kerja, beban kerja dan kurangnya dukungan sosial. Seseorang terkadang tidak dapat mengatasi problem yang disebabkan oleh tekanan yang mereka alami. Mereka tidak dapat mengambil tindakan harus "menghadapi atau menghindar" (fight or flight) untuk mengurangi tekanan tersebut. Akibatnya ketegangan yang dialami dapat mengganggu kondisi emosional, proses berpikir dan kondisi fisik individu yang mengalami tekanan.
URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2529
APA Citation
Ns.Indri Heri Susanti, S.Kep, M.Kep. (2017). PENGARUH WORK FAMILY CONFLICT : BURNOUT TERHADAP BURNOUT PERAWAT WANITA. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id