Latar Belakang : Tuberkulosis paru di negara berkembang setiap tahunnya mengalami peningkatan, angka kejadian tuberkulosis paru hampir 10 tahun Indonesia menempati urutan ke-3 sedunia. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya tuberkulosis paru yaitu faktor umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, kebiasaan merokok, kepadatan hunian kamar tidur, pencahayaan, ventilasi, kondisi rumah, kelembaban udara, status gizi, keadaan sosial ekonomi dan perilaku maka hal ini menjadi perhatian yang serius.
Tujuan : Untuk mengetahui gambaran karakteristik dan angka kejadian tuberkulosis paru di wilayah kerja puskesmas Kedungbanteng tahun 2013.
Metode : Menggunakan metode deskriptif kuantitatif berdasarkan data sekunder yang diambil dengan menggunakan teknik total sampling sebanyak 58 rekam medik di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungbanteng Tahun 2013.
Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memiliki umur ≤ 55 tahun sebanyak 44 responden (75,9%), berjenis kelamin laki-laki sebanyak 35 responden (60,3%), bekerja sebagai buruh sebanyak 30 responden (60,3%), berpendidikan dasar sebanyak 24 responden (41,4%).
Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukan Karakteristik dan angka kejadian tuberkulosis paru adalah memiliki umur ≤ 55 tahun, jenis kelamin laki-laki, berpendidikan sekolah dasar dan bekerja sebagai buruh.
Karakteristik faktor-faktor yang mempengaruhi tuberkulosis paru
Ana Lestari. (2014). Gambaran Karakteristik Dan Angka Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungbanteng Tahun 2013. (Digital collection of academic papers, undergraduate thesis & research). Retrieved from https://repository.shb.ac.id