Perawat berperan dalam pencegahan infeksi nosokomial, karena perawat merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien dan bahan infeksius di ruang rawat. Kemampuan perawat untuk mencegah transmisi infeksi di Rumah Sakit dan upaya pencegahan adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan bermutu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan alat pelindung diri perawat dengan kejadian infeksi nosokomial di Bangsal Bedah RSUD Banyumas tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat korelasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di bangsal Bedah RSUD Banyumas. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang dibagikan kepada 24 perawat. Analisa yang digunakan adalah dengan menggunakan uji statistic chi square. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012.
Hasil penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan alat pelindung diri perawat dengan kejadian infeksi nosokomial dimana p value 0.831> 0.05. Penggunaan alat pelindung diri perawat sebanyak 23 orang (95.8%). Sedangkan pasien yang mengalami infeksi nosokomial sebanyak 1 pasien (4.2%). Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial perawat harus membiasakan diri untuk selalu menggunakan alat pelindung diri.
Kesimpulannya tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan alat pelindung diri perawat dengan kejadian infeksi nosokomial.
alat pelindung diri perawat infeksi nosokomial
Dessy Apriliana. (2012). Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri Perawat Dengan Kejadian Infeksi Nosokomial Di Bangsal Bedah RSUD Banyumas. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id