Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research

Repository Universitas Harapan Bangsa.
Digital collection of academic papers, undergraduate thesis, research


Detail Cantuman

Kembali

KORELASI STRES DENGAN RESPON FISIO-PSIKOSOSIAL DAN KUALITAS TIDUR

XML
Pengarang
Ns. Murniati, S.Kep., M.Kep - Personal Name
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
LOADING LIST...
Bahasa
Indonesia
Penerbit
UHB Press
Tahun Terbit
2020
Tempat Terbit
Purwokerto
Deskripsi Fisik
v+66 hlm;15x23 cm

Abstract

Salah satu kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap orang adalah istirahat dan tidur. Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur sesuai kebutuhan, tak terkecuali pada anak-anak dan remaja. Istirahat dan tidur dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk melepaskan kelelahan baik jasmani maupun rohami, karena pada saat kita istirahat dan tidur, tubuh kita akan melakukan suatu proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga tercapai kondisi yang optimal.
Pada usia anak-anak, tidur sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik dan intelektual, sehingga kebutuhan tidur menjadi sebuah hal yang penting untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda, begitu pula pada usia anak-anak dan remaja. Rata-rata kebutuhan tidur pada usia anak pra sekolah sekitar 9,5 – 10 jam perhari, sedangkan pada anak usia remaja kebutuhan tidurnya sekitar 8,5 jam sehari (Wong, 2009). Namun, setiap orang memiliki pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda-beda, ada yang terpenuhi kebutuhannya dan ada juga yang mengalami gangguan dalam pemenuhannya.
Dua dimensi dasar dari kecukupan tidur yaitu kuantitas tidur (total waktu tidur) dan kualitas tidur. Kuantitas tidur dipengaruhi oleh waktu tidur yang terlambat, bangun lebih awal, dan latensi tidur (penundaan antara waktu tidur dan tertidur, sedangkan kualitas tidur diantaranya meliputi terbangun di malam hari, mengalami mimpi buruk, gangguan transisi tidur-bangun, dan tidur dan yang tidak teratur (Zimmerman, 2008). Masalah yang seringkali mengganggu pemenuhan tidur pada usia anak-anak dan remaja adalah adanya gangguan tidur yang terjadi. Menurut hasil penelitian Haryono dkk, (2009), gangguan tidur yang seringkali dijumpai pada anak remaja diantaranya adalah gangguan transisi bangun-tidur (62,9%).
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi istirahat dan tidur yaitu usia perkembangan, motivasi seseorang untuk tidur, keyakinan dan praktik budaya individu terkait tidur (misal co-sleeping, posisi tidur), gaya hidup dan kebiasaan (jadwal yang tidak sesuai dengan jam biologis, menonton televisi sampai malam, melakukan berbagai aktivitas sampai malam, merokok, perilaku sleep hygiene), nutrisi, faktor lingkungan, penyakit dan hospitalisasi, pengobatan dan stress psikologis (Taylor et al, 2011; DeLaune & Ladner, 2011; Saputra, 2013; & Heriana, 2014).
Sukadiyanto (2010), menyatakan bahwa individu yang mengalami stress dapat menyebabkan munculnya gejala-gejala baik fisik maupun psikologis. Secara fisik, individu dapat mengalami berbagai gangguan seperti gangguan pencernaan, sakit kepala, ketegangan otot, susah tidur, dan lain sebagainya, sedangkan secara psikologis dapat menimbulkan perasaan gugup, cemas, mudah tersinggung, gelisah, kemampuan kerja dan penampilan menurun, mudah marah, dan beberapa ada yang mengalami masalah gangguan daya ingat (Januarti, 2009). Kecemasan dan depresi yang dialami seseorang dapat meningkatkan kadar norepineprin pada darah melalui system saraf simpatetis, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pengurangan siklus tidur NREM tahap IV dan REM, serta seringnya terjaga saat tidur.
Gangguan yang terjadi selama tidur dapat memberikan dampak bagi kesehatan. Salah satunya adalah dapat memberikan dampak pada system imun. Menurut Ali et al (2013), dari hasil penelitian yang dilakukan pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa tidur memiliki peran penting sebagai pelindung dan terjadinya kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan kerentanan terhadap infeksi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa waktu tidur juga penting karena sel-sel kekebalan tubuh mempunyai respon tertinggi terhadap tantangan kekebalan pada saat malam hari dan respon terendah pada pagi hari. Kurang tidur akan membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit dan sebaliknya, tidur sangat penting bagi pemulihan terhadap sakit (Hurtado-Alvarado et al, 2013).
Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwasanya kebutuhan tidur yang ideal perlu untuk diperhatikan terutama dalam hal ini pada anak dan remaja karena gangguan tidur yang dialami dapat mengganggu kemampuan untuk berpikir jernih dan berespon cepat, serta dapat membahayakan system imun dan kardiovaskuler. Oleh karena itu, penulis menyusun hasil penelitian ini menjadi sebuah buku monograf agar dapat digunakan sebagai sumber ilmu dan acuan guna pencegahan gangguan tidur yang dapat terjadi, sehingga dapat segera dilakukan antisipasi tindakan untuk meminimalisir faktor-faktor yang dapat memengaruhi tidur pada anak dan remaja.


stres

URL : https://repository.uhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2533
APA Citation
Ns. Murniati, S.Kep., M.Kep. (2020). KORELASI STRES DENGAN RESPON FISIO-PSIKOSOSIAL DAN KUALITAS TIDUR. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id




© 2018. UPT Perpustakaan - Universitas Harapan Bangsa, Formerly STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, www.uhb.ac.id.
This software and this template are released Under GNU GPL License Version 3 II SLiMS distro version ETD
Made by The Happy Team :-D
web
statistics

SHB YPDP


https://103.189.235.100/