Prevalensi TBC di Indonesia pada tahun 2010 yaitu 285/100.000 penduduk. Dari data Dinas Kesehatan Banyumas ditemukan kasus TB paru pada balita tahun 2010 sebanyak 44.98% dimana kejadian terbanyak yaitu di Puskesmas Kalibagor dengan 51 balita. Namun, setelah dilakukan pra survey ke beberapa Puskesmas, pada tahun 2011 kejadian TB paru pada balita paling banyak di Puskesmas Baturraden II yaitu 24 balita.
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui gambaran faktor risiko yang mempengaruhi kejadian TB paru pada balita di wilayah kerja Puskesmas Baturraden II tahun 2011.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan retrospektif. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh, yaitu seluruh balita yang pernah menderita TB paru yang tercatat di buku register TB paru Puskesmas Baturraden II tahun 2011, yaitu 21 balita. Instrumen penelitian ini adalah master tabel dan lembar wawancara terstruktur. Jenis data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder, serta menggunakan analisis univarite.
Pada penelitian ini didapatkan hasil yang menunjukkanfaktor risiko yang mempengaruhi kejadian TB paru pada balita berdasarkan keberadaan anggota keluarga yang memiliki riwayat TB paru sebanyak 57,1%anggota keluarga tidak memilikiriwayat TB paru, status imunisasi BCG 100%, status gizi 66,7% cukup/ normal.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan mengenaigambaran faktor risiko yang mempengaruhi kejadian TB paru pada balita di wilayah kerja Puskesmas Baturraden II tahun 2011 meliputi keberadaan anggota keluarga yang memiliki riwayat TB paru, status imunisasi BCG, dan status gizi balita TB paru.
Faktor Risiko TB paru balita
Qoriatul Ngazizah. (2012). Gambaran Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Baturaden II Tahun 2011. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id